Semarang (ANTARA) - Bantuan Subsidi Upah (BSU) tahap pertama untuk 2,5 juta nomor rekening pekerja cair dan peluncuran program BSU dilakukan secara virtual oleh Presiden Joko Widodo di Istana Negara dan hadir dalam kesempatan tersebut Menteri Ketenagakerjaan, Direktur Utama BPJS Ketenagakerjaan (BPJAMSOSTEK), dan juga secara live streaming bersama 495 perwakilan pekerja dari seluruh Indonesia.

Agus Susanto, Direktur Utama BPJAMSOSTEK menjelaskan 2,5 juta pekerja tersebut merupakan gelombang pertama dari total 10,8 juta nomor rekening yang sudah tervalidasi oleh BPJAMSOSTEK dan gelombang berikutnya akan segera dilakukan secara bertahap hingga seluruh rekening pekerja yang telah tervalidasi bisa menerima haknya.

"Kami tidak henti-hentinya mengimbau kepada perusahaan untuk menyerahkan data terkini para pekerja yang mencakup nomor rekening aktif atas nama pekerja paling lambat 31 Agustus. Untuk nomor rekening yang tidak valid, kami kembalikan kepada perusahaan untuk dikonfirmasi kembali kepada pekerjanya dan akan kami lakukan validasi ulang atau validasi berlapis sebanyak 3 tahap," kata Agus. 

Baca juga: Upah di bawah Rp5 juta, BPJAMSOSTEK imbau badan usaha laporkan rekening pekerja

Presiden Joko Widodo berharap bantuan tersebut merupakan stimulus dari pemerintah agar dapat dimanfaatkan para penerima untuk meningkatkan konsumsi rumah tangga para pekerja di tengah pandemi COVID-19.

"Bantuan gaji ini diberikan kepada pekerja pada perusahaan yang tertib, yang rajin membayar iuran BPJAMSOSTEK setiap bulannya. Artinya ini kita berikan sebagai sebuah penghargaan, reward kepada para pekerja dan perusahaan yang patuh, selalu membayar iuran BPJS Ketenagakerjaan. Sebanyak 2,5 juta ini tahap awal dan sisanya sampai 15,7 juta, September selesai," kata Jokowi.

Dalam kesempatan tersebut, Jokowi juga bertanya kepada beberapa pekerja yang hadir di Istana Negara tersebut mengenai rencana uang yang diterima pekerja akan dimanfaatkan untuk apa di antaranya bertanya kepada perawat, guru honorer, dan petugas pemadam kebakaran yang secara keseluruhan mengaku uangnya digunakan untuk biaya hidup sehari-hari, menambah uang transportasi, serta beli kuota data internet untuk sekolah online anak-anaknya di masa pandemi COVID-19.

Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziah mengatakan subsidi tersebut diharapkan bisa menjaga serta meningkatkan daya beli pekerja atau buruh dan mendongkrak konsumsi, sehingga menimbulkan multiplier effect pada pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat.

"BSU yang diberikan oleh pemerintah ini menjadi salah satu nilai tambah menjadi peserta BPJAMSOSTEK. Tentunya upaya yang dilakukan pemerintah ini dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya oleh masyarakat pekerja. Kami terus mengimbau kepada perusahaan agar selalu mendukung dan dapat berkontribusi positif dalam meningkatkan kesejahteraan para pekerjanya," kata Agus.

Sampai dengan Rabu, (26/8) total nomor rekening yang diterima BPJAMSOSTEK mencapai 13,8 juta dan dari jumlah tersebut data nomor rekening tervalidasi mencapai 10,8 juta data.

Untuk perwakilan pekerja di Jawa Tengah dalam mengikuti peluncuran program BSU berlangsung di Kantor Disnakertrans Jateng Jalan Pahlawan Semarang dan dihadiri Deputi Direktur BPJS Ketenagakerjaan Kantor Wilayah Jawa Tengah-DIY Suwilwan Rachmat, Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Jateng Sakina Rosellasari, Kepala Cabang BPJAMSOSTEK Semarang Pemuda Teguh Wiyono, Kepala Disnakertrans Kota Semarang, Kepala Apindo Jateng, dan beberapa perwakilan serikat pekerja.

Deputi BPJAMSOSTEK Jateng dan DIY Suwilwan Rachmat menambahkan BSU bukan merupakan satu-satunya manfaat yang dapat diperoleh pekerja menjadi peserta, karena ada banyak manfaat lain dengan banyaknya program BPJAMSOSTEK mulai dari Jaminan Hari Tua (JHT), Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK), Jaminan Kematian (JkM), dan Jaminan Pensiun (JP).

"Sebetulnya manfaatnya tidak hanya sekarang yang diterima (BSU, red), tetapi ada banyak manfaat yang dapat diterima pekerja. Ini (BSU, red) merupakan stimulus dari pemerintah yang patut disyukuri," kata Willy, panggilan akrab Suwilwan Rachmat.

Willy mengimbau bagi perusahaan atau pemberi kerja yang belum melaporkan nomor rekening agar dapat segera melaporkannya karena sampai Kamis (27/8) pagi terdata 1.570.619 dari total 1.766.213 atau 88,93 persen, sehingga masih ada potensi 195.594 yang belum terkumpul.

"Bagi yang belum melaporkan, silahkan berkoordinasi dengan HRD perusahaan. Tugas kami adalah mengumpulkan nomor rekening untuk kemudian diteruskan ke kantor pusat," kata Willy.

Terkait dengan masa aktif sebagai pekerja BPJAMSOSTEK, Willy menyebutkan, pekerja yang terdaftar aktif sampai 30 Juni 2020 baik itu yang rutin maupun nunggak membayar iuran.

Bima Kusumawardhana (24), security sebuah pabrik tekstil di Kota Semarang mengaku bersyukur BSU telah cair dan berharap akan ada bantuan serupa dari pemerintah di masa pandemi COVID-19.

"Alhamdulillah. Ini yang kami nantikan. Bantuan subsidi upah ini sangat membantu," kata Bima yang mengaku didaftarkan menjadi peserta BPJS Ketenagakerjaan sejak bekerja.

Alifian Endra Syahputra (20), penerima BSU lain juga mengaku bersyukur dengan adanya BSU dan uang yang didapatkan di antaranya akan diserahkan ke ibunya untuk kebutuhan sehari-hari. 

Baca juga: BPJAMSOSTEK Purwokerto kumpulkan 86.018 rekening pekerja calon penerima BSU
Baca juga: Menaker: Sudah masuk 13,7 juta data pekerja untuk bantuan subsidi upah
Baca juga: BPJAMSOSTEK terapkan validasi berlapis, pastikan penerima BSU tepat sasaran
 

Pewarta : Nur Istibsaroh
Editor : Mahmudah
Copyright © ANTARA 2024