Boyolali (ANTARA) - Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disdagperin) Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah, menyebutkan Pasar Sunggingan akan kembali dibuka pada Jumat (7/8) usai dilakukan penyemprotan disinfektan setelah beberapa hari sebelumnya terdapat pedagang positif COVID-19.

Kepala Disdagperin Kabupaten Boyolali Karsino, di Boyolali, Kamis, mengatakan sebanyak 1.687 pedagang Pasar Sunggingan bisa beraktivitas kembali seperti semula mulai Jumat (7/8).

Karseno mengatakan Disdagperin Boyolali mensterilkan Pasar Sunggingan Boyolali selama tiga hari sejak Selasa (4/8) hingga Kamis ini untuk dilakukan penyemprotan disinfektan, menyusul adanya salah satu pedagang yang dinyatakan positif COVID-19.

Pasar tradisional Sunggingan Boyolali kemudian disemprot disinfektan oleh petugas gabungan terdiri dari TNI, Polres, Satpol PP, Polisi dan petugas Damkar setempat. Bahkan, sebelumnya penyemprotan dilakukan oleh petugas pasar setempat untuk mencegah penularan COVID-19 di kawasan itu.

Selain itu, Disdagperin Boyolali juga selalu menekankan pada kedisiplinan protokol kesehatan para pedagang dan pengunjung pasar untuk mengantisipasi menyebaran COVID-19 di Pasar Sunggingan.

Kendati demikian, kata Karaseno, masyarakat tidak perlu khawatir dan takut dengan COVID-19, jika selama disiplin protokol kesehatan dijamin dapat memutus mata rantai penyebaran virus corona di pasar.

Pihaknya telah menyiapkan sarana prasarana pencegahan COVID-19, yakni fasilitas cuci tangan di beberapa sudut pasar. Untuk itu, para pedagang dan pengunjung pasar tetap memakai masker dan selalu menjaga jarak agar tetap aman.

Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Boyolali Ratri S. Survivalina mengatakan kasus COVID-19 di Pasar Sunggingan berawal dari salah satu pedagang bernisial S dinyatakan positif, pihaknya langsung melakukan penelusuran warga yang melakukan kotak erat dengan yang bersangkutan. ditemukan ada sembilan orang kemudian didata untuk dilakukan tes usap untuk pengetahui penyebarannya.

Dinkes Kabupaten Boyolali bersama Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 setempat terus meningkatkan tes usap untuk mendeteksi penyebaran dan penularan virus.

"Kami rata-rata melakukan tes usap sekitar 100-an orang per hari untuk pendeteksi penyebaran virus," kata Ratri.

Ratri mengatakan perkembangan data COVID-19 di Boyolali hingga Kamis ini, secara kumulatif 229 orang positif, terdiri atas 101 pasien dirawat, 73 orang sudah dinyatakan sembuh, 45 isolasi mandiri, dan 10 orang meninggal dunia.

Kendati demikian, pihaknya terus mengimbau masyarakat pada adaptasi kebiasaan baru tetap disiplin menerapkan protokol kesehatan dengan pola hidup sehat sehingga dapat menghentikan penyebaran virus.  

Baca juga: Seorang pedagang positif COVID-19, Pasar Sunggingan Boyolali disterilkan

 

Pewarta : Bambang Dwi Marwoto
Editor : Achmad Zaenal M
Copyright © ANTARA 2024