Rembang (ANTARA) - PT Semen Gresik (SG) menggelar ajang Total Productive Maintenance (TPM) Awards for Quarterly Performance Q3-2020 yang ditujukan untuk seluruh anggota pelaksana terbaik. 

Kepala Departemen Produksi dan Pemeliharaan SG Ahmad Zulaihan di Rembang, Jumat, mengatakan penghargaan ini merupakan bentuk dukungan dan apresiasi dari manajemen atas kegiatan TPM yang telah berlangsung di pabrik Rembang, Jawa Tengah.

"Berkat dukungan manajemen serta partisipasi seluruh karyawan Semen Gresik, target skor TPM tahun 2020 bisa tercapai 100 persen," kata Zulaihan.

Dia melanjutkan Semen Gresik mengimplementasikan program TPM dengan mengoptimalkan keefektifan, meminimalisasi gangguan sejak dini, difokuskan kepada 5R (ringkas, rapi, resik, rawat, dan rajin), autonomous maintenance, planned maintenance, dan focus improvement dengan melibatkan semua karyawan di jajaran direktorat produksi. 

Semen Gresik sebagai bagian dari PT Semen Indonesia Group (SIG), kata Zulaihan, telah menggariskan untuk menerapkan TPM sebagai salah satu upaya atau metode agar mencapai target yang unggul dalam pengendalian operasional pabrik.

 "Sebagi salah satu bisnis unit persemenan dalam lingkup SIG, tentunya PT Semen Gresik memiliki komitmen yang tinggi untuk mengimplementasikan TPM," katanya.

Dia menambahkan di tengah-tengah persaingan industri semen yang semakin ketat dan kelebihan pasokan atau over supply, program TPM sangat penting bagi SG.

Sebab dengan mengimplementasikan TPM yang baik maka diharapkan peralatan produksi terawat dengan benar dan dapat beroperasi sesuai prosedur sehingga mendukung pencapaian biaya produksi yang efisien dan pemanfaatan atau utilisasi peralatan pabrik dalam kondisi yang optimal, ujar Zulaihan.

Dampak langsung yang terlihat dari pengimplementasian TPM, ujar Zulaihan, yaitu area kerja dan peralatan produksi yang lebih terkelola serta tertata sehingga mampu meningkatkan kenyaman/keamanan karyawan dalam bekerja di lapangan.

Menurut TPM officer Semen Gresik Wahyu Saptadi Sampurno, keunggulan program ini yaitu dapat membuat seluruh personel atau karyawan di level apa pun selama masih dalam direktorat produksi untuk ikut peduli dan ambil bagian dengan membentuk aktivitas kelompok kecil (small group activity-SGA) yang berperan aktif untuk meningkatkan performa di areanya.

"Jadi, yang dulu hanya ditangani sektoral oleh operator produksi, sekarang dengan adanya SGA yang anggotanya lintas fungsi, semakin mendorong efektivitas dan produktivitas proses produksi," kata Saptadi.

Penerapan program TPM, lanjutnya, membuat semua personel dapat semakin luwes dalam bekerja sama untuk memecahkan masalah yang muncul sehingga jika masalah-masalah itu dapat diatasi lebih dini maka akan membuat produktivitas semakin meningkat.

"Dengan menerapkan TPM, ketersediaan peralatan meningkat dan masalah cepat diatasi sehingga pada akhirnya operasional akan semakin optimal dan efisien," ujarnya. (KSM)

Pewarta : KSM
Editor : Achmad Zaenal M
Copyright © ANTARA 2024