Semarang (ANTARA) - PLN memenuhi kebutuhan listrik untuk operasional Kereta Rel Listrik (KRL) Jogja-Solo sebagai komitmen PLN dalam mendukung penggunaan energi yang ramah lingkungan sekaligus mendukung infrastruktur strategis dan fasilitas umum yang melayani masyarakat.
“Ini merupakan komitmen PLN untuk terus mendukung penggunaan energi bersih. Dengan peralihan dari diesel ke energi listrik, diharapkan dapat mengurangi ketergantungan terhadap bahan bakar fosil serta membantu menciptakan lingkungan yang lebih green,” kata Executive Vice President Komunikasi Korporat dan CSR PLN Agung Murdifi.
PLN melayani PT Kereta Api Indonesia Commuter untuk operasional KRL Jogja-Solo dengan daya 44.320 kiloVolt Ampere (kVA), kebutuhan listrik tersebut digunakan untuk kebutuhan listrik traksi KRL Jogja-Solo yang melintasi Stasiun Yogyakarta, Lempuyangan, Maguwo, Brambanan, Srowot, Klaten, Ceper, Delanggu, Gawok, Purwosari, dan Solo Balapan dengan jarak kurang lebih 60 kilometer.
KRL Jogja – Solo memiliki 20 perjalanan KRL yang setiap harinya beroperasi di lintas Yogyakarta –Solo PP dengan waktu tempuh perjalanan KRL rata-rata sekitar 68 menit atau lebih cepat waktunya dibandingkan perjalanan KA Prameks terdahulu dengan waktu tempuh rata-rata selama 75 menit dengan pemberhentian di 7 stasiun.
Dalam jumlah kapasitas pengguna, setiap perjalanan KRL lebih banyak dalam melayani penggunanya, dengan jumlah 4 kereta di setiap satu rangkaian kereta, KRL pada masa normal dapat melayani 1.600 orang dalam satu kali perjalanan, namun dalam masa pandemi ini KAI Commuter mengatur kapasitas pengguna sebanyak 74 orang perkereta. Kecepatan maksimal perjalanan KRL ini bisa mencapai 90 km/jam, sedangkan kecepatan maksimal perjalanan KA Prameks secepat 78-80 km/jam.
Beroperasinya KRL Jogja-Solo berbasis energi listrik ini akan menggantikan operasional Kereta Api terdahulu yaitu Prambanan Ekspres atau Prameks. KRL Jogja-Solo diharapkan dapat mendukung pariwisata dengan transportasi umum massal yang lebih ramah lingkungan.
“Ini merupakan komitmen PLN untuk terus mendukung penggunaan energi bersih. Dengan peralihan dari diesel ke energi listrik, diharapkan dapat mengurangi ketergantungan terhadap bahan bakar fosil serta membantu menciptakan lingkungan yang lebih green,” kata Executive Vice President Komunikasi Korporat dan CSR PLN Agung Murdifi.
PLN melayani PT Kereta Api Indonesia Commuter untuk operasional KRL Jogja-Solo dengan daya 44.320 kiloVolt Ampere (kVA), kebutuhan listrik tersebut digunakan untuk kebutuhan listrik traksi KRL Jogja-Solo yang melintasi Stasiun Yogyakarta, Lempuyangan, Maguwo, Brambanan, Srowot, Klaten, Ceper, Delanggu, Gawok, Purwosari, dan Solo Balapan dengan jarak kurang lebih 60 kilometer.
KRL Jogja – Solo memiliki 20 perjalanan KRL yang setiap harinya beroperasi di lintas Yogyakarta –Solo PP dengan waktu tempuh perjalanan KRL rata-rata sekitar 68 menit atau lebih cepat waktunya dibandingkan perjalanan KA Prameks terdahulu dengan waktu tempuh rata-rata selama 75 menit dengan pemberhentian di 7 stasiun.
Dalam jumlah kapasitas pengguna, setiap perjalanan KRL lebih banyak dalam melayani penggunanya, dengan jumlah 4 kereta di setiap satu rangkaian kereta, KRL pada masa normal dapat melayani 1.600 orang dalam satu kali perjalanan, namun dalam masa pandemi ini KAI Commuter mengatur kapasitas pengguna sebanyak 74 orang perkereta. Kecepatan maksimal perjalanan KRL ini bisa mencapai 90 km/jam, sedangkan kecepatan maksimal perjalanan KA Prameks secepat 78-80 km/jam.
Beroperasinya KRL Jogja-Solo berbasis energi listrik ini akan menggantikan operasional Kereta Api terdahulu yaitu Prambanan Ekspres atau Prameks. KRL Jogja-Solo diharapkan dapat mendukung pariwisata dengan transportasi umum massal yang lebih ramah lingkungan.