Semarang (ANTARA) - PT PLN (Persero) memastikan bakal memenuhi seluruh kebutuhan listrik bagi industri pengolahan dan pemurnian mineral (smelter) di Sulawesi, komitmen PLN tersebut kembali disampaikan dalam acara 'Customer Smelter dan Stakeholder Gathering' yang digelar di Hotel Claro, Kendari, Sulawesi Tenggara pada Selasa (8/6).
Hadir dalam acara tersebut Sekretaris Daerah Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) Nur Endang Abbas; Direktur Niaga dan Manajemen Pelanggan PLN Bob Saril; Direktur Bisnis Regional Sulawesi, Maluku, Papua dan Nusa Tenggara PLN Syamsul Huda; para pelaku industri smelter di Sulawesi dan Pemerintah Daerah setempat lainnya.
Potensi nikel di Sulawesi Tenggara dan Sulawesi Tengah sangat besar dan sesuai kebijakan pemerintah, potensi tersebut harus diolah melalui industri hilir supaya dapat memberikan nilai tambah bagi perekonomian Indonesia.
Direktur Niaga dan Manajemen Pelanggan PLN, Bob Saril menyatakan, industri smelter merupakan hilirisasi nikel yang membutuhkan energi listrik yang besar dan PLN siap memenuhinya.
Hingga saat ini, terdapat 61 potensi pelanggan proyek fasilitas pengolahan dan pemurnian mineral (smelter) di Sulawesi yang kebutuhan listriknya mencapai 7.184 megavolt ampere (MVA).
"PLN sebagai perusahaan yang diberikan amanah di bidang kelistrikan di Indonesia, memiliki kewajiban untuk memenuhi kebutuhan listrik dan memberikan pelayanan terbaik untuk seluruh pelanggan, termasuk pelanggan industri smelter," tegas Bob.
Baca juga: PLN gelar Lomba Desain Rumah Sehat, Terjangkau dan Ramah Lingkungan
Bob berharap pihaknya dapat melayani dan menyediakan pasokan listrik yang andal (reliability), berkualitas (quality) dan harga yang kompetitif (price) bagi perusahaan smelter, serta memberikan produk dan layanan innovative seperti total solusi listriqu dan Renewable Energy Certificate (REC).
"Kerja sama antara PLN dan industri smelter diharapkan bisa menciptakan lapangan kerja dan mendorong roda perekonomian nasional, khususnya di Sulawesi," katanya.
Sekretaris Daerah Pemprov Sultra Nur Endang Abbas mengapresiasi komitmen PLN dalam pemenuhan kebutuhan listrik bagi industri Smelter di Sulawesi.
"Kami menyambut baik sekaligus mengapresiasi komitmen luar biasa dari PLN dalam memastikan kebutuhan listrik bagi industri Smelter di Sulawesi," kata Nur Endang.
Selain itu, Endang juga berharap dengan pasokan listrik memadai di Sulawesi Tenggara, nantinya bisa memberikan dampak serta kesejahteraan bagi masyarakat di Sulawesi Tenggara.
Baca juga: Transformasi PLN, kunci percepatan digitalisasi pembangkit
Direktur Bisnis Regional Sulawesi Maluku, Papua, dan Nusa Tenggara PLN Syamsul Huda menjelaskan sistem kelistrikan Sulawesi memiliki pasokan listrik yang memadai dan ramah lingkungan.
"Sistem kelistrikan di Sulawesi saat ini mempunyai daya mampu sebesar 2.365 MW, dengan cadangan daya 602 MW. Komposisi pasokan daya tersebut 20,34 persen dipasok dari pembangkit energi terbarukan," kata Huda.
Sesuai dengan Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2021–2030, lanjut Huda, PLN akan menambah kapasitas pembangkit sebesar 3.698 MW, dimana 58 persen merupakan EBT. Selain itu, untuk menyalurkan daya listrik tersebut PLN juga akan membangun 7.052 kilometer sirkuit (kms) Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) dengan 4.702 MVA Gardu Induk yang tersebar di seluruh Sulawesi.
Salah seorang pelaku industri Smelter Direktur PT Huady Nickel Alloy Indonesia Jos Stefan Hidecky mengucapkan terima kasih atas layanan serta pasokan listrik yang diberikan PLN.
