Surakarta (ANTARA) -
Sanggar Greget menampilkan Tari Manggar Warak yang menunjukkan adanya akulturasi budaya di Kota Semarang pada gelaran budaya "Gatra Mutiara Jawa" di Taman Budaya Jawa Tengah, Kota Surakarta, Jumat (18/9) malam.

Pengasuh Sanggar Greget, Yoyok Bambang Priyambodo, menjelaskan bahwa Tari Manggar Warak menceritakan tentang akulturasi budaya Jawa, China, Arab, dan Belanda yang ada di Kota Semarang.

Menurut dia, Kota Semarang memiliki berbagai kesenian yang bersumber dari peristiwa budaya dan tradisi masyarakat.
Selain itu, juga menggambarkan ramai dan damainya Kota Semarang meski terdiri dari beragam suku bangsa.

"Untuk komposisi musiknya, kami gunakan gamelan slendro, suling, kecapi, dan tembang sebagai wujud akulturasi, kemudian kami juga memainkan Gending Ketawang sebagai simbol doa-doa dan ibadah," katanya.

Baca juga: Seniman Semarang ciptakan tarian dan tembang keprihatinan pandemi COVID-19

Ia berharap masyarakat Jawa Tengah dapat mengenal tarian yang mencerminkan kearifan lokal Kota Semarang tersebut.

Yoyok juga ingin Tari Manggar Warak dapat menarik masyarakat dari luar Kota Semarang untuk menyaksikan kegiatan budaya Dugderan yang menunjukkan akulturasi budaya sejak dulu.

"Kami harap ini juga dapat menjadi daya tarik wisata bagi orang-orang di luar Kota Semarang untuk menikmati tradisi Dugderan setiap tahunnya menjelang bulan puasa," ujarnya.

Sementara itu, Ketua Pelaksana Gelaran Budaya "Gatra Mutiara Jawa", Suparman, menambahkan bahwa Taman Budaya Jawa Tengah perlu menjadi fasilitator bagi kelompok kesenian yang terus menjaga tradisi dan budaya.

"Oleh karena itu, Taman Budaya Jawa Tengah mengadakan pagelaran seni tradisi Jawa Tengah. Dalam acara ini diharapkan mutiara yang hampir punah dapat tampil kembali, dan memiliki gatra," katanya.

Baca juga: Lestarikan budaya, Sanggar Greget Semarang pentaskan tari-tarian

Pewarta : Wisnu A.N
Editor : Wisnu Adhi Nugroho
Copyright © ANTARA 2024