Temanggung (ANTARA) - Produktivitas tanaman kopi jenis robusta di Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah,   meningkat pada panen 2021 dibanding tahun 2020.

Petani warga Gemawang, Daryono di Temanggung, Jumat, mengatakan peningkatan produksi kopi tahun ini didukung oleh cuaca yang bagus tahun 2020, saat masa pembuahan cuaca sangat mendukung.

"Saat berbunga cuaca cukup mendukung, yakni tidak ada hujan dan angin juga tidak terlalu kencang sehingga bunga kopinya banyak yang menjadi buah," katanya.

Baca juga: Kaum milenial di Temanggung mulai tertarik geluti kopi

Ia menuturkan hasil panen kopi di kebunnya tahun ini diperkirakan naik 20 hingga 25 persen dari panen tahun lalu. Saat ini panen masih berlangsung dan sebagian buah kopi masih di pohon.

Daryono menyebutkan dari sekitar 300 tanaman kopi miliknya tahun lalu menghasilkan 2 ton kopi merah basah, tahun ini diperkirakan naik menjadi 2,4 hingga 2,5 ton.

"Saat ini panen belum selesai, tapi kopi yang sudah dipetik sekitar 1,9 ton," katanya.

Petani lain warga Kandangan, Saryono mengatakan harga jual kopi merah basah antara Rp5.000 hingga Rp6.500 per kilogram, tergantung pada kualitas kopi.

"Kopi petik merah yang benar-benar matang bisa mencapai Rp6.500 per kilogram, kalau ada campuran kopi yang masih hijau tentu harganya lebih murah," katanya.

Menurut dia untuk mendapatkan kopi merah petani memang harus benar-benar sabar dan teliti saat panen di kebun.

Ia menyampaikan dengan petik merah kualitas kopi akan semakin bagus, selain itu rendemen kopi juga lebih baik.

"Kopi petik merah lebih berisi, kalau biasanya empat kilogram kopi basah menjadi satu kilogram biji kopi kering, tetapi kalau dipetik merah matang 3,5 kilogram bisa menjadi satu kilogram biji kopi kering," katanya. 

Baca juga: Produk mesin sangrai Temanggung diminati para pelaku kopi
Baca juga: Asupan kopi dan pengaruhnya pada volume otak

Pewarta : Heru Suyitno
Editor : Mahmudah
Copyright © ANTARA 2024