Kudus (ANTARA) -
Sebagian korban banjir mengungsi di gereja dan kelenteng di Desa Tanjung Karang, Kecamatan Jati, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah.
Camat Jati Andreas Wahyu di Kudus, Minggu, mengatakan bahwa di Desa Tanjung Karang korban banjir mengungsi di kompleks Gereja Kristen Muria Indonesia (GKMI), balai desa, dan aula kelenteng.
Menurut dia, warga yang mengungsi di Balai Desa Tanjung Karang sudah pulang karena genangan di permukiman mereka sudah surut.
Korban banjir yang masih bertahan di GKMI Tanjung Karang dan aula Kelenteng Tanjung Karang, menurut Andreas, masing-masing 48 orang dan 36 orang.
Menanggapi foto yang beredar di media sosial yang menunjukkan seorang pengungsi Muslim shalat di GKMI, Andreas mengatakan, "Toleransi umat beragama di desa setempat memang cukup bagus, sudah banyak kegiatan yang dilaksanakan bersama dari berbagai umat beragama. Tentunya menjadi hal biasa bagi warga desa sekitar melihat pemandangan seperti itu".
GKMI Tanjung Karang menjadi salah satu posko pengungsian di Desa Tanjung Karang sejak 31 Januari 2021.
Andreas menambahkan, warga Desa Tanjung Karang antara lain meliputi Suku Jawa, Suku Batak, dan keturunan Tionghoa dan mereka biasa bahu-membahu melaksanakan berbagai kegiatan di kampung.
Baca juga: Mulai berkurang, jumlah pengungsi akibat banjir di Kudus
Baca juga: Anak-anak korban banjir di Kudus ikut "trauma healing"
Camat Jati Andreas Wahyu di Kudus, Minggu, mengatakan bahwa di Desa Tanjung Karang korban banjir mengungsi di kompleks Gereja Kristen Muria Indonesia (GKMI), balai desa, dan aula kelenteng.
Menurut dia, warga yang mengungsi di Balai Desa Tanjung Karang sudah pulang karena genangan di permukiman mereka sudah surut.
Korban banjir yang masih bertahan di GKMI Tanjung Karang dan aula Kelenteng Tanjung Karang, menurut Andreas, masing-masing 48 orang dan 36 orang.
Menanggapi foto yang beredar di media sosial yang menunjukkan seorang pengungsi Muslim shalat di GKMI, Andreas mengatakan, "Toleransi umat beragama di desa setempat memang cukup bagus, sudah banyak kegiatan yang dilaksanakan bersama dari berbagai umat beragama. Tentunya menjadi hal biasa bagi warga desa sekitar melihat pemandangan seperti itu".
GKMI Tanjung Karang menjadi salah satu posko pengungsian di Desa Tanjung Karang sejak 31 Januari 2021.
Andreas menambahkan, warga Desa Tanjung Karang antara lain meliputi Suku Jawa, Suku Batak, dan keturunan Tionghoa dan mereka biasa bahu-membahu melaksanakan berbagai kegiatan di kampung.
Baca juga: Mulai berkurang, jumlah pengungsi akibat banjir di Kudus
Baca juga: Anak-anak korban banjir di Kudus ikut "trauma healing"