Semarang (ANTARA) - PLN telah melakukan perubahan besar dalam tata kelola dan cara kerja perusahaan melalui Program Transformasi untuk mencapai visi sebagai perusahaan listrik terkemuka se-Asia Tenggara dan menjadi nomor satu pilihan pelanggan untuk solusi energi sekaligus beradaptasi dengan tantangan perubahan jaman.
Transformasi PLN memiliki empat Aspirasi yang menjadi arah perubahan PLN, yaitu Green, Lean, Innovative, dan Customer Focused.
Melalui Aspirasi Green, PLN terus meningkatkan penggunaan energi baru terbarukan untuk menghasilkan listrik; dengan Aspirasi Lean, PLN memastikan pengadaan listrik yang handal dan efisien; dengan Innovative, PLN akan memperluas sumber pendapatan baru; dan dengan Customer Focused akan menjadikan PLN sebagai pilihan nomor satu pelanggan dalam solusi energi dan mencapai 100 persen elektrifikasi.
Sejak April 2020, PLN telah meluncurkan program tersebut dan kondisi pandemi justru dijadikan momentum percepatan proses pelaksanaan transformasi PLN, pada awal peluncuran telah ditetapkan 20 program terobosan yang pada 2021 jumlahnya bertambah menjadi 24 program.
“Melalui transformasi, PLN ingin mencapai perbaikan yang berkelanjutan, baik secara operasional maupun finansial di tahun 2024. Mimpi besar ini hendaknya dikawal dengan mencurahkan segenap daya upaya dan potensi yang dimiliki oleh PLN, dengan penerapan Program Terobosan. Ini adalah pembenahan dan pembaruan, dalam penataan dan pengembangan PLN,” kata Direktur Utama PLN Zulkifli Zaini.
Dengan penerapan transformasi, laba bersih PLN telah meningkat 39,3 persen dari Rp4,27 triliun pada 2019 menjadi Rp 5,95 triliun pada 2020, sedangkan Kantor Akuntan Publik Tanudiredja, Wibisana, Rintis & Rekan (PwC Indonesia) yang mengaudit Laporan Keuangan PLN 2020 mengatakan transformasi PLN memperkuat daya tahan perusahaan di situasi pandemi, bahkan membukukan peningkatan laba bersih dengan efisiensi cara kerja.
Baca juga: PLN berhasil kelola utang secara pruden di kala pandemi
Salah satu program terobosan yang telah didorong dan dipercepat transformasi PLN di tengah pandemi ini adalah Digital Power Plant, dengan menerapkan teknologi digital pada pembangkit-pembangkit PLN.
Pada Kamis (3/6), PLN mengumumkan Digital Power Plant telah naik pada status Business as Usual (BAU) di antara 24 program terobosan yang artinya transisi ke tata kelola digital telah sukses menjadi cara baru PLN sekarang dan ke depan.
“Percepatan digitalisasi pembangkit ini telah dimulai PLN sejak tahun lalu, sebagai upaya meningkatkan keandalan, efisiensi, dan daya saing pembangkit PLN Group,” kata Zulkifli.
Total kapasitas pembangkit yang tata kelolanya menuju digital adalah sekitar 30 Giga Watt (GW) atau 75 persen dari total kapasitas pembangkit PLN dan langkah digitalisasi tersebut menjadi salah satu alasan PLN menjadi BUMN yang berhasil membukukan kenaikan laba bersih di tengah kondisi pandemi.
“Terobosan Digital Power Plant ini termasuk yang kami percepat prosesnya, mengingat unit-unit pembangkit listrik adalah infrastruktur utama perusahaan dalam menyediakan layanan kelistrikan bagi para pelanggan,” tambah Zulkifli.
Seluruh percepatan digitalisasi pembangkit, lanjutnya, sudah terimplementasi dengan baik, digitalisasi sudah berjalan di 53 unit pembangkit PLN yang operasionalnya dijalankan anak perusahaan yaitu 29 unit oleh PT Indonesia Power (PT IP) dan 24 unit pembangkit oleh PT Pembangkitan Jawa-Bali (PT PJB).
"Seluruhnya tersebar di segenap penjuru Nusantara mulai dari Sumatra, Jawa-Bali, Kalimantan, Sulawesi, Maluku, Papua dan Nusa Tenggara,” terang Wiluyo Kurdwiharto, Direktur Bisnis Regional Sumatera-Kalimantan PLN.
Baca juga: Hujan deras, PLN gerak cepat atasi gangguan padam
Ia menambahkan jumlah pembangkit terdigitalisasi terus bertambah, digitalisasi di pembangkit lain tinggal melanjutkan sesuai timeline yang sudah ditetapkan karena prosesnya tinggal melanjutkan dan mempercepat atau bisa dikatakan Program Terobosan Digital Power Plant sudah dapat dijalankan sebagai Bussiness as Usual (BAU).
Digitalisasi pembangkit PLN dilakukan di seluruh lini mulai dari pemantauan, pengendalian, dan optimalisasi pembangkit dan percepatan PLN dalam mendigitalkan tata kelola pembangkitnya di tengah pandemi ini bertujuan meningkatkan keandalan, efisiensi, serta daya saing pembangkit PLN melalui penggunaan platform digital.
Dari sisi keandalan sistem, terimplementasinya Program Terobosan Digital Power Plant ini meningkatkan faktor kesiapan (EAF) sekaligus menurunkan tingkat pemadaman (EFOR).
