Jakarta (ANTARA) - Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama DKI Jakarta mengajak seluruh elemen masyarakat menciptakan suasana kondusif dan tidak memprovokasi umat usai penyerangan anggota ormas terhadap anggota kepolisian.
"Pernyataan sikap PWNU DKI Jakarta terkait penyerangan anggota ormas kepada Polri mengajak semua elemen bangsa terutama para tokoh agama dan tokoh masyarakat di Jakarta, agar dapat menciptakan suasana yang kondusif, tidak terprovokasi dan memprovokasi umat," kata Ketua PWNU DKI Jakarta, Samsul Ma'arif melalui keterangan tertulis di Jakarta, Senin.
Samsul juga mengutuk seluruh bentuk kekerasan ataupun intimidasi terhadap media massa yang dilakukan oknum ormas di Jakarta.
Hal lainnya, PWNU DKI mendukung langkah tegas Polri menindak oknum ormas dalam upaya menegakkan hukum di Indonesia yang tetap berpedoman pada prinsip "justice before the law".
Sementara itu, kuasa hukum Rizieq Shihab, Aziz Yanuar meragukan keterangan yang menyebut bahwa anggota Laskar Pembela Islam (LPI) membawa senjata api dan menggunakannya untuk menyerang polisi.
"Kalau senjata api kita dari kuasa hukum meragukan dan tidak meyakini hal tersebut. Tidak ada, karena menurut informasi yang kami dapat tidak ada senjata api," ujar Aziz.
Sedangkan menjawab pertanyaan wartawan tentang senjata tajam, Aziz menyatakan belum bisa berkomemtar lebih lanjut karena akan mengecek terlebih dulu.
"Tapi menurut hemat kami tidak seharusnya sajam direspon dengan senpi apalagi sampai menimbulkan kematian," ucap Aziz.
Sebelumnya, petugas Polda Metro Jaya menembak enam orang pengikut Rizieq Shihab lantaran menyerang dengan senjata api terhadap petugas yang tengah melakukan penyelidikan.
"Terhadap kelompok MRS yang melakukan penyerangan kepada kepada anggota dilakukan tindakan tegas dan meninggal dunia sebanyak enam orang," kata Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Fadil Imran.
Fadil menjelaskan kejadian itu terjadi pada Senin dini hari sekitar pukul 00.30 WIB di Jalan Tol Jakarta-Cikampek KM50.
Kejadian berawal saat petugas menyelidiki informasi soal pengerahan massa saat dilakukan pemeriksaan terhadap Rizieq di Mapolda Metro Jaya.
"Ketika anggota Polda Metro Jaya mengikuti kendaraan yg diduga adalah pengikut MRS , kendaraan petugas dipepet lalu kemudian diserang dengan menggunakan senjata api dan senjata tajam," tambahnya.
Fadil mengatakan terdapat 10 orang yang melakukan penyerangan, namun setelah enam rekannya ambruk, empat orang sisanya melarikan diri.
Tidak ada korban jiwa maupun luka dari pihak kepolisian, hanya ada kerugian materi dari sebuah kendraaan rusak karena dipepet serta terkena tembakan dari kelompok yang melakukan penyerangan.
Saat ini polisi masih melakukan penyelidikan terhadap kasus tersebut dan melakukan pengejaran terhadap pelaku.
Baca juga: Anggota DPR minta masyarakat jangan terprovokasi dugaan penembakan FPI
Baca juga: Polisi selidiki senjata api milik pengikut Rizieq
Baca juga: Pangdam: Kodam-Polda Metro solid jaga kamtibmas DKI Jakarta
"Pernyataan sikap PWNU DKI Jakarta terkait penyerangan anggota ormas kepada Polri mengajak semua elemen bangsa terutama para tokoh agama dan tokoh masyarakat di Jakarta, agar dapat menciptakan suasana yang kondusif, tidak terprovokasi dan memprovokasi umat," kata Ketua PWNU DKI Jakarta, Samsul Ma'arif melalui keterangan tertulis di Jakarta, Senin.
Samsul juga mengutuk seluruh bentuk kekerasan ataupun intimidasi terhadap media massa yang dilakukan oknum ormas di Jakarta.
Hal lainnya, PWNU DKI mendukung langkah tegas Polri menindak oknum ormas dalam upaya menegakkan hukum di Indonesia yang tetap berpedoman pada prinsip "justice before the law".
Sementara itu, kuasa hukum Rizieq Shihab, Aziz Yanuar meragukan keterangan yang menyebut bahwa anggota Laskar Pembela Islam (LPI) membawa senjata api dan menggunakannya untuk menyerang polisi.
"Kalau senjata api kita dari kuasa hukum meragukan dan tidak meyakini hal tersebut. Tidak ada, karena menurut informasi yang kami dapat tidak ada senjata api," ujar Aziz.
Sedangkan menjawab pertanyaan wartawan tentang senjata tajam, Aziz menyatakan belum bisa berkomemtar lebih lanjut karena akan mengecek terlebih dulu.
"Tapi menurut hemat kami tidak seharusnya sajam direspon dengan senpi apalagi sampai menimbulkan kematian," ucap Aziz.
Sebelumnya, petugas Polda Metro Jaya menembak enam orang pengikut Rizieq Shihab lantaran menyerang dengan senjata api terhadap petugas yang tengah melakukan penyelidikan.
"Terhadap kelompok MRS yang melakukan penyerangan kepada kepada anggota dilakukan tindakan tegas dan meninggal dunia sebanyak enam orang," kata Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Fadil Imran.
Fadil menjelaskan kejadian itu terjadi pada Senin dini hari sekitar pukul 00.30 WIB di Jalan Tol Jakarta-Cikampek KM50.
Kejadian berawal saat petugas menyelidiki informasi soal pengerahan massa saat dilakukan pemeriksaan terhadap Rizieq di Mapolda Metro Jaya.
"Ketika anggota Polda Metro Jaya mengikuti kendaraan yg diduga adalah pengikut MRS , kendaraan petugas dipepet lalu kemudian diserang dengan menggunakan senjata api dan senjata tajam," tambahnya.
Fadil mengatakan terdapat 10 orang yang melakukan penyerangan, namun setelah enam rekannya ambruk, empat orang sisanya melarikan diri.
Tidak ada korban jiwa maupun luka dari pihak kepolisian, hanya ada kerugian materi dari sebuah kendraaan rusak karena dipepet serta terkena tembakan dari kelompok yang melakukan penyerangan.
Saat ini polisi masih melakukan penyelidikan terhadap kasus tersebut dan melakukan pengejaran terhadap pelaku.
Baca juga: Anggota DPR minta masyarakat jangan terprovokasi dugaan penembakan FPI
Baca juga: Polisi selidiki senjata api milik pengikut Rizieq
Baca juga: Pangdam: Kodam-Polda Metro solid jaga kamtibmas DKI Jakarta