Kudus (ANTARA) - Balai Pelestarian Situs Manusia Purba (BPSMP) Sangiran Direktorat Jenderal Kebudayaan Republik Indonesia melakukan konservasi dan pendataan fosil purba yang menjadi koleksi di Museum Patiayam Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, untuk memastikan kondisi fosil purba tersebut terawat dengan baik.
Menurut Konservator BPSMP Sangiran Nurul Fadlilah di Kudus, Kamis, kegiatan konservasi dan pendataan fosil yang dimiliki Museum Patiayam merupakan yang kedua, setelah tahun 2016 juga dilakukan kegiatan serupa.
Kegiatan tersebut, katanya, merupakan agenda rutin untuk memastikan bahwa koleksi yang ada masih terawat dengan baik.
Untuk melakukan pendataan dan konservasi fosil purba tersebut, tim BPSMP Sangiran menerjunkan enam personel dengan keahlian berbeda-beda yang bekerja mulai 26 Maret hingga 2 April 2019.
Keenam personel tersebut, meliputi dua orang ahli konservasi, tenaga analisis fosil dan anatomi fosil purba, ahli basis data, ahli biologis, dan ahli fotografi.
Karena terbatasnya jumlah personel, maka pendataan dan konservasi fosil dibatasi hanya 100-an fosil yang menjadi skala prioritas sehingga tetap kejaga kenaturalannya.
"Fosil yang menjadi prioritas merupakan fosil yang dimungkinkan tata cara perawatannya masih menghadapi kendala," ujarnya.
Sementara jumlah fosil purba yang dimiliki Museum Patiayam bisa mencapai ribuan fosil dengan berbagai ukuran dan bentuk.
Kesempatan tersebut juga akan dimanfaatkan untuk melakukan transfer pengetahuan ketika ada perkembangan soal teknik perawatan fosil terbaru.
"Apa yang menjadi kendala pengelola Museum Patiayam, kami tentunya akan ikut membantu mencarikan jalan keluarnya," ujarnya.
Petugas Museum Patiayam Kudus Jamin mengatakan jumlah fosil yang ditemukan di Situs Patiayam mencapai 7.000 lebih fosil yang mayoritas merupakan hasil temuan warga.
Dari ribuan koleksi fosil tersebut, meliputi 16 macam speseial hewan purba, mulai dari gajah, banteng, kijang, hingga hewan laut.
Di antaranya, ada fosil Stegodon Trigonochepalus (gajah purba), Elephas Sp (juga sejenis gajah purba), Ceruss Zwaani dan Cervus Lydekkeri Martin (sejenis rusa), Rhinoceros Sondaicus (badak), Brachygnatus Dubois (babi), Felis Sp (macan), Bos Bubalus Palaeokarabau (sejenis kerbau), Bos Banteng Alaeosondaicus, Crocodilus sp (buaya) serta kapak genggam atau "chopper".
Menurut Konservator BPSMP Sangiran Nurul Fadlilah di Kudus, Kamis, kegiatan konservasi dan pendataan fosil yang dimiliki Museum Patiayam merupakan yang kedua, setelah tahun 2016 juga dilakukan kegiatan serupa.
Kegiatan tersebut, katanya, merupakan agenda rutin untuk memastikan bahwa koleksi yang ada masih terawat dengan baik.
Untuk melakukan pendataan dan konservasi fosil purba tersebut, tim BPSMP Sangiran menerjunkan enam personel dengan keahlian berbeda-beda yang bekerja mulai 26 Maret hingga 2 April 2019.
Keenam personel tersebut, meliputi dua orang ahli konservasi, tenaga analisis fosil dan anatomi fosil purba, ahli basis data, ahli biologis, dan ahli fotografi.
Karena terbatasnya jumlah personel, maka pendataan dan konservasi fosil dibatasi hanya 100-an fosil yang menjadi skala prioritas sehingga tetap kejaga kenaturalannya.
"Fosil yang menjadi prioritas merupakan fosil yang dimungkinkan tata cara perawatannya masih menghadapi kendala," ujarnya.
Sementara jumlah fosil purba yang dimiliki Museum Patiayam bisa mencapai ribuan fosil dengan berbagai ukuran dan bentuk.
Kesempatan tersebut juga akan dimanfaatkan untuk melakukan transfer pengetahuan ketika ada perkembangan soal teknik perawatan fosil terbaru.
"Apa yang menjadi kendala pengelola Museum Patiayam, kami tentunya akan ikut membantu mencarikan jalan keluarnya," ujarnya.
Petugas Museum Patiayam Kudus Jamin mengatakan jumlah fosil yang ditemukan di Situs Patiayam mencapai 7.000 lebih fosil yang mayoritas merupakan hasil temuan warga.
Dari ribuan koleksi fosil tersebut, meliputi 16 macam speseial hewan purba, mulai dari gajah, banteng, kijang, hingga hewan laut.
Di antaranya, ada fosil Stegodon Trigonochepalus (gajah purba), Elephas Sp (juga sejenis gajah purba), Ceruss Zwaani dan Cervus Lydekkeri Martin (sejenis rusa), Rhinoceros Sondaicus (badak), Brachygnatus Dubois (babi), Felis Sp (macan), Bos Bubalus Palaeokarabau (sejenis kerbau), Bos Banteng Alaeosondaicus, Crocodilus sp (buaya) serta kapak genggam atau "chopper".