Solo (ANTARA) - Tingkat kunjungan Taman Balekambang Solo mulai meningkat seiring dengan kebijakan pelonggaran atas pembatasan aktivitas masyarakat di masa pandemi COVID-19.
"Sebetulnya kami mulai buka untuk umum pada tanggal 28 Desember 2020. Saat buka pertama pascapenutupan sementara akibat pandemi rata-rata pengunjung di bawah 100 orang/hari," kata Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) Taman Balekambang Sumeh di Solo, Selasa.
Ia mengatakan angka tersebut mulai meningkat di bulan Januari menjadi sekitar 200 orang/hari dan saat ini angka kunjungan kembali meningkat secara signifikan. Pihaknya mencatat untuk saat ini di hari Senin-Jumat jumlah pengunjung di kisaran 250 orang/hari, sedangkan di hari Minggu mencapai 650 orang/hari.
Baca juga: Pemprov Jateng tindak tegas objek wisata abai protokol kesehatan
"Memang kalau jumlah pengunjung mulai banyak tetapi belum signifikan seperti dulu. Kalau dulu di hari biasa bisa sekitar 2.500-3.000 orang/hari, sedangkan di hari Minggu bisa mencapai 5.000-7.500 orang/hari, tergantung ada event apa," katanya.
Mengenai kenaikan angka kunjungan tersebut, ia memperkirakan karena adanya kebijakan pelonggaran atas sejumlah pembatasan dan dilakukannya program vaksinasi sehingga masyarakat mulai berani untuk beraktivitas.
Selain itu, dengan adanya pelonggaran tersebut sejumlah pertunjukan di Taman Balekambang juga mulai mendatangkan penonton secara langsung. Ia mengatakan salah satunya ketoprak, jika biasanya digelar secara daring, mulai minggu lalu digelar dengan penonton langsung.
"Sampai dengan awal Maret kami gelar 'live streaming', tanpa penonton. Mulai malam minggu kemarin ditonton 100-125 orang, saat ini aturannya maksimum ditonton oleh 200 orang. Kami masih tetap menerapkan protokol kesehatan secara ketat, anak di bawah 5 tahun, ibu hamil, dan orang tua tidak boleh masuk," katanya.
Untuk pertunjukan Sendratari Ramayana juga akan mulai diselenggarakan dengan penonton langsung. Ia mengatakan jika ketoprak diselenggarakan satu pekan sekali setiap Sabtu malam, untuk Sendratari Ramayana diselenggarakan setiap bulan sekali di tanggal 19.
"Kalau Ramayana selama pandemi COVID-19 sebetulnya masih mendatangkan penonton langsung dengan jumlah penonton yang kami batasi, tapi di bulan Januari-Februari kami sempat adanya secara 'live streaming' saja. Jika di hari normal bisa sampai 3.500 orang, selama pandemi maksimum 500 orang," katanya.
Meski demikian, dikatakannya, untuk pertunjukan Sendratari Ramayana di tahun 2020 jika seharusnya diselenggarakan sebanyak 13 kali, akibat pandemi COVID-19 hanya diselenggarakan sebanyak tujuh kali.
Sementara itu, untuk kegiatan masyarakat yang biasanya diselenggarakan di Taman Balekambang, seperti acara pernikahan, dikatakannya, selama pandemi COVID-19 belum diizinkan.
"Sebetulnya kalau permintaan dari masyarakat cukup banyak, seperti acara pernikahan dan foto 'prewedding', namun saat kami sampaikan ke gugus tugas ternyata belum diperbolehkan. Ya kami mengikuti saja," katanya.
Baca juga: Objek wisata di Jateng diminta terapkan pembayaran nontunai
Baca juga: Banyumas kembangkan TESDA sebagai tujuan wisata
"Sebetulnya kami mulai buka untuk umum pada tanggal 28 Desember 2020. Saat buka pertama pascapenutupan sementara akibat pandemi rata-rata pengunjung di bawah 100 orang/hari," kata Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) Taman Balekambang Sumeh di Solo, Selasa.
Ia mengatakan angka tersebut mulai meningkat di bulan Januari menjadi sekitar 200 orang/hari dan saat ini angka kunjungan kembali meningkat secara signifikan. Pihaknya mencatat untuk saat ini di hari Senin-Jumat jumlah pengunjung di kisaran 250 orang/hari, sedangkan di hari Minggu mencapai 650 orang/hari.
Baca juga: Pemprov Jateng tindak tegas objek wisata abai protokol kesehatan
"Memang kalau jumlah pengunjung mulai banyak tetapi belum signifikan seperti dulu. Kalau dulu di hari biasa bisa sekitar 2.500-3.000 orang/hari, sedangkan di hari Minggu bisa mencapai 5.000-7.500 orang/hari, tergantung ada event apa," katanya.
Mengenai kenaikan angka kunjungan tersebut, ia memperkirakan karena adanya kebijakan pelonggaran atas sejumlah pembatasan dan dilakukannya program vaksinasi sehingga masyarakat mulai berani untuk beraktivitas.
Selain itu, dengan adanya pelonggaran tersebut sejumlah pertunjukan di Taman Balekambang juga mulai mendatangkan penonton secara langsung. Ia mengatakan salah satunya ketoprak, jika biasanya digelar secara daring, mulai minggu lalu digelar dengan penonton langsung.
"Sampai dengan awal Maret kami gelar 'live streaming', tanpa penonton. Mulai malam minggu kemarin ditonton 100-125 orang, saat ini aturannya maksimum ditonton oleh 200 orang. Kami masih tetap menerapkan protokol kesehatan secara ketat, anak di bawah 5 tahun, ibu hamil, dan orang tua tidak boleh masuk," katanya.
Untuk pertunjukan Sendratari Ramayana juga akan mulai diselenggarakan dengan penonton langsung. Ia mengatakan jika ketoprak diselenggarakan satu pekan sekali setiap Sabtu malam, untuk Sendratari Ramayana diselenggarakan setiap bulan sekali di tanggal 19.
"Kalau Ramayana selama pandemi COVID-19 sebetulnya masih mendatangkan penonton langsung dengan jumlah penonton yang kami batasi, tapi di bulan Januari-Februari kami sempat adanya secara 'live streaming' saja. Jika di hari normal bisa sampai 3.500 orang, selama pandemi maksimum 500 orang," katanya.
Meski demikian, dikatakannya, untuk pertunjukan Sendratari Ramayana di tahun 2020 jika seharusnya diselenggarakan sebanyak 13 kali, akibat pandemi COVID-19 hanya diselenggarakan sebanyak tujuh kali.
Sementara itu, untuk kegiatan masyarakat yang biasanya diselenggarakan di Taman Balekambang, seperti acara pernikahan, dikatakannya, selama pandemi COVID-19 belum diizinkan.
"Sebetulnya kalau permintaan dari masyarakat cukup banyak, seperti acara pernikahan dan foto 'prewedding', namun saat kami sampaikan ke gugus tugas ternyata belum diperbolehkan. Ya kami mengikuti saja," katanya.
Baca juga: Objek wisata di Jateng diminta terapkan pembayaran nontunai
Baca juga: Banyumas kembangkan TESDA sebagai tujuan wisata