Boyolali (ANTARA) - Tim Gabungan Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Boyolali bersama TNI dan polisi setempat gencar berpatroli laksanakan program "Boyolali di Rumah Saja" untuk menekan angka kasus Covid-19 di daerahnya, Jawa Tengah, Minggu.
Tim gabungan yang terdiri atas anggota Satpol PP Kabupaten Boyolali, Kodim 0724/Boyolali, Polres Boyolali, yang mengerahkan sekitar seratusan personel selain menjaga di sejumlah titik pusat keramaian, juga bergerak berpatroli ke kecamatan-kecamatan guna memastikan penerapan "Boyolali di Rumah Saja", pada Minggu (27/6).
Menurut Kepala Satpol PP Kabupaten Boyolali, Sunarno, "Kegiatan Boyolali di Rumah Saja ini, sesuai Surat Edaran (SE) Bupati Boyolali No. 300/2015/5.5/2021, tentang penutupan pusat keramaian yang berpotensi terjadinya kerumunan, khusus pada hari Minggu".
Sunarno mengatakan sesuai SE Boyolali di Rumah Saja, maka berbagai lokasi dan aktivitas yang memungkinkan ada kerumunan orang ditiadakan atau ditutup sementara, meliputi hari tanpa kendaraan bermotor, jalan-jalan, toko/mal, pasar tradisional, tujuan wisata, usaha pariwisata, pembatasan hadirin hajatan secara sangat ketat (hanya diizinkan untuk akad nikah dan khitan tanpa pengundang tamu), dan lain-lain.
"Kami selain melakukan penjagaan di titik tertentu atau di tempat keramaian juga melakukan patroli ke tempat kecamatan ramai, seperti Banyudono, Andong, dan Karanggede," katanya.
Mereka juga berkoordinasi dengan Dinas Perdagangan Kabupaten Boyolali menutup pasar-pasar tradisional selama satu hari pada Minggu ini dan 4 Juli mendatang. Di Kabupaten Boyolali ada 33 pasar tradisional pasar dan lokasi-lokasi itu sangat berpotensi terjadi menyebaran virus Korona.
"Boyolali pada hari Minggu ini, segala kegiatan yang menimbulkan kerumunan kami ditutup. Khusus hari Minggu ini, semua kegiatan tutup." katanya.
Menurut dia, pada Minggu ini ada empat warga yang menggelar hajatan dan mereka memberi penyuluhan serta mengimbau agar menunda pada waktu mendatang. Namun jika mereka masih melanjutkan kegiatan hajatan akan dibubarkan, pengatin dan keluarga diuji usap antigen.
"Semua kegiatan yang banyak pengumpulkan orang ditutup tidak terkecuali. Jadi kami tidak tebang pilih semua kegiatan yang berpotensi kerumunan ditiadakan khusus Minggu ini," katanya. Ia juga mengimbau masyarakat agar melaporkan kepada mereka jika menemukan ada aktivitas menimbulkan kerumunan di sana.
Tim gabungan yang terdiri atas anggota Satpol PP Kabupaten Boyolali, Kodim 0724/Boyolali, Polres Boyolali, yang mengerahkan sekitar seratusan personel selain menjaga di sejumlah titik pusat keramaian, juga bergerak berpatroli ke kecamatan-kecamatan guna memastikan penerapan "Boyolali di Rumah Saja", pada Minggu (27/6).
Menurut Kepala Satpol PP Kabupaten Boyolali, Sunarno, "Kegiatan Boyolali di Rumah Saja ini, sesuai Surat Edaran (SE) Bupati Boyolali No. 300/2015/5.5/2021, tentang penutupan pusat keramaian yang berpotensi terjadinya kerumunan, khusus pada hari Minggu".
Sunarno mengatakan sesuai SE Boyolali di Rumah Saja, maka berbagai lokasi dan aktivitas yang memungkinkan ada kerumunan orang ditiadakan atau ditutup sementara, meliputi hari tanpa kendaraan bermotor, jalan-jalan, toko/mal, pasar tradisional, tujuan wisata, usaha pariwisata, pembatasan hadirin hajatan secara sangat ketat (hanya diizinkan untuk akad nikah dan khitan tanpa pengundang tamu), dan lain-lain.
"Kami selain melakukan penjagaan di titik tertentu atau di tempat keramaian juga melakukan patroli ke tempat kecamatan ramai, seperti Banyudono, Andong, dan Karanggede," katanya.
Mereka juga berkoordinasi dengan Dinas Perdagangan Kabupaten Boyolali menutup pasar-pasar tradisional selama satu hari pada Minggu ini dan 4 Juli mendatang. Di Kabupaten Boyolali ada 33 pasar tradisional pasar dan lokasi-lokasi itu sangat berpotensi terjadi menyebaran virus Korona.
"Boyolali pada hari Minggu ini, segala kegiatan yang menimbulkan kerumunan kami ditutup. Khusus hari Minggu ini, semua kegiatan tutup." katanya.
Menurut dia, pada Minggu ini ada empat warga yang menggelar hajatan dan mereka memberi penyuluhan serta mengimbau agar menunda pada waktu mendatang. Namun jika mereka masih melanjutkan kegiatan hajatan akan dibubarkan, pengatin dan keluarga diuji usap antigen.
"Semua kegiatan yang banyak pengumpulkan orang ditutup tidak terkecuali. Jadi kami tidak tebang pilih semua kegiatan yang berpotensi kerumunan ditiadakan khusus Minggu ini," katanya. Ia juga mengimbau masyarakat agar melaporkan kepada mereka jika menemukan ada aktivitas menimbulkan kerumunan di sana.