Semarang (ANTARA) -
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengenang Supriyanto atau yang akrab disapa Prie GS sebagai sosok budayawan yang memiliki kecerdasan luar biasa.

"Kami turut berduka, saya agak kaget karena beberapa waktu ini saya melihat Mas Prie kok masih sehat. Jadi saya tidak tahu kapan sakitnya, dan tadi pagi saya dikabari beliau meninggal tentu saya berdoa untuk beliau mudah-mudahan seluruh dosa-dosanya diampuni dan husnul khotimah," kata Ganjar saat melayat di rumah duka, Semarang, Jumat.

Gubernur Ganjar mengaku banyak memiliki kenangan yang diingat dari mendiang, salah satunya adalah ketika Prie GS menyebut Ganjar tidak cocok jadi Gubernur Jateng.

Baca juga: Budayawan Prie GS wafat

Ganjar juga teringat pada momen saat dirinya berada dalam sebuah acara debat Pilkada Jateng.

Saat itu, lanjut dia, mendiang Prie GS melemparkan pertanyaan tentang apa arti keluarga baginya.

"Kemudian saya lari dari panggung, saya ketemu istri anak saya, saya cium karena dia lagi di kursi penonton dan saya tidak jawab apa-apa. Setelah itu Mas Prie ngomong cerita, setelah debat itu dia sampaikan, 'ngertio aku rasido takon, jawabanmu ki marakke teksek'," kenang Ganjar.

Menurut Ganjar, ucapan-ucapan mendiang itu lho kecerdasan-kecerdasan yang luar biasa.
Selain itu, Ganjar juga melihat sosok Prie GS sebagai budayawan kritis yang paparannya disampaikan sesuai kondisi riil.

"Atau (misalnya) menunjukkan bagaimana kanal banjir yang ada di Semarang waktu dibangun itu bagus bersih dan tiba-tiba ada orang lagi buang air besar difoto sama dia. Jadi cerita-cerita yang disampaikan selalu menarik, dan tentu masyarakat Jateng, masyarakat Indonesia kehilangan seorang Prie GS," ujarnya.

Seperti diwartakan, budayawan Prie GS meninggal dunia di Rumah Sakit Colombia Asia, Kota Semarang, Jumat, pukul 06.37 WIB.
Berdasarkan informasi yang diperoleh, budayawan kelahiran Kendal pada 56 tahun yang lalu itu meninggal akibat penyakit jantung.

Jenazah almarhum rencananya dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Bergota 2 Semarang Jumat siang ini juga setelah disemayamkan di rumah duka. 

Pewarta : Wisnu Adhi Nugroho
Editor : Mahmudah
Copyright © ANTARA 2024