Baca juga: PLN berhasil kelola utang secara pruden di kala pandemi
"Respons PLN dalam melayani kami sangat baik, hal tersebut dibuktikan dengan kemudahan pelayanan serta kebutuhan mengenai kelistrikan bagi smelter kami selama dua tahun berjalan aman dan andal tanpa padam sedikitpun," kata Jos.
Hadir dalam acara tersebut Sekretaris Daerah Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) Nur Endang Abbas; Direktur Niaga dan Manajemen Pelanggan PLN Bob Saril; Direktur Bisnis Regional Sulawesi, Maluku, Papua dan Nusa Tenggara PLN Syamsul Huda; para pelaku industri smelter di Sulawesi dan Pemerintah Daerah setempat lainnya.
Potensi nikel di Sulawesi Tenggara dan Sulawesi Tengah sangat besar dan sesuai kebijakan pemerintah, potensi tersebut harus diolah melalui industri hilir supaya dapat memberikan nilai tambah bagi perekonomian Indonesia.
Direktur Niaga dan Manajemen Pelanggan PLN, Bob Saril menyatakan, industri smelter merupakan hilirisasi nikel yang membutuhkan energi listrik yang besar dan PLN siap memenuhinya.
Hingga saat ini, terdapat 61 potensi pelanggan proyek fasilitas pengolahan dan pemurnian mineral (smelter) di Sulawesi yang kebutuhan listriknya mencapai 7.184 megavolt ampere (MVA).
"PLN sebagai perusahaan yang diberikan amanah di bidang kelistrikan di Indonesia, memiliki kewajiban untuk memenuhi kebutuhan listrik dan memberikan pelayanan terbaik untuk seluruh pelanggan, termasuk pelanggan industri smelter," tegas Bob.
Baca juga: PLN gelar Lomba Desain Rumah Sehat, Terjangkau dan Ramah Lingkungan
Bob berharap pihaknya dapat melayani dan menyediakan pasokan listrik yang andal (reliability), berkualitas (quality) dan harga yang kompetitif (price) bagi perusahaan smelter, serta memberikan produk dan layanan innovative seperti total solusi listriqu dan Renewable Energy Certificate (REC).
"Kerja sama antara PLN dan industri smelter diharapkan bisa menciptakan lapangan kerja dan mendorong roda perekonomian nasional, khususnya di Sulawesi," katanya.
Sekretaris Daerah Pemprov Sultra Nur Endang Abbas mengapresiasi komitmen PLN dalam pemenuhan kebutuhan listrik bagi industri Smelter di Sulawesi.
"Kami menyambut baik sekaligus mengapresiasi komitmen luar biasa dari PLN dalam memastikan kebutuhan listrik bagi industri Smelter di Sulawesi," kata Nur Endang.
Selain itu, Endang juga berharap dengan pasokan listrik memadai di Sulawesi Tenggara, nantinya bisa memberikan dampak serta kesejahteraan bagi masyarakat di Sulawesi Tenggara.
Baca juga: Transformasi PLN, kunci percepatan digitalisasi pembangkit
Direktur Bisnis Regional Sulawesi Maluku, Papua, dan Nusa Tenggara PLN Syamsul Huda menjelaskan sistem kelistrikan Sulawesi memiliki pasokan listrik yang memadai dan ramah lingkungan.
"Sistem kelistrikan di Sulawesi saat ini mempunyai daya mampu sebesar 2.365 MW, dengan cadangan daya 602 MW. Komposisi pasokan daya tersebut 20,34 persen dipasok dari pembangkit energi terbarukan," kata Huda.
Sesuai dengan Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2021–2030, lanjut Huda, PLN akan menambah kapasitas pembangkit sebesar 3.698 MW, dimana 58 persen merupakan EBT. Selain itu, untuk menyalurkan daya listrik tersebut PLN juga akan membangun 7.052 kilometer sirkuit (kms) Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) dengan 4.702 MVA Gardu Induk yang tersebar di seluruh Sulawesi.
Salah seorang pelaku industri Smelter Direktur PT Huady Nickel Alloy Indonesia Jos Stefan Hidecky mengucapkan terima kasih atas layanan serta pasokan listrik yang diberikan PLN.
Baca juga: PLN berhasil kelola utang secara pruden di kala pandemi
"Respons PLN dalam melayani kami sangat baik, hal tersebut dibuktikan dengan kemudahan pelayanan serta kebutuhan mengenai kelistrikan bagi smelter kami selama dua tahun berjalan aman dan andal tanpa padam sedikitpun," kata Jos.