Semarang (ANTARA) -
"Kalau itu bisa dilakukan, maka sebenarnya potensinya sangat besar. Dan di Buddha itu setahun minimal ada lima perayaan keagamaan, bayangkan saja akan ada sekian juta orang yang akan berkunjung ke Borobudur dan itu bisa berkali-kali dalam setahun," katanya di Semarang, Minggu.
Ganjar mengungkapkan bahwa usulan Candi Borobudur menjadi tempat ibadah umat Buddha dunia sudah menjadi idenya sejak lama.
Baca juga: Tahun 2020, pengunjung Candi Borobudur turun drastis akibat COVID-19
Pada awal masa tugasnya sebagai Gubernur Jateng periode pertama, dirinya pernah menyampaikan ide tersebut kepada Wakil Presiden Budiono ketika menghadiri perayaan Hari Waisak di Candi Borobudur.
"Tapi saat itu belum ada tindak lanjutnya. Pak Menag menyampaikan itu dan ini berita yang sangat menggembirakan," ujarnya.
Menurut Ganjar, potensi menjadikan Candi Borobudur sebagai rumah ibadah Buddha dunia sangat besar, apalagi dirinya pernah berbicara dengan para biksu serta orang-orang yang aktif di organisasi agama Buddha.
Dari obrolan itu, lanjut dia, diketahui ada sekitar 5 juta umat Buddha dunia yang sangat aktif sehingga dengan demikian maka nilai religiusitas di kawasan candi Buddha itu semakin kuat, termasuk sisi pergaulan antaragama dan pergaulan dengan masyarakat internasional.
Ganjar berharap Menag merangkul semua pihak yang berkepentingan untuk berkomunikasi yakni Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) diajak duduk bareng dan saling mendukung agar masyarakat menjadi paham.
"Saya kira langkah-langkahnya harus disiapkan dengan baik, dan kelompok masyarakat yang ada di sana harus diajak bicara agar memahami pada keputusan ini. Pada prinsipnya saya mendukung karena ini bagus sekali," katanya.
Seperti diwartakan, Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas ingin menjadikan Candi Borobudur sebagai rumah ibadah umat Buddha di dunia dan menegaskan siap memfasilitasi umat Buddha untuk mewujudkan hal itu. (LHP)
Baca juga: Gegara pandemi kehidupan seniman Borobudur penuh dengan ketidakpastian
Baca juga: Jalan dari Bandara NYIA ke Borobudur dilebarkan
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mendukung penuh rencana Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas menjadikan Candi Borobudur menjadi rumah ibadah bagi umat Buddha di dunia.
"Kalau itu bisa dilakukan, maka sebenarnya potensinya sangat besar. Dan di Buddha itu setahun minimal ada lima perayaan keagamaan, bayangkan saja akan ada sekian juta orang yang akan berkunjung ke Borobudur dan itu bisa berkali-kali dalam setahun," katanya di Semarang, Minggu.
Ganjar mengungkapkan bahwa usulan Candi Borobudur menjadi tempat ibadah umat Buddha dunia sudah menjadi idenya sejak lama.
Baca juga: Tahun 2020, pengunjung Candi Borobudur turun drastis akibat COVID-19
Pada awal masa tugasnya sebagai Gubernur Jateng periode pertama, dirinya pernah menyampaikan ide tersebut kepada Wakil Presiden Budiono ketika menghadiri perayaan Hari Waisak di Candi Borobudur.
"Tapi saat itu belum ada tindak lanjutnya. Pak Menag menyampaikan itu dan ini berita yang sangat menggembirakan," ujarnya.
Menurut Ganjar, potensi menjadikan Candi Borobudur sebagai rumah ibadah Buddha dunia sangat besar, apalagi dirinya pernah berbicara dengan para biksu serta orang-orang yang aktif di organisasi agama Buddha.
Dari obrolan itu, lanjut dia, diketahui ada sekitar 5 juta umat Buddha dunia yang sangat aktif sehingga dengan demikian maka nilai religiusitas di kawasan candi Buddha itu semakin kuat, termasuk sisi pergaulan antaragama dan pergaulan dengan masyarakat internasional.
Ganjar berharap Menag merangkul semua pihak yang berkepentingan untuk berkomunikasi yakni Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) diajak duduk bareng dan saling mendukung agar masyarakat menjadi paham.
"Saya kira langkah-langkahnya harus disiapkan dengan baik, dan kelompok masyarakat yang ada di sana harus diajak bicara agar memahami pada keputusan ini. Pada prinsipnya saya mendukung karena ini bagus sekali," katanya.
Seperti diwartakan, Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas ingin menjadikan Candi Borobudur sebagai rumah ibadah umat Buddha di dunia dan menegaskan siap memfasilitasi umat Buddha untuk mewujudkan hal itu. (LHP)
Baca juga: Gegara pandemi kehidupan seniman Borobudur penuh dengan ketidakpastian
Baca juga: Jalan dari Bandara NYIA ke Borobudur dilebarkan