Semarang (ANTARA) - PT Pertamina (Persero) mengajak pemerintah daerah baik pemerintah kabupaten dan kota untuk menyalurkan energi desa melalui Pertashop, sebelumnya telah ada nota kesepahaman antara PT Pertamina (Persero) dengan Kementerian Dalam Negeri yang ditandatangani oleh Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati dan Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian pada 18 Februari 2020 dalam rangka perluasan dan pemerataan distribusi energi.

Pertamina kemudian gencar melakukan pembangunan Pertashop, yaitu mini outlet SPBU yang secara resmi dikelola oleh Pertamina ternasuk di pedesaan dan wilayah provinsi Jawa Tengah - Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dengan sudah beroperasi 70 Pertashop yang tersebar di 62 desa di Jawa Tengah dan 8 desa di DIY dari 25 kabupaten.

Pejabat sementara (Pjs.) Unit Manager Communication, Relations, & CSR Pertamina Marketing Operation Regional (MOR) Jawa Bagian Tengah (JBT) Marthia Mulia Asri mengatakan Pertashop merupakan satu-satunya lembaga penyalur bahan bakar di tengah desa yang secara resmi dikelola oleh Pertamina.

Baca juga: Pertamina Cilacap targetkan uji coba produksi Green Diesel pada akhir November

“Selain telah memenuhi aspek legalitas usaha, Pertashop juga dipastikan memenuhi aspek keselamatan kerja, sehingga sangat aman untuk dioperasikan oleh masyarakat,” kata Thia panggilan akrab Marthia.

Kehadiran Pertashop di tengah desa, lanjut Thia, juga dapat meningkatkan perekonomian masyarakat dengan mendekatkan sumber penyaluran energi yang aman dan berkualitas di tengah masyarakat.

“Ini merupakan komitmen Pertamina dalam mewujudkan energi berkeadilan bagi seluruh rakyat Indonesia. Kami berharap jumlah Pertashop akan semakin bertambah, utamanya di desa-desa yang belum terjangkau SPBU,” kata Thia.

Thia menambahkan Pertamina telah mengusung program One Village One Outlet (OVOO) atau satu desa/kecamatan tersedia satu outlet Pertashop dan untuk mendukung program tersebut, pihaknya telah mengajak partisipasi dari pemerintah kabupaten dan pemerintah kota di wilayah kerjanya.

“Secara resmi telah kami surati kepada bupati dan wali kota di Jawa Tengah dan DIY sebagai sosialisasi, kami berharap mendapat respon positif sehingga banyak desa yang akan mengajukan pembangunan Pertashop di wilayahnya,” katanya.

Pertamina, tambah Thia, telah membuka peluang kemitraan Pertashop kepada para pengusaha yang berminat untuk berinvestasi Pertashop.

“Sama halnya seperti SPBU, pengusaha juga memiliki peluang untuk berinvestasi sebagai lembaga penyalur BBM kepada masyarakat, kali ini dalam skala kecil berupa Pertashop yang harganya realtif lebih rendah ketimbang SPBU,” katanya.

Investasi terendah diberi harga kurang lebih Rp250 juta untuk perangkat modular Pertashop, nilai tersebut belum termasuk lahan dan ongkos kirim yang disiapkan oleh pengusaha.

Adapun syarat-syarat bagi pengusaha yang tertarik untuk berinvestasi Pertashop salah satunya harus berbadan hukum seperti CV, PT, maupun Koperasi atau Badan Usaha Milik Desa (Bumdes).

Setelah itu calon investor Pertashop harus memenuhi dokumen persyaratan dari pemda setempat dan dokumen lainnya untuk kemudian mendaftar secara online pada tautan ptm.id/MitraPertashop atau melalui Pertamina Call Center di nomor 135.

“Bisnis Pertashop cukup menjanjikan, setidaknya penjualan per hari antara 400 liter bahkan hingga 1 kiloliter seperti yang terjadi di Pertashop Sleman,” tutup Thia.

Baca juga: VP Reability PT KPI pastikan keandalan kilang Pertamina Cilacap
Baca juga: Pertamina pastikan kelancaran distribusi BBM dan elpiji di Kudus


Pewarta : Nur Istibsaroh
Editor : Mahmudah
Copyright © ANTARA 2025