Cilacap (ANTARA) - Pemerintah secara masif mendorong implementasi teknologi "Refuse Derived Fuel" (RDF) untuk menyelesaikan permasalahan sampah di berbagai wilayah Indonesia, kata Direktur Pengelolaan Sampah Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Novrizal Tahar.
RDF merupakan salah satu teknik penanganan sampah dengan mengubah sampah menjadi sesuatu yang bermanfaat yaitu bahan bakar.
"Kami bahkan melihat potensi besar RDF sebagai salah satu cara untuk mencapai kemampuan pengelolaan sampah 100 persen pada tahun 2025," katanya saat Webinar "Sinergi Pemerintah dan Swasta dalam Peningkatan Pengelolaan Sampah Menjadi Energi Terbarukan di Fasilitas RDF Cilacap" di Cilacap, Jawa Tengah, Rabu.
Webinar tersebut diselenggarakan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Pemerintah Provinsi Jawa Tengah, Pemerintah Kabupaten Cilacap, PT Solusi Bangun Indonesia Tbk (Semen Indonesia Group), serta PT Unilever Indonesia Tbk.
Dalam kesempatan tersebut juga dilakukan peluncuran kesepakatan bersama antara Pemkab Cilacap dan PT Unilever Indonesia Tbk dalam rangka peningkatan pengelolaan pemanfaatan sampah domestik di Kabupaten Cilacap.
Lebih lanjut, Novrizal mengatakan penyelesaian masalah sampah bukan hanya tugas pemerintah tetapi harus melibatkan semua pihak.
"Tidak hanya tugas pemerintah, kolaborasi yang lebih erat dengan seluruh pemangku kepentingan, khususnya pihak swasta, dapat menjadikan teknologi ini sebagai pendorong pertumbuhan ekonomi sirkular melalui prinsip pengelolaan sampah berkelanjutan," katanya.
Baca juga: Pemkab Cilacap dan PT SBI jalin kerja sama pengelolaan sampah
Sementara itu, Head of Corporate Affairs and Sustainability PT Unilever Indonesia Tbk Nurdiana Darus mengatakan sebagai perusahaan yang memiliki komitmen kuat untuk membantu mengatasi permasalahan sampah, Unilever Indonesia turut mengurai permasalahan sampah mulai dari hulu ke hilir rantai bisnis perusahaan itu melalui berbagai bentuk kolaborasi.
"Dengan semangat #MariBerbagiPeran Sayangi Bumi, hari ini (3/3) kami mengukuhkan kerja sama dengan pemerintah dan sesama pihak produsen, yaitu SBI (Solusi Bangun Indonesia) di dalam fasilitas RDF Jeruk Legi. Sebuah langkah sinergis untuk bersama-sama berbagi peranan dalam mengatasi masalah sampah kemasan plastik di bagian hilir pengolahan sampah," katanya.
Sejak November 2020, pihaknya berkomitmen membantu Pemerintah Kabupaten Cilacap untuk meningkatkan kapasitas pengolahan sampah menjadi RDF di fasilitas RDF Jeruk Legi dari semula sebanyak 120 ton per hari pada tahun 2020 menjadi lebih dari 200 ton/hari dalam lima tahun ke depan.
Melalui kontribusi yang diwujudkan dalam pengadaan armada angkutan sampah, pihaknya akan membantu meningkatkan kapasitas sampah terolah di fasilitas RDF Jeruk Legi dari yang semula hanya melayani Kota Cilacap pada tahun 2020, ke kecamatan lain di Kabupaten Cilacap meliputi Kroya, Sidareja, dan Majenang.
Nurdiana mengharapkan kolaborasi antara Pemkab Cilacap dengan Unilever Indonesia dan SBI dapat menginspirasi pihak swasta untuk turut mendorong pasokan dan permintaan yang akhirnya mampu mendukung laju penerapan RDF sebagai tonggak baru pengelolaan sampah di Indonesia.
"Kami percaya seluruh pihak memiliki andil untuk membuat perubahan. Untuk itu, #MariBerbagiPeran Sayangi Bumi," katanya.
