Semarang (ANTARA) - BPJS Ketenagakerjaan (BPJAMSOTEK) Cabang Semarang Pemuda terus berupaya memberikan perlindungan bagi para pekerja lembaga peribadatan dan pekerja di lingkup madrasah di Kota Semarang, karena baru 35 guru madrasah, 25 geraja (Kristen dan Katolik), dan 4 masjid yang terdaftar.

Untuk terus memberikan perlindungan jaminan sosial ketenagakerjaan tersebut, BPJAMSOSTEK Cabang Semarang Pemuda melakukan penandatanganan kerja sama dengan Kementerian Agama Kota Semarang yang bertempat di salah satu hotel di Kota Semarang, Rabu.

Penandatanganan dilakukan oleh Kepala Kantor Kementerian Agama Kota Semarang Muhdi dengan Kepala BPJAMSOSTEK Cabang Semarang Pemuda Teguh Wiyono dan dihadiri sejumlah undangan seperti Ikatan Guru Madrasah Kota Semarang, kasi pendidikan madrasah, kasi pen diniyah dan ponpres, kasi pendidikan agama Islam, kasi penyelenggara haji dan umroh, kasi bimas Islam, Gara Syariah, Gara Kristen, Gara Katolik, pengawas madrasah, Bamag Kristen, dan Penyuluh Katolik.

Baca juga: Pemkot Semarang apresiasi Lapak Asik BPJAMSOSTEK

Kepala Kantor Kementerian Agama Kota Semarang Mudhi dalam kesempatan tersebut menyampaikan apresiasinya kepada BPJS Ketenagakerjaan Cabang Semarang Pemuda karena memiliki andil dalam memberikan proteksi kepada para pekerja baik itu guru MA , MI, MTs, dan RA yang sebagian besar adalah swasta.

"Setelah kegiatan ini, kami akan tindaklanjuti dengan rapat di masing-masing kelompok kerja. Perlindungan dari BPJS Ketenagakerjaan ini luar biasa seperti Jaminan Kematian dan Jaminan Hari Tua, karena mati dan tua itu pasti. Untuk kecelakaan, semoga kita semua terhindar," katanya.

Untuk perlindungan para pekerja di tempat peribadatan seperti masjdi, Muhdi mengaku akan menggandeng DMI karena secara kewenangan, masjid tidak berada di bawah langsung Kemenag Kota Semarang.

Kepala BPJAMSOSTEK Cabang Semarang Pemuda Teguh Wiyono menambahkan pihaknya terus berupaya agar para guru madrasah dan pekerja di lembaga peribadatan seluruhnya dapat terlindungi.

"Potensinya sangat banyak karena untuk yang terdaftar baru 28 gereja dan 4 masjid (Sekretariat YPKPI Masjid Raya Baiturrahman, Masjid Agung Jawa Tengah, Masjid Al Istiqomah Div Sekretariat, Imaroh Masjid Al istiqomah, dan Masjid Al Wustho, sementara di Kota Semarang jumlah masjid banyak sekali," katanya.

Baca juga: Lapak Asik, BPJAMSOSTEK tingkatkan layanan 4-6 kali lipat

Selain dari lembaga peribadatan, lanjut Teguh, potensi guru madrasah (MA, MI, MTs, dan RA) pun sangat tinggi yakni baru 35 yang terdaftar dari total 278 guru.

Teguh menambahkan pihaknya juga akan terus melakukan sosialisasi dan edukasi mengenai besarnya jaminan sosial ketenagakerjaan kepada para pekerja lembaga peribadatan agar lebih banyak yang mengetahui manfaatnya dan bisa menjadi peserta.

Dalam kesempatan tersebut selain dilakukan penandatanganan kerja sama juga dilakukan sosialisasi manfaat program BPJS Ketenagakerjaan, serta penyerahan secara simbolis santunan Jaminan Kematian kepada ahli waris dari Indro Rudianto, pekerja Gereja Baptis Indonesia Ngembak dan kepada ahli waris dari Mudjito, MTS Nurul Huda dengan masing-masing sebesar Rp42 juta.

Atik Purwaningsih, ahli waris dari Indro Rudianto yang menerima secara simbolis santunan kematian Rp42 juta mengaku berterima kasih dan bersyukur karena akan ditabung untuk kebutuhan hidup keluarga.

"Santunan ini sangat menolong dan sebenarnya ini merupakan hal yang tidak terduga, saya tidak tahu kalau suami saya menjadi peserta BPJS Ketenagakerjaan. Satu minggu setelah suami meninggal, ada telepon dari gereja yang memberi tahu kalau ada santunan dari BPJS Ketenagakerjaan. Ini nanti akan ditabung untuk mendukung hidup kami, karena anak-anak masih sekolah, SMA dan kuliah," kata Atik.
Baca juga: Pascatewasnya empat pekerja proyek, Disnaker Semarang imbau pekerja terlindungi

Pewarta : Nur Istibsaroh
Editor : Antarajateng
Copyright © ANTARA 2024