Magelang (ANTARA) - Wali Kota Magelang Muchammad Nur Aziz mendorong para peserta pelatihan ketrampilan di Balai Latihan Kerja Dinas Tenaga Kerja setempat inovatif dalam memasarkan produksinya memanfaatkan kemajuan teknologi informasi.
"Kalau tidak punya tempat (untuk buka usaha, red.) jadi panggilan, manfaatkan media online, memang tidak mudah karena berhadapan pada persaingan global, tapi yakinlah pasti bisa," katanya di Magelang, Selasa, di hadapan peserta pelatihan ketrampilan di BLK Disnaker Kota Magelang, Jawa Tengah.
Peserta pelatihan, ujarnya, harus mencari cara terbaik menawarkan kemampuan diri maupun hasil usaha produksinya kepada pasar.
Baca juga: 128 peserta ikuti pelatihan kerja di BLK Boyolali
Ia menjelaskan program pelatihan di BLK dijalani peserta bukan sekadar mendapatkan ilmu atau pelajaran, akan tetapi mampu mengoptimalkan kemampuan diri sesuai dengan kompetensi masing-masing.
"Tidak hanya dapat ilmu yang jadi pelajaran, tapi kalian punya modal tangan, kaki, mata, dan otak. Kalau ingin dihargai jadilah orang yang berhasil. Orang berhasil pasti tekun. Kalau gagal, usaha, ulangi lagi, atau pindah usaha. Kalau pantang menyerah pasti berhasil," katanya.
Aziz yang dokter spesialis penyakit dalam itu menceritakan perjalanan hidupnya sejak mahasiswa, menekuni profesi dokter, hingga menjadi wali kota setempat. Muchammad Nur Aziz-M. Mansyur dilantik sebagai Wali Kota-Wakil Wali Kota Magelang oleh Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, 26 Februari 2021.
Ia mengaku sejak mahasiswa sudah sambil berdagang, menerima order mengetik skripsi. Lulus kuliah dan kemudian menjadi dokter, ia bertugas di pedalaman hutan Pulau Kalimantan dan bahkan melanjutkan pendidikan dokter spesialis dan konsultan.
"Menjadi wali kota, saya melalui perjalanan panjang. Lulus jadi dokter langsung tugas di pedalaman hutan Kalimantan. Saya juga masih sekolah lagi, karena saya tidak putus harapan, saya berpikir ke depan," ucapnya.
Pada kesempatan itu, ia menyampaikan bahwa program pelatihan pekerja itu seiring dengan visi menciptakan pengusaha baru minimal satu orang per rukun tetangga di daerah itu. Program itu dilaksanakan dengan tidak meninggalkan perhatian terhadap kegiatan produksi kalangan pelaku usaha kecil.
"Kalian harus semangat, berdoa, hemat, dan bersedekah kalau ingin membuka 'pintu langit' rejeki," ucapnya.
Kepala Disnaker Kota Magelang Gunadi Wirawan menambahkan pelatihan dibagi dua kategori, yakni kompetensi dan kewirausahaan. Ada empat pelatihan, yakni tata boga, kecantikan, servis sepeda motor/mekanik, dan menjahit. Jumlah peserta 64 orang, meliputi 44 orang dari Kota Magelang dan sisanya luar daerah tersebut.
Pelatihan itu dibiayai APBN untuk kompetensi masa kerja 30-40 kerja, sedangkan kewirausahaan 15 hari. Selama pelatihan, mereka mendapat fasilitas, seperti kudapan, makan siang, baju kerja, dan uang transpor masing-masing Rp25.000.
Gelombang berikutnya, katanya, akan dibuka program pelatihan pemasaran daring, servis ponsel, dan salon spa. Untuk peserta kompetensi, mereka akan mendapatkan sertifikat dari Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP).
Ia menjelaskan tujuan pelatihan menekan angka pengangguran di Kota Magelang. Pada 2020, rasio pengangguran di daerah setempat 8,59 persen atau sekitar 6.000-7.000 orang, sedangkan pada 2019 tercatat 4,4 persen atau sekitar 2.500 orang.
