Solo (ANTARA) - Para pedagang di Pasar Gede Solo membuat 30 tumpeng sebagai bagian kegiatan budaya untuk meminta keselamatan di tengah pandemi COVID-19.
"Melalui kegiatan ini kami sekaligus ingin memberikan kesadaran kepada para pedagang bahwa kita harus melawan corona," kata perwakilan Komunitas Paguyuban Pedagang Pasar Gede Kota Surakarta Wiharto di sela kegiatan itu di Solo, Senin.
Ia mengatakan kegiatan tersebut juga bertujuan memberikan semangat kepada para pedagang untuk kembali beraktivitas secara optimal pada normal baru di tengah pandemi, salah satunya bekerja sesuai dengan protokol kesehatan.
"Ini memberikan kesadaran bahwa seluruh pedagang harus kembali bangkit untuk ikut memulihkan ekonomi," katanya.
Ia mengatakan dipilihnya angka 30 sebagai jumlah tumpeng nasi bancaan yang digunakan untuk kegiatan bertema "Corona Obong" tersebut karena mewakili jumlah hari dalam satu bulan.
"Harapannya setiap hari kami selalu diberikan keselamatan dan kesehatan sehingga bisa berjualan seperti biasanya," katanya.
Ia mengatakan sejauh ini para pedagang juga aktif mengikuti tes cepat yang dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan Kota (DKK) Surakarta.
Menurut dia, sejauh ini seluruh pedagang yang mengikuti tes tersebut hasilnya nonreaktif.
Terkait tes cepat tersebut, Kepala Dinas Perdagangan Kota Surakarta Heru Sunardi mengatakan sejauh ini dari tes cepat yang dilaksanakan di pasar-pasar tradisional di Kota Solo hasilnya nonreaktif.
Menurut dia, hal itu tidak lepas dari kedisiplinan para pedagang untuk mengikuti aturan sesuai protokol kesehatan.
"Termasuk jaga jarak, penggunaan masker, dan aktif cuci tangan. Kami juga masih melakukan penyemprotan desinfektan secara terjadwal," katanya.
Selain itu, pihaknya terus mengimbau kepada pedagang untuk mengikuti aturan yang berlaku mengingat pemerintah memberikan sanksi tegas kepada pedagang yang kedapatan melanggar aturan tersebut, salah satunya bagi pedagang yang tidak menggunakan masker terkena sanksi dilarang berjualan selama tiga hari.
"Kami juga mengingatkan, kalau sampai ada kasus positif kan yang rugi juga pedagang sendiri karena pasar terpaksa harus tutup untuk sementara waktu," katanya.
"Melalui kegiatan ini kami sekaligus ingin memberikan kesadaran kepada para pedagang bahwa kita harus melawan corona," kata perwakilan Komunitas Paguyuban Pedagang Pasar Gede Kota Surakarta Wiharto di sela kegiatan itu di Solo, Senin.
Ia mengatakan kegiatan tersebut juga bertujuan memberