Kudus (ANTARA) - Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, melibatkan tim dari Balai Pelestarian Situs Manusia Purba (BPSMP) Sangiran untuk melakukan konservasi dan pendataan fosil purba yang menjadi koleksi di Museum Patiayam, Kabupaten Kudus.
"Konservasi dan pendataan ini merupakan agenda rutin yang dilakukan untuk memastikan kondisi fosil purba terawat dengan baik," kata Kepala Bidang Kebudayaan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kudus Lilik Ngesti Widiasuryani di Kudus, Senin.
Selain itu, kata dia, personel yang bertugas di Museum Patiayam juga mendapatkan pelatihan untuk teknis konservasi, mulai dari tata cara penyambungan fosil yang tidak utuh serta tata cara menyusun deskripsi setiap fosil purba yang dimiliki museum.
Baca juga: Ganjar usulkan kampung Flinstone dan Jurassic Park di Sangiran
Dengan kehadiran tim dari BPSMP Sangiran, katanya, diharapkan ada peningkatkan kompetensi sumber daya manusia (SDM) di Museum Patiayam.
Ia mengungkapkan kehadiran BPSMP Sangiran tahun ini merupakan inisiatif dari Disbudpar Kudus, sedangkan sebelumnya tidak demikian.
Menurut dia kualitas SDM yang bertugas di museum memang perlu ditingkatkan karena koleksi fosil purba semakin bertambah dari hasil temuan masyarakat dari kawasan Situs Patiayam.
Koleksi fosil yang terdata diperkirakan mencapai 10.000-an fosil yang mayoritas merupakan hasil temuan warga.
Dari ribuan koleksi fosil tersebut meliputi 16 macam spesial hewan purba, mulai dari gajah, banteng, kijang, hingga hewan laut.
Di antaranya, ada fosil Stegodon Trigonochepalus (gajah purba), Elephas Sp. (juga sejenis gajah purba), Ceruss Zwaani dan Cervus Lydekkeri Martin (sejenis rusa), Rhinoceros Sondaicus (badak), Brachygnatus Dubois (babi), Felis Sp. (macan), Bos Bubalus Palaeokarabau (sejenis kerbau), Bos Banteng Alaeosondaicus, Crocodilus sp (buaya) serta kapak genggam atau chopper.
Baca juga: BPSMP Sangiran konservasi fosil purba koleksi Museum Patiayam Kudus
Baca juga: Temukan fosil purba, puluhan warga Kudus mendapatkan kompensasi
"Konservasi dan pendataan ini merupakan agenda rutin yang dilakukan untuk memastikan kondisi fosil purba terawat dengan baik," kata Kepala Bidang Kebudayaan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kudus Lilik Ngesti Widiasuryani di Kudus, Senin.
Selain itu, kata dia, personel yang bertugas di Museum Patiayam juga mendapatkan pelatihan untuk teknis konservasi, mulai dari tata cara penyambungan fosil yang tidak utuh serta tata cara menyusun deskripsi setiap fosil purba yang dimiliki museum.
Baca juga: Ganjar usulkan kampung Flinstone dan Jurassic Park di Sangiran
Dengan kehadiran tim dari BPSMP Sangiran, katanya, diharapkan ada peningkatkan kompetensi sumber daya manusia (SDM) di Museum Patiayam.
Ia mengungkapkan kehadiran BPSMP Sangiran tahun ini merupakan inisiatif dari Disbudpar Kudus, sedangkan sebelumnya tidak demikian.
Menurut dia kualitas SDM yang bertugas di museum memang perlu ditingkatkan karena koleksi fosil purba semakin bertambah dari hasil temuan masyarakat dari kawasan Situs Patiayam.
Koleksi fosil yang terdata diperkirakan mencapai 10.000-an fosil yang mayoritas merupakan hasil temuan warga.
Dari ribuan koleksi fosil tersebut meliputi 16 macam spesial hewan purba, mulai dari gajah, banteng, kijang, hingga hewan laut.
Di antaranya, ada fosil Stegodon Trigonochepalus (gajah purba), Elephas Sp. (juga sejenis gajah purba), Ceruss Zwaani dan Cervus Lydekkeri Martin (sejenis rusa), Rhinoceros Sondaicus (badak), Brachygnatus Dubois (babi), Felis Sp. (macan), Bos Bubalus Palaeokarabau (sejenis kerbau), Bos Banteng Alaeosondaicus, Crocodilus sp (buaya) serta kapak genggam atau chopper.
Baca juga: BPSMP Sangiran konservasi fosil purba koleksi Museum Patiayam Kudus
Baca juga: Temukan fosil purba, puluhan warga Kudus mendapatkan kompensasi