Direktur Manufaktur PT Solusi Bangun Indonesia Tbk Lilik Unggul Raharjo mengatakan pihaknya memanfatkan bahan bakar alternatif dari sampah yang dihasilkan dari fasilitas pengolahan sampah atau RDF milik Pemkab Cilacap.
"Ini langkah nyata PT Solusi Bangun Indonesia Tbk membantu untuk menjaga lingkungan agar tetap berkelanjutan serta menciptakan ekonomi sirkular. Kerja sama SBI dengan Unilever Indonesia mencerminkan sinergi yang saling melengkapi," katanya.
Dalam hal ini, kata dia, Unilever Indonesia berperan membantu Pemkab Cilacap dalam pengumpulan dan pengangkutan sampah terolah pascakonsumsi sebagai bahan baku RDF, sementara pihaknya berperan dalam memproses sampah tersebut guna menghasilkan RDF berkualitas yang kemudian diserap oleh sejumlah pabrik SBI sebagai sumber energi ramah lingkungan.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Cilacap Awaluddin Muuri mengatakan teknologi RDF diibaratkan seperti sebuah mobil yang bisa menambah kecepatan.
"Saat ini, stok sampah di fasilitas RDF Jeruk Legi bisa dikatakan belum maksimal. Dengan adanya kerja sama antara Pemkab Cilacap, Unilever Indonesia, dan SBI, kami percaya pengumpulan sampah akan menjadi lebih masif sehingga kapasitas mesin RDF juga nantinya akan dapat lebih ditingkatkan," katanya.
Fasilitas RDF di Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Desa Tritih Lor, Kecamatan Jeruklegi, Kabupaten Cilacap, yang diresmikan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut B Pandjaitan pada 21 Juli 2020 merupakan TPST pertama di Indonesia yang menghasilkan sumber energi terbarukan dengan teknologi RDF, yaitu teknologi yang mengolah sampah menjadi energi biomassa yang selanjutnya digunakan sebagai sumber energi terbarukan rendah emisi untuk mengggantikan batu bara pada proses pembakaran di pabrik industri semen dan pembangkit listrik tenaga uap.
Baca juga: Pengolahan sampah terpadu segera beroperasi di Cilacap
RDF merupakan salah satu teknik penanganan sampah dengan mengubah sampah menjadi sesuatu yang bermanfaat yaitu bahan bakar.
"Kami bahkan melihat potensi besar RDF sebagai salah satu cara untuk mencapai kemampuan pengelolaan sampah 100 persen pada tahun 2025," katanya saat Webinar "Sinergi Pemerintah dan Swasta dalam Peningkatan Pengelolaan Sampah Menjadi Energi Terbarukan di Fasilitas RDF Cilacap" di Cilacap, Jawa Tengah, Rabu.
Webinar tersebut diselenggarakan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Pemerintah Provinsi Jawa Tengah, Pemerintah Kabupaten Cilacap, PT Solusi Bangun Indonesia Tbk (Semen Indonesia Group), serta PT Unilever Indonesia Tbk.
Dalam kesempatan tersebut juga dilakukan peluncuran kesepakatan bersama antara Pemkab Cilacap dan PT Unilever Indonesia Tbk dalam rangka peningkatan pengelolaan pemanfaatan sampah domestik di Kabupaten Cilacap.
Lebih lanjut, Novrizal mengatakan penyelesaian masalah sampah bukan hanya tugas pemerintah tetapi harus melibatkan semua pihak.
"Tidak hanya tugas pemerintah, kolaborasi yang lebih erat dengan seluruh pemangku kepentingan, khususnya pihak swasta, dapat menjadikan teknologi ini sebagai pendorong pertumbuhan ekonomi sirkular melalui prinsip pengelolaan sampah berkelanjutan," katanya.
Baca juga: Pemkab Cilacap dan PT SBI jalin kerja sama pengelolaan sampah
Sementara itu, Head of Corporate Affairs and Sustainability PT Unilever Indonesia Tbk Nurdiana Darus mengatakan sebagai perusahaan yang memiliki komitmen kuat untuk membantu mengatasi permasalahan sampah, Unilever Indonesia turut mengurai permasalahan sampah mulai dari hulu ke hilir rantai bisnis perusahaan itu melalui berbagai bentuk kolaborasi.
