Kudus (ANTARA) - PT Samator Gas Area Kudus Raya, Jawa Tengah, sebagai produsen oksigen mencatat permintaan oksigen medis dari sejumlah rumah sakit yang tersebar di enam kabupaten di Keresidenan Pati mengalami lonjakan hingga 500 persen dibandingkan sebelumnya.
"Adanya lonjakan permintaan tersebut, (kami) sempat belum bisa mencukupi kebutuhan oksigen rumah sakit karena memang skala prioritas dan masalah krisis waktu serta pendistribusiannya," kata Area Manager Kudus Raya PT Samator Gas Endi Mei Soni ditemui usai menerima kunjungan Komisi D dan B DPRD Kudus, Selasa.
Ia menjelaskan bahwa adanya lonjakan permintaan hingga 500-an persen, bisa dilihat dari kebutuhan salah satu rumah sakit yang sebelumnya hanya butuh 150 tabung per bulan dengan kapasitas 6 meter kubik per tabung, kini melonjak menjadi 100-an tabung per harinya.
Untuk kebutuhan di Kabupaten Kudus sendiri antara 7-8 ton sehari, sedangkan seluruh area wilayah kerja PT Samator Kudus Raya mencapai 20 ton.
Enam kabupaten yang menjadi wilayah pemasarannya, meliputi Kabupaten Kudus, Grobogan, Demak, Jepara, Rembang, Blora, dan Pati.
Terkait permintaan DPRD Kudus untuk memprioritaskan kebutuhan rumah sakit di Kudus, kata dia, pihaknya berupaya agar suplai gas untuk Kabupaten Kudus terpenuhi, terlebih saat ini sudah ada kebijakan kantor Kudus yang akan mendistribusikannya langsung, sedangkan sebelumnya dari pabrik yang mendistribusikan ke masing-masing rumah sakit.
"Aset kami perlahan akan ditambah, termasuk armada dan stok oksigennya. Ini proses waktu yang akan segera dicukupi, siap melayani dan peduli masyarakat itu tujuan kami. Prinsip dasar kami bukan masalah bisnis," ujarnya.
Bahkan, kata dia, saat terjadi lonjakan permintaan harga masih tetap seperti sebelum terjadi lonjakan.
Hanya saja, masing-masing rumah sakit diharapkan dukungannya untuk melakukan pengambilan oksigen menggunakan armada sendiri karena sebelumnya sudah ada beberapa rumah sakit yang melakukan hal itu. Di antaranya RS Aisyiyah Kudus yang memulai lebih dahulu, kemudian disusul rumah sakit lainnya baik di Kudus maupun di Pati.
Pihaknya hanya memiliki empat armada truk dengan kapasitas suplai setiap truknya 100 botol sehingga total 400 botol. Sedangkan kebutuhan saat ini berkisar 600-800 botol per harinya, belum termasuk oksigen likuidnya.
Baca juga: Pemprov pastikan persediaan oksigen di Jateng aman
Baca juga: PLN dukung keandalan kelistrikan RS rujukan COVID-19 dan produsen oksigen
"Adanya lonjakan permintaan tersebut, (kami) sempat belum bisa mencukupi kebutuhan oksigen rumah sakit karena memang skala prioritas dan masalah krisis waktu serta pendistribusiannya," kata Area Manager Kudus Raya PT Samator Gas Endi Mei Soni ditemui usai menerima kunjungan Komisi D dan B DPRD Kudus, Selasa.
Ia menjelaskan bahwa adanya lonjakan permintaan hingga 500-an persen, bisa dilihat dari kebutuhan salah satu rumah sakit yang sebelumnya hanya butuh 150 tabung per bulan dengan kapasitas 6 meter kubik per tabung, kini melonjak menjadi 100-an tabung per harinya.
Untuk kebutuhan di Kabupaten Kudus sendiri antara 7-8 ton sehari, sedangkan seluruh area wilayah kerja PT Samator Kudus Raya mencapai 20 ton.
Enam kabupaten yang menjadi wilayah pemasarannya, meliputi Kabupaten Kudus, Grobogan, Demak, Jepara, Rembang, Blora, dan Pati.
Terkait permintaan DPRD Kudus untuk memprioritaskan kebutuhan rumah sakit di Kudus, kata dia, pihaknya berupaya agar suplai gas untuk Kabupaten Kudus terpenuhi, terlebih saat ini sudah ada kebijakan kantor Kudus yang akan mendistribusikannya langsung, sedangkan sebelumnya dari pabrik yang mendistribusikan ke masing-masing rumah sakit.
"Aset kami perlahan akan ditambah, termasuk armada dan stok oksigennya. Ini proses waktu yang akan segera dicukupi, siap melayani dan peduli masyarakat itu tujuan kami. Prinsip dasar kami bukan masalah bisnis," ujarnya.
Bahkan, kata dia, saat terjadi lonjakan permintaan harga masih tetap seperti sebelum terjadi lonjakan.
Hanya saja, masing-masing rumah sakit diharapkan dukungannya untuk melakukan pengambilan oksigen menggunakan armada sendiri karena sebelumnya sudah ada beberapa rumah sakit yang melakukan hal itu. Di antaranya RS Aisyiyah Kudus yang memulai lebih dahulu, kemudian disusul rumah sakit lainnya baik di Kudus maupun di Pati.
Pihaknya hanya memiliki empat armada truk dengan kapasitas suplai setiap truknya 100 botol sehingga total 400 botol. Sedangkan kebutuhan saat ini berkisar 600-800 botol per harinya, belum termasuk oksigen likuidnya.
Baca juga: Pemprov pastikan persediaan oksigen di Jateng aman
Baca juga: PLN dukung keandalan kelistrikan RS rujukan COVID-19 dan produsen oksigen