Magelang (ANTARA) - Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Magelang, Jawa Tengah mendorong para guru menguasai berbagai metode pembelajaran untuk diterapkan dalam kegiatan belajar mengajar secara daring di tengah pandemi COVID-19 supaya materi pelajaran efektif dipahami siswa.
"Dengan berbagai metode yang dikuasai guru ketika pembelajaran tatap muka, bisa diaplikasikan dalam pembelajaran daring di masa pandemi ini," kata Kepala Disdikbud Kota Magelang Agus Sujito dalam keterangan tertulis Bagian Protokol dan Komunikasi Pimpinan Pemerintah Kota Magelang di Magelang, Jumat.
Ia mengemukakan tentang pentingnya para guru di daerah itu memahami dengan baik penggunaan metode pembelajaran yang sesuai dengan kondisi para siswanya.
Baca juga: Legislator: Profesi guru harus mendapat apresiasi yang baik
Selain itu, ujarnya, mereka juga harus mampu mengoptimalkan konsentrasi siswa pada 20 menit pertama pembelajaran jarak jauh.
"Jika tidak, guru akan menghadapi siswa yang tidak bergairah sepanjang pelajaran daring itu,” katanya.
Berbagai inovasi metode pembelajaran, kata dia, juga harus dilakukan guru agar KBM secara daring tetap menarik, menyenangkan, dan materinya tersampaikan secara optimal kepada siswa.
"Yang muaranya siswa memahami dan mengerti materi pelajaran," katanya.
Ia mengatakan di tengah pandemi COVID-19 guru bisa menciptakan metode baru KBM daring, antara lain untuk menyesuaikan dengan aplikasi yang digunakan, durasi, media, alat peraga, dan rentang waktu siswa mengerjakan tugas.
Pada guru, katanya, bisa menggunakan berbagai aplikasi digital yang sesuai dengan kemampuan mereka dan siswa. Sejauh ini, banyak guru mengajak siswa menggunakan aplikasi SiPintar, RumahBelajar, Google Form, atau Google Classroom.
Tidak jarang pula, katanya, para guru menggunakan aplikasi Zoom untuk bertatap muka atau melakukan "review" mandiri sebagai pengganti penilaian harian. Bahkan, bila para guru membutuhkan penilaian fisik, terkadang meminta para siswa mengirimkan dokumen berupa video.
“Tidak monoton dengan menggunakan satu metode pembelajaran. Tidak setiap pembelajaran daring siswa hanya diminta membaca buku materi dan menjawab soal-soal kemudian melaporkan kepada guru melalui foto tugas atau mengisi form,” katanya.
Ia mengakui bahwa pembelajaran jarak jauh bukan hal mudah, baik bagi siswa, guru, maupun orang tua. Oleh karena itu, perlunya komunikasi yang intensif di antara ketiga unsur tersebut.
"Dengan memaksimalkan metode pembelajaran, jangan sampai anak justru merasa jenuh karena merasa tidak ada waktu untuk istirahat. Guru juga harus menghindari jangan sampai orang tua merasa terbebani ketika anaknya mendapat tugas, terutama di tingkat SD dan prasekolah, seperti PAUD dan TK," katanya.
Pada semester genap 2020/2021 ini, pihaknya lebih intensif memantau pelaksanaan pembelajaran jarak jauh di sekolah-sekolah, terlebih menghadapi Asesmen Kompetensi Minimal(AKM) sebagai pengganti ujian nasional.
Pihak sekolah dan guru, kata dia, harus ekstra dalam menyiapkan siswa menghadapi ujian itu.
"Semoga para guru selalu semangat dan inovatif dalam memaksimalkan PJJ serta mengajak siswa kelas VI SD dan kelas IX SMP untuk konsentrasi menghadapi ujian nasional, meskipun nantinya masih dilaksanakan secara 'online',” demikian Agus Sujito.
