Purwokerto (ANTARA) - Dokter Spesialis Anak dr. Agus Fitrianto, Sp.A. mengingatkan bahwa program pencegahan kekerdilan harus tetap menjadi prioritas meskipun di tengah pandemi COVID-19.

"Isu 'stunting' (kekerdilan) jangan sampai tenggelam dengan adanya pandemi COVID-19, program pencegahan 'stunting', terutama di pelayanan primer jangan sampai menurun," katanya di Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, Selasa.

Dokter yang praktik di RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo itu, menjelaskan optimalisasi posyandu, penggunaan buku kesehatan ibu dan anak (KIA) dan cakupan pelayanan imunisasi dasar harus terus diintensifkan guna mendukung upaya pencegahan kekerdilan.

"Meskipun saat ini sedang kondisi pandemi COVID-19 namun pemantauan tumbuh dan kembang anak tetap wajib dilaksanakan," katanya.

Dia menambahkan bahwa peringatan Hari Anak Internasional setiap 1 Juni bisa menjadi momentum tepat untuk makin menggencarkan program pencegahan kekerdilan.

"Indonesia sudah memiliki kurva standar pertumbuhan nasional sendiri. Sudah disosialisasikan oleh Pengurus Pusat Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI). Ketika berbicara 'stunting' di Indonesia kita perlu mengonfirmasinya dengan kurva standar tersebut," katanya.

Baca juga: Kudus targetkan 2023 bisa bebas kasus "stunting"

Dia menambahkan untuk menyukseskan program pencegahan kekerdilan, maka perlu digencarkan sosialisasi agar orang tua terus memantau tumbuh kembang anak.

"Program posyandu dan pelayanan kesehatan ibu dan anak di puskesmas bisa tetap dilaksanakan dengan menerapkan protokol kesehatan secara disiplin. Bisa juga dengan merujuk pada buku panduan pelayanan kesehatan balita pada masa tanggap darurat COVID-19 terbitan Kemenkes tahun 2020," katanya.

Dia mengingatkan bahwa masalah kekerdilan dapat menyebabkan perkembangan otak anak menjadi tidak maksimal.

"'Stunting' adalah indikator kekurangan energi dan protein dalam waktu lama atau malnutrisi kronik," katanya.

Dia mengatakan kekerdilan paling umum terjadi dalam rentang usia 0-2 tahun.

"Padahal rentang usia tersebut adalah periode penting di mana otak sedang berkembang secara pesat sehingga kalau anak 'stunting' dipastikan perkembangan otaknya juga tidak maksimal sehingga anak harus sembuh dari 'stunting'," katanya.

Dia mengapresiasi program pemerintah yang tengah fokus untuk menciptakan SDM unggul.

"Untuk menciptakan SDM unggul dan berdaya saing berarti harus mengatasi masalah 'stunting'," katanya.

Baca juga: Perangi tengkes, anggota DPR RI safari gemarikan perangi di Magelang
Baca juga: Budi daya lele dukung ikut perangi stunting


Pewarta : Wuryanti Puspitasari
Editor : Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2024