Selain itu, akan ada efisiensi generator dan konsumsi bahan bakarnya (NPHR); mengefisienkan beban operasional perusahaan; dan peningkatan keandalan akan berpengaruh pada peningkatan kualitas layanan kelistrikan kepada para pelanggan PLN.
Transformasi PLN memiliki empat Aspirasi yang menjadi arah perubahan PLN, yaitu Green, Lean, Innovative, dan Customer Focused.
Melalui Aspirasi Green, PLN terus meningkatkan penggunaan energi baru terbarukan untuk menghasilkan listrik; dengan Aspirasi Lean, PLN memastikan pengadaan listrik yang handal dan efisien; dengan Innovative, PLN akan memperluas sumber pendapatan baru; dan dengan Customer Focused akan menjadikan PLN sebagai pilihan nomor satu pelanggan dalam solusi energi dan mencapai 100 persen elektrifikasi.
Sejak April 2020, PLN telah meluncurkan program tersebut dan kondisi pandemi justru dijadikan momentum percepatan proses pelaksanaan transformasi PLN, pada awal peluncuran telah ditetapkan 20 program terobosan yang pada 2021 jumlahnya bertambah menjadi 24 program.
“Melalui transformasi, PLN ingin mencapai perbaikan yang berkelanjutan, baik secara operasional maupun finansial di tahun 2024. Mimpi besar ini hendaknya dikawal dengan mencurahkan segenap daya upaya dan potensi yang dimiliki oleh PLN, dengan penerapan Program Terobosan. Ini adalah pembenahan dan pembaruan, dalam penataan dan pengembangan PLN,” kata Direktur Utama PLN Zulkifli Zaini.
Dengan penerapan transformasi, laba bersih PLN telah meningkat 39,3 persen dari Rp4,27 triliun pada 2019 menjadi Rp 5,95 triliun pada 2020, sedangkan Kantor Akuntan Publik Tanudiredja, Wibisana, Rintis & Rekan (PwC Indonesia) yang mengaudit Laporan Keuangan PLN 2020 mengatakan transformasi PLN memperkuat daya tahan perusahaan di situasi pandemi, bahkan membukukan peningkatan laba bersih dengan efisiensi cara kerja.
Baca juga: PLN berhasil kelola utang secara pruden di kala pandemi
Salah satu program terobosan yang telah didorong dan dipercepat transformasi PLN di tengah pandemi ini adalah Digital Power Plant, dengan menerapkan teknologi digital pada pembangkit-pembangkit PLN.
Pada Kamis (3/6), PLN mengumumkan Digital Power Plant telah naik pada status Business as Usual (BAU) di antara 24 program terobosan yang artinya transisi ke tata kelola digital telah sukses menjadi cara baru PLN sekarang dan ke depan.
“Percepatan digitalisasi pembangkit ini telah dimulai PLN sejak tahun lalu, sebagai upaya meningkatkan keandalan, efisiensi, dan daya saing pembangkit PLN Group,” kata Zulkifli.
Total kapasitas pembangkit yang tata kelolanya menuju digital adalah sekitar 30 Giga Watt (GW) atau 75 persen dari total kapasitas pembangkit PLN dan langkah digitalisasi tersebut menjadi salah satu alasan PLN menjadi BUMN yang berhasil membukukan kenaikan laba bersih di tengah kondisi pandemi.
“Terobosan Digital Power Plant ini termasuk yang kami percepat prosesnya, mengingat unit-unit pembangkit listrik adalah infrastruktur utama perusahaan dalam menyediakan layanan kelistrikan bagi para pelanggan,” tambah Zulkifli.
Seluruh percepatan digitalisasi pembangkit, lanjutnya, sudah terimplementasi dengan baik, digitalisasi sudah berjalan di 53 unit pembangkit PLN yang operasionalnya dijalankan anak perusahaan yaitu 29 unit oleh PT Indonesia Power (PT IP) dan 24 unit pembangkit oleh PT Pembangkitan Jawa-Bali (PT PJB).
"Seluruhnya tersebar di segenap penjuru Nusantara mulai dari Sumatra, Jawa-Bali, Kalimantan, Sulawesi, Maluku, Papua dan Nusa Tenggara,” terang Wiluyo Kurdwiharto, Direktur Bisnis Regional Sumatera-Kalimantan PLN.
Baca juga: Hujan deras, PLN gerak cepat atasi gangguan padam
Ia menambahkan jumlah pembangkit terdigitalisasi terus bertambah, digitalisasi di pembangkit lain tinggal melanjutkan sesuai timeline yang sudah ditetapkan karena prosesnya tinggal melanjutkan dan mempercepat atau bisa dikatakan Program Terobosan Digital Power Plant sudah dapat dijalankan sebagai Bussiness as Usual (BAU).
Digitalisasi pembangkit PLN dilakukan di seluruh lini mulai dari pemantauan, pengendalian, dan optimalisasi pembangkit dan percepatan PLN dalam mendigitalkan tata kelola pembangkitnya di tengah pandemi ini bertujuan meningkatkan keandalan, efisiensi, serta daya saing pembangkit PLN melalui penggunaan platform digital.
Dari sisi keandalan sistem, terimplementasinya Program Terobosan Digital Power Plant ini meningkatkan faktor kesiapan (EAF) sekaligus menurunkan tingkat pemadaman (EFOR).
Selain itu, akan ada efisiensi generator dan konsumsi bahan bakarnya (NPHR); mengefisienkan beban operasional perusahaan; dan peningkatan keandalan akan berpengaruh pada peningkatan kualitas layanan kelistrikan kepada para pelanggan PLN.