Baca juga: Tata kelola pendidikan harus dibenahi untuk tingkatkan mutu guru
Baca juga: Disdik: Kreativitas guru dibutuhkan di tengah pandemi
"Dengan berbagai metode yang dikuasai guru ketika pembelajaran tatap muka, bisa diaplikasikan dalam pembelajaran daring di masa pandemi ini," kata Kepala Disdikbud Kota Magelang Agus Sujito dalam keterangan tertulis Bagian Protokol dan Komunikasi Pimpinan Pemerintah Kota Magelang di Magelang, Jumat.
Ia mengemukakan tentang pentingnya para guru di daerah itu memahami dengan baik penggunaan metode pembelajaran yang sesuai dengan kondisi para siswanya.
Baca juga: Legislator: Profesi guru harus mendapat apresiasi yang baik
Selain itu, ujarnya, mereka juga harus mampu mengoptimalkan konsentrasi siswa pada 20 menit pertama pembelajaran jarak jauh.
"Jika tidak, guru akan menghadapi siswa yang tidak bergairah sepanjang pelajaran daring itu,” katanya.
Berbagai inovasi metode pembelajaran, kata dia, juga harus dilakukan guru agar KBM secara daring tetap menarik, menyenangkan, dan materinya tersampaikan secara optimal kepada siswa.
"Yang muaranya siswa memahami dan mengerti materi pelajaran," katanya.
Ia mengatakan di tengah pandemi COVID-19 guru bisa menciptakan metode baru KBM daring, antara lain untuk menyesuaikan dengan aplikasi yang digunakan, durasi, media, alat peraga, dan rentang waktu siswa mengerjakan tugas.
Pada guru, katanya, bisa menggunakan berbagai aplikasi digital yang sesuai dengan kemampuan mereka dan siswa. Sejauh ini, banyak guru mengajak siswa menggunakan aplikasi SiPintar, RumahBelajar, Google Form, atau Google Classroom.
Tidak jarang pula, katanya, para guru menggunakan aplikasi Zoom untuk bertatap muka atau melakukan "review" mandiri sebagai pengganti penilaian harian. Bahkan, bila para guru membutuhkan penilaian fisik, terkadang meminta para siswa mengirimkan dokumen berupa video.
“Tidak monoton dengan menggunakan satu metode pembelajaran. Tidak setiap pembelajaran daring siswa hanya diminta membaca buku materi dan menjawab soal-soal kemudian melaporkan kepada guru melalui foto tugas atau mengisi form,” katanya.
Ia mengakui bahwa pembelajaran jarak jauh bukan hal mudah, baik bagi siswa, guru, maupun orang tua. Oleh karena itu, perlunya komunikasi yang intensif di antara ketiga unsur tersebut.
"Dengan memaksimalkan metode pembelajaran, jangan sampai anak justru merasa jenuh karena merasa tidak ada waktu untuk istirahat. Guru juga harus menghindari jangan sampai orang tua merasa terbebani ketika anaknya mendapat tugas, terutama di tingkat SD dan prasekolah, seperti PAUD dan TK," katanya.
Pada semester genap 2020/2021 ini, pihaknya lebih intensif memantau pelaksanaan pembelajaran jarak jauh di sekolah-sekolah, terlebih menghadapi Asesmen Kompetensi Minimal(AKM) sebagai pengganti ujian nasional.
Pihak sekolah dan guru, kata dia, harus ekstra dalam menyiapkan siswa menghadapi ujian itu.
"Semoga para guru selalu semangat dan inovatif dalam memaksimalkan PJJ serta mengajak siswa kelas VI SD dan kelas IX SMP untuk konsentrasi menghadapi ujian nasional, meskipun nantinya masih dilaksanakan secara 'online',” demikian Agus Sujito.
Baca juga: Tata kelola pendidikan harus dibenahi untuk tingkatkan mutu guru
Baca juga: Disdik: Kreativitas guru dibutuhkan di tengah pandemi