Solo (ANTARA) - Persatuan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Kota Surakarta meminta pelaku usaha perhotelan aktif melibatkan Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 setempat untuk memastikan protokol kesehatan berjalan sebagaimana mestinya.

"Kami mengingatkan ke anggota PHRI untuk jaga konsistensi protokol kesehatan karena yang kita hadapi ini tidak terlihat, jangan sampai jadi klaster baru nantinya. Libatkan juga instansi terkait, seperti Dinas Kesehatan, Satpol PP, dan gugus tugas," kata Perwakilan Bidang Humas dan Promosi PHRI Surakarta Sistho A. Shrestho di Solo, Rabu.

Ia mengatakan setelah sempat mengalami penurunan okupansi yang cukup signifikan beberapa waktu lalu, saat ini aktivitas di perhotelan sudah mulai meningkat.

Baca juga: PHRI Surakarta sebut hotel makin ketat terapkan protokol kesehatan

"Oleh karena itu, sifatnya (kegiatan) yang mengundang beberapa orang kami selalu libatkan mereka (instansi terkait) untuk memastikan protokol kesehatan," katanya.

Berdasarkan data dari PHRI Surakarta, sejak awal diberlakukan status Kejadian Luar Biasa (KLB) di Kota Solo, pada April tingkat okupansi perhotelan di Soloraya jatuh dari 59-60 persen menjadi delapan persen.

"Dan saat ini tingkat okupansi sudah membaik secara perlahan, di kisaran 30-33 persen. Kalau dihitung setiap bulannya ada kenaikan sekitar empat persen," katanya.

Oleh karena itu, untuk memastikan tingkat okupansi terus membaik, pihaknya meminta pelaku usaha perhotelan memberikan pelayanan dengan mengutamakan protokol kesehatan kepada para tamu.

"Semoga tidak ada pernyataan negatif juga, seperti saat itu ada 'statement' Solo zona hitam, karena itu sangat berpengaruh," katanya.

Sementara itu, dikatakannya, sejumlah hotel juga sudah memastikan kesehatan petugas perhotelan, termasuk di Hotel Alana Solo.

General Manager The Alana Hotel and Convention Center Solo itu mengatakan untuk memastikan staf dalam kondisi fit dan tidak terpapar virus tersebut, rencananya secara terjadwal akan dilakukan tes cepat yang diikuti oleh seluruh petugas hotel.

"Tidak terkecuali, kami ingin membuat bahwa para tamu merasa nyaman dan aman, yang penting juga adalah antarstaf merasa aman, maka hasil kerja pasti lebih maksimal. (Tes) konsisten setiap bulan ke seluruh staf dan biayanya akan dibebankan ke perusahaan," katanya.

Baca juga: Tingkat okupansi hotel di Surakarta mulai meningkat

Pewarta : Aris Wasita
Editor : Mahmudah
Copyright © ANTARA 2024