Kudus (ANTARA) - Pemerintah Desa Temulus, Kecamatan Mejobo, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, mulai merintis wisata air dengan memanfaatkan potensi alam yang ada, mulai dari sungai hingga rawa-rawa sebagai upaya memberdayakan masyarakat agar semakin sejahtera.
"Kami sudah merintis wisata air awal tahun 2020 dengan memanfaatkan Sungai Jeratun, sedangkan saat musim penghujan memanfaatkan rawa-rawa yang debit airnya meningkat sehingga tampak luas dan bisa digunakan untuk wisata perahu," kata Kepala Desa Temulus Suharto di Kudus, Jumat.
Hasilnya, kata dia, mendapatkan respons positif masyarakat dari berbagai daerah, karena di Kabupaten Kudus memang jarang tersedia wisata air. Penggarapan wisata alam tersebut juga melibatkan masyarakat yang dibuatkan wadah berupa kelompok sadar wisata.
Meskipun objek wisatanya masih berupa rintisan, tetapi sudah ada beberapa pengembangan di sekitar lokasi, mulai dari penyediaan spot swafoto, tempat bermain, tempat istirahat hingga tiga unit perahu yang siap melayani pengunjung untuk berputar-putar sekitar rawa.
Sementara saat musim kemarau, wisata perahunya dialihkan di Sungai Jeratun yang airnya masih tetap tersedia, meskipun kemarau.
"Kami juga sudah berkoordinasi dengan Balai Besar Wilayah Sungai Pemali Juana untuk mengajukan izin pengelolaan wisata air. Mudah-mudahan dalam waktu dekat sudah ada izinnya," ujarnya.
Ketika sudah mengantongi izin resmi, rencananya akan ada pengembangan mulai dari hutan desa, tempat parkir, akses jalan serta sarana pendukung lainnya dengan menggunakan anggaran dari berbagai sumber.
Pemerintah desa setempat juga sudah mengajukan anggaran untuk rintisan desa wisata sebesar Rp100 juta dari provinsi. Rencananya akan digunakan untuk pengadaan perahu, kereta, alat pemotong rumput, dan generator set (genset) karena belum tersedia jaringan listrik.
"Kami sudah merintis wisata air awal tahun 2020 dengan memanfaatkan Sungai Jeratun, sedangkan saat musim penghujan memanfaatkan rawa-rawa yang debit airnya meningkat sehingga tampak luas dan bisa digunakan untuk wisata perahu," kata Kepala Desa Temulus Suharto di Kudus, Jumat.
Hasilnya, kata dia, mendapatkan respons positif masyarakat dari berbagai daerah, karena di Kabupaten Kudus memang jarang tersedia wisata air. Penggarapan wisata alam tersebut juga melibatkan masyarakat yang dibuatkan wadah berupa kelompok sadar wisata.
Meskipun objek wisatanya masih berupa rintisan, tetapi sudah ada beberapa pengembangan di sekitar lokasi, mulai dari penyediaan spot swafoto, tempat bermain, tempat istirahat hingga tiga unit perahu yang siap melayani pengunjung untuk berputar-putar sekitar rawa.
Sementara saat musim kemarau, wisata perahunya dialihkan di Sungai Jeratun yang airnya masih tetap tersedia, meskipun kemarau.
"Kami juga sudah berkoordinasi dengan Balai Besar Wilayah Sungai Pemali Juana untuk mengajukan izin pengelolaan wisata air. Mudah-mudahan dalam waktu dekat sudah ada izinnya," ujarnya.
Ketika sudah mengantongi izin resmi, rencananya akan ada pengembangan mulai dari hutan desa, tempat parkir, akses jalan serta sarana pendukung lainnya dengan menggunakan anggaran dari berbagai sumber.
Pemerintah desa setempat juga sudah mengajukan anggaran untuk rintisan desa wisata sebesar Rp100 juta dari provinsi. Rencananya akan digunakan untuk pengadaan perahu, kereta, alat pemotong rumput, dan generator set (genset) karena belum tersedia jaringan listrik.