"Dengan semangat #MariBerbagiPeran Sayangi Bumi, hari ini (3/3) kami mengukuhkan kerja sama dengan pemerintah dan sesama pihak produsen, yaitu SBI (Solusi Bangun Indonesia) di dalam fasilitas RDF Jeruk Legi. Sebuah langkah sinergis untuk bersama-sama berbagi peranan dalam mengatasi masalah sampah kemasan plastik di bagian hilir pengolahan sampah," katanya.
Sejak November 2020, pihaknya berkomitmen membantu Pemerintah Kabupaten Cilacap untuk meningkatkan kapasitas pengolahan sampah menjadi RDF di fasilitas RDF Jeruk Legi dari semula sebanyak 120 ton per hari pada tahun 2020 menjadi lebih dari 200 ton/hari dalam lima tahun ke depan.
Melalui kontribusi yang diwujudkan dalam pengadaan armada angkutan sampah, pihaknya akan membantu meningkatkan kapasitas sampah terolah di fasilitas RDF Jeruk Legi dari yang semula hanya melayani Kota Cilacap pada tahun 2020, ke kecamatan lain di Kabupaten Cilacap meliputi Kroya, Sidareja, dan Majenang.
Nurdiana mengharapkan kolaborasi antara Pemkab Cilacap dengan Unilever Indonesia dan SBI dapat menginspirasi pihak swasta untuk turut mendorong pasokan dan permintaan yang akhirnya mampu mendukung laju penerapan RDF sebagai tonggak baru pengelolaan sampah di Indonesia.
"Kami percaya seluruh pihak memiliki andil untuk membuat perubahan. Untuk itu, #MariBerbagiPeran Sayangi Bumi," katanya.
Direktur Manufaktur PT Solusi Bangun Indonesia Tbk Lilik Unggul Raharjo mengatakan pihaknya memanfatkan bahan bakar alternatif dari sampah yang dihasilkan dari fasilitas pengolahan sampah atau RDF milik Pemkab Cilacap.
"Ini langkah nyata PT Solusi Bangun Indonesia Tbk membantu untuk menjaga lingkungan agar tetap berkelanjutan serta menciptakan ekonomi sirkular. Kerja sama SBI dengan Unilever Indonesia mencerminkan sinergi yang saling melengkapi," katanya.
Dalam hal ini, kata dia, Unilever Indonesia berperan membantu Pemkab Cilacap dalam pengumpulan dan pengangkutan sampah terolah pascakonsumsi sebagai bahan baku RDF, sementara pihaknya berperan dalam memproses sampah tersebut guna menghasilkan RDF berkualitas yang kemudian diserap oleh sejumlah pabrik SBI sebagai sumber energi ramah lingkungan.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Cilacap Awaluddin Muuri mengatakan teknologi RDF diibaratkan seperti sebuah mobil yang bisa menambah kecepatan.
"Saat ini, stok sampah di fasilitas RDF Jeruk Legi bisa dikatakan belum maksimal. Dengan adanya kerja sama antara Pemkab Cilacap, Unilever Indonesia, dan SBI, kami percaya pengumpulan sampah akan menjadi lebih masif sehingga kapasitas mesin RDF juga nantinya akan dapat lebih ditingkatkan," katanya.
Fasilitas RDF di Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Desa Tritih Lor, Kecamatan Jeruklegi, Kabupaten Cilacap, yang diresmikan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut B Pandjaitan pada 21 Juli 2020 merupakan TPST pertama di Indonesia yang menghasilkan sumber energi terbarukan dengan teknologi RDF, yaitu teknologi yang mengolah sampah menjadi energi biomassa yang selanjutnya digunakan sebagai sumber energi terbarukan rendah emisi untuk mengggantikan batu bara pada proses pembakaran di pabrik industri semen dan pembangkit listrik tenaga uap.
Baca juga: Pengolahan sampah terpadu segera beroperasi di Cilacap