Jakarta (ANTARA) - Formula 1 mengeluarkan aturan cara berpakaian para pebalap pra dan pascalomba yang bakal melarang Lewis Hamilton mengenakan kaus berpesan kampanye tertentu di podium.
Pebalap asal Inggris itu mengenakan kaus pendek hitam di Grand Prix Tuscan dua pekan lalu yang bertuliskan "Tangkap polisi yang membunuh Breonna Taylor" di bagian depan dan foto dari petugas medis berkulit hitam yang menjadi korban dengan tulisan "Sebut namanya".
Taylor terbunuh oleh petugas kepolisian yang mendobrak pintu rumahnya di Louisville, Kentucky, Amerika Serikat pada Maret.
Pebalap Mercedes dan juara dunia enam kali itu kerap memakai kaus bertuliskan Black Lives Matter dan berlutut di antara pebalap lainnya di prosesi resmi F1 yang mempromosikan pesan anti rasisme sebelum lomba.
Baca juga: Perangi rasisme, Hamilton dan para pebalap F1 berlutut di GP Austria
Aturan dari penyelenggara mengharuskan para pebalap mengenakan kaus hitam bertuliskan "Akhiri Rasime" di aktivitas pralomba sebelum lagu kebangsaan tuan rumah dikumandangkan.
FIA, seperti dilansir Reuters, mengatakan para pebalap masih diizinkan untuk bersikap sesuai keinginan masing-masing namun harus sesuai dengan prinsip-prinsip dasar statuta FIA.
Sikap yang disarankan seperti berlutut atau berdiri dengan lengan tersilang atau kepala tertunduk.
Setelah lomba, tiga pebalap terdepan harus tetap mengenakan baju balap mereka tertutup hingga bagian leher, tidak boleh terbuka hingga bagian pinggang, hingga prosesi formal usai.
Baca juga: Pebalap F1 bersatu melawan rasisme jelang GP Austria
Baca juga: Ricciardo terbuka matanya soal rasisme menyusul komentar Hamilton
Hal itu termasuk ketika sesi wawancara ketika keluar dari mobil dan upacara di podium.
Setiap pebalap yang menyelesaikan lomba juga harus tetap mengenakan seragam tim hingga sesi wawancara dengan televisi.
Hamilton, satu-satunya pebalap berkulit hitam di grid F1 saat ini, mengatakan pada Kamis bahwa dia tidak akan berhenti mengampanyekan kesetaraan rasial dan tetap mengumandangkan sejumlah isu yang menjadi perhatiannya.
Dia sadar jika FIA memiliki batasan tersendiri dalam cara kerja mereka.
"Orang-orang bilang olah raga bukan tempat untuk politik. Pada akhirnya ini adalah isu hak asasi manusia dan menurut saya ini adalah sesuatu yang kita harus dorong ke depan," kata Hamilton.
"Banyak aturan telah ditulis untuk saya selama beberapa tahun terakhir dan itu tidak akan menghentikan saya."
Baca juga: Hamilton menyintas drama kualifikasi GP Rusia untuk pole position
Baca juga: Hamilton ungguli Bottas dan Sainz di FP3 GP Rusia
Pebalap asal Inggris itu mengenakan kaus pendek hitam di Grand Prix Tuscan dua pekan lalu yang bertuliskan "Tangkap polisi yang membunuh Breonna Taylor" di bagian depan dan foto dari petugas medis berkulit hitam yang menjadi korban dengan tulisan "Sebut namanya".
Taylor terbunuh oleh petugas kepolisian yang mendobrak pintu rumahnya di Louisville, Kentucky, Amerika Serikat pada Maret.
Pebalap Mercedes dan juara dunia enam kali itu kerap memakai kaus bertuliskan Black Lives Matter dan berlutut di antara pebalap lainnya di prosesi resmi F1 yang mempromosikan pesan anti rasisme sebelum lomba.
Baca juga: Perangi rasisme, Hamilton dan para pebalap F1 berlutut di GP Austria
Aturan dari penyelenggara mengharuskan para pebalap mengenakan kaus hitam bertuliskan "Akhiri Rasime" di aktivitas pralomba sebelum lagu kebangsaan tuan rumah dikumandangkan.
FIA, seperti dilansir Reuters, mengatakan para pebalap masih diizinkan untuk bersikap sesuai keinginan masing-masing namun harus sesuai dengan prinsip-prinsip dasar statuta FIA.
Sikap yang disarankan seperti berlutut atau berdiri dengan lengan tersilang atau kepala tertunduk.
Setelah lomba, tiga pebalap terdepan harus tetap mengenakan baju balap mereka tertutup hingga bagian leher, tidak boleh terbuka hingga bagian pinggang, hingga prosesi formal usai.
Baca juga: Pebalap F1 bersatu melawan rasisme jelang GP Austria
Baca juga: Ricciardo terbuka matanya soal rasisme menyusul komentar Hamilton
Hal itu termasuk ketika sesi wawancara ketika keluar dari mobil dan upacara di podium.
Setiap pebalap yang menyelesaikan lomba juga harus tetap mengenakan seragam tim hingga sesi wawancara dengan televisi.
Hamilton, satu-satunya pebalap berkulit hitam di grid F1 saat ini, mengatakan pada Kamis bahwa dia tidak akan berhenti mengampanyekan kesetaraan rasial dan tetap mengumandangkan sejumlah isu yang menjadi perhatiannya.
Dia sadar jika FIA memiliki batasan tersendiri dalam cara kerja mereka.
"Orang-orang bilang olah raga bukan tempat untuk politik. Pada akhirnya ini adalah isu hak asasi manusia dan menurut saya ini adalah sesuatu yang kita harus dorong ke depan," kata Hamilton.
"Banyak aturan telah ditulis untuk saya selama beberapa tahun terakhir dan itu tidak akan menghentikan saya."
Baca juga: Hamilton menyintas drama kualifikasi GP Rusia untuk pole position
Baca juga: Hamilton ungguli Bottas dan Sainz di FP3 GP Rusia