Baca juga: Legislator nilai perlu BLK khusus difabel agar pekerja lebih terampil
Baca juga: Pelatihan setir mobil gratis di BLK Kudus dianggarkan Rp160 juta
"Kalau tidak punya tempat (untuk buka usaha, red.) jadi panggilan, manfaatkan media online, memang tidak mudah karena berhadapan pada persaingan global, tapi yakinlah pasti bisa," katanya di Magelang, Selasa, di hadapan peserta pelatihan ketrampilan di BLK Disnaker Kota Magelang, Jawa Tengah.
Peserta pelatihan, ujarnya, harus mencari cara terbaik menawarkan kemampuan diri maupun hasil usaha produksinya kepada pasar.
Baca juga: 128 peserta ikuti pelatihan kerja di BLK Boyolali
Ia menjelaskan program pelatihan di BLK dijalani peserta bukan sekadar mendapatkan ilmu atau pelajaran, akan tetapi mampu mengoptimalkan kemampuan diri sesuai dengan kompetensi masing-masing.
"Tidak hanya dapat ilmu yang jadi pelajaran, tapi kalian punya modal tangan, kaki, mata, dan otak. Kalau ingin dihargai jadilah orang yang berhasil. Orang berhasil pasti tekun. Kalau gagal, usaha, ulangi lagi, atau pindah usaha. Kalau pantang menyerah pasti berhasil," katanya.
Aziz yang dokter spesialis penyakit dalam itu menceritakan perjalanan hidupnya sejak mahasiswa, menekuni profesi dokter, hingga menjadi wali kota setempat. Muchammad Nur Aziz-M. Mansyur dilantik sebagai Wali Kota-Wakil Wali Kota Magelang oleh Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, 26 Februari 2021.
Ia mengaku sejak mahasiswa sudah sambil berdagang, menerima order mengetik skripsi. Lulus kuliah dan kemudian menjadi dokter, ia bertugas di pedalaman hutan Pulau Kalimantan dan bahkan melanjutkan pendidikan dokter spesialis dan konsultan.
"Menjadi wali kota, saya melalui perjalanan panjang. Lulus jadi dokter langsung tugas di pedalaman hutan Kalimantan. Saya juga masih sekolah lagi, karena saya tidak putus harapan, saya berpikir ke depan," ucapnya.
Pada kesempatan itu, ia menyampaikan bahwa program pelatihan pekerja itu seiring dengan visi menciptakan pengusaha baru minimal satu orang per rukun tetangga di daerah itu. Program itu dilaksanakan dengan tidak meninggalkan perhatian terhadap kegiatan produksi kalangan pelaku usaha kecil.
"Kalian harus semangat, berdoa, hemat, dan bersedekah kalau ingin membuka 'pintu langit' rejeki," ucapnya.
Kepala Disnaker Kota Magelang Gunadi Wirawan menambahkan pelatihan dibagi dua kategori, yakni kompetensi dan kewirausahaan. Ada empat pelatihan, yakni tata boga, kecantikan, servis sepeda motor/mekanik, dan menjahit. Jumlah peserta 64 orang, meliputi 44 orang dari Kota Magelang dan sisanya luar daerah tersebut.
Pelatihan itu dibiayai APBN untuk kompetensi masa kerja 30-40 kerja, sedangkan kewirausahaan 15 hari. Selama pelatihan, mereka mendapat fasilitas, seperti kudapan, makan siang, baju kerja, dan uang transpor masing-masing Rp25.000.
Gelombang berikutnya, katanya, akan dibuka program pelatihan pemasaran daring, servis ponsel, dan salon spa. Untuk peserta kompetensi, mereka akan mendapatkan sertifikat dari Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP).
Ia menjelaskan tujuan pelatihan menekan angka pengangguran di Kota Magelang. Pada 2020, rasio pengangguran di daerah setempat 8,59 persen atau sekitar 6.000-7.000 orang, sedangkan pada 2019 tercatat 4,4 persen atau sekitar 2.500 orang.
Baca juga: Legislator nilai perlu BLK khusus difabel agar pekerja lebih terampil
Baca juga: Pelatihan setir mobil gratis di BLK Kudus dianggarkan Rp160 juta