Boyolali (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Boyolali mengapresiasi masyarakat yang mendukung dan taat menerapkan gerakan "Boyolali di Rumah Saja" yang bersinergi dengan Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat guna menekan lonjakan kasus COVID-19 di wilayah itu.
"Gerakan Boyolali di Rumah Saja yang sudah dilakukan, pada Minggu (27/6) dan Minggu (4/7), respons masyarakat mendukung cukup luar biasa dan kami apresiasi karena dinilai berhasil mengurangi mobilitas dengan baik," kata Bupati Boyolali M Said Hidayat di Boyolali, Senin.
Menurut M Said, kebijakan yang diambil oleh Pemkab Boyolali tersebut selaras dengan PPKM Darurat yang telah dilakukan pemerintah pusat sebagai langkah untuk memutus mata rantai penyebaran COVID-19 di Kabupaten Boyolali. Dengan didukung semua elemen, langkah ini diharapkan menjadi langkah baik dalam penurunan kasus COVID-19.
Baca juga: Pedagang pasar tradisional sukseskan "Boyolali di Rumah Saja"
Baca juga: Tim gabungan gencarkan patroli "Boyolali di Rumah Saja"
"Kami menilai tidak hanya pemerintah saja, tetapi secara keseluruhan memberikan dukungan yang baik sehingga upaya langkah itu, semoga dapat benar-benar menjadi pencegahan COVID-19 di Kabupaten Boyolali," kata M Said.
M said mengatakan suksesnya gerakan Boyolali di Rumah Saja bersama pelaksanaan PPKM Darurat tersebut dilakukan dalam menekan angka lonjakan kasus terkonfirmasi positif COVID-19 yang semakin tinggi. Untuk itu, Pemkab Boyolali menambah kebijakan gerakan Boyolali di Rumah Saja yang dilaksanakan pada tanggal 11 dan 18 Juli 2021.
"Kami mohon sekali lagi dukungan dari masyarakat Kabupaten Boyolali secara keseluruhan, tentunya dukungan TNI dan Polri sehingga upaya langkah kami dalam gerakan Boyolali di Rumah Saja, Minggu (11/7) dan Minggu (18/7), dapat berjalan dengan lancar dan memberikan satu kemanfaatan bagi masyarakatnya," ujar M Said.
Sementara itu, Pemkab Boyolali untuk menghadapi lonjakan kasus terkonfirmasi positif COVID-19 telah menyiapkan gedung untuk digunakan tempat isolasi mandiri terpusat. Terdapat tiga gedung yang nantinya menjadi tempat isolasi bagi orang tanpa gejala (OTG) COVID-19 di Kabupaten Boyolali.
Menurut Sekretaris Daerah (Sekda) Boyolali Masruri tiga gedung yang disiapkan untuk penampung pasien OTG COVID-19 itu, yakni gedung PGRI Sungkil Desa Karanggeneng Boyolali, bekas kantor Perumda Aiar Minum Tirta Ampera terletak di belakang RSUD Pandan Arang Boyolali, dan Bunglow Selo yang khusus warga Kecamatan Selo Boyolali.
Menurut Masruri gedung PGRI Singkil disiapkan isolasi terpusat mampu menampung sebanyak 60 pasien OTG dan eks Kantor Perumda Air Minum juga dapat menampung pasien COVID-19 sebanyak 60 orang. Sedangkan, Bunglow Selo khusus untuk warga Selo dengan kapasitas 40 orang.
Selain itu, pihaknya juga telah berkoordinasi dengan Rumah Sakit Umum Daerah Pandan Arang (RSUDPA) Boyolali untuk menambah bangsal COVID-19. RS swasta juga diminta untuk menyiapkan 40 persen bangsal yang dimiliki untuk menjadi bangsal COVID-19.
"Gerakan Boyolali di Rumah Saja yang sudah dilakukan, pada Minggu (27/6) dan Minggu (4/7), respons masyarakat mendukung cukup luar biasa dan kami apresiasi karena dinilai berhasil mengurangi mobilitas dengan baik," kata Bupati Boyolali M Said Hidayat di Boyolali, Senin.
Menurut M Said, kebijakan yang diambil oleh Pemkab Boyolali tersebut selaras dengan PPKM Darurat yang telah dilakukan pemerintah pusat sebagai langkah untuk memutus mata rantai penyebaran COVID-19 di Kabupaten Boyolali. Dengan didukung semua elemen, langkah ini diharapkan menjadi langkah baik dalam penurunan kasus COVID-19.
Baca juga: Pedagang pasar tradisional sukseskan "Boyolali di Rumah Saja"
Baca juga: Tim gabungan gencarkan patroli "Boyolali di Rumah Saja"
"Kami menilai tidak hanya pemerintah saja, tetapi secara keseluruhan memberikan dukungan yang baik sehingga upaya langkah itu, semoga dapat benar-benar menjadi pencegahan COVID-19 di Kabupaten Boyolali," kata M Said.
M said mengatakan suksesnya gerakan Boyolali di Rumah Saja bersama pelaksanaan PPKM Darurat tersebut dilakukan dalam menekan angka lonjakan kasus terkonfirmasi positif COVID-19 yang semakin tinggi. Untuk itu, Pemkab Boyolali menambah kebijakan gerakan Boyolali di Rumah Saja yang dilaksanakan pada tanggal 11 dan 18 Juli 2021.
"Kami mohon sekali lagi dukungan dari masyarakat Kabupaten Boyolali secara keseluruhan, tentunya dukungan TNI dan Polri sehingga upaya langkah kami dalam gerakan Boyolali di Rumah Saja, Minggu (11/7) dan Minggu (18/7), dapat berjalan dengan lancar dan memberikan satu kemanfaatan bagi masyarakatnya," ujar M Said.
Sementara itu, Pemkab Boyolali untuk menghadapi lonjakan kasus terkonfirmasi positif COVID-19 telah menyiapkan gedung untuk digunakan tempat isolasi mandiri terpusat. Terdapat tiga gedung yang nantinya menjadi tempat isolasi bagi orang tanpa gejala (OTG) COVID-19 di Kabupaten Boyolali.
Menurut Sekretaris Daerah (Sekda) Boyolali Masruri tiga gedung yang disiapkan untuk penampung pasien OTG COVID-19 itu, yakni gedung PGRI Sungkil Desa Karanggeneng Boyolali, bekas kantor Perumda Aiar Minum Tirta Ampera terletak di belakang RSUD Pandan Arang Boyolali, dan Bunglow Selo yang khusus warga Kecamatan Selo Boyolali.
Menurut Masruri gedung PGRI Singkil disiapkan isolasi terpusat mampu menampung sebanyak 60 pasien OTG dan eks Kantor Perumda Air Minum juga dapat menampung pasien COVID-19 sebanyak 60 orang. Sedangkan, Bunglow Selo khusus untuk warga Selo dengan kapasitas 40 orang.
Selain itu, pihaknya juga telah berkoordinasi dengan Rumah Sakit Umum Daerah Pandan Arang (RSUDPA) Boyolali untuk menambah bangsal COVID-19. RS swasta juga diminta untuk menyiapkan 40 persen bangsal yang dimiliki untuk menjadi bangsal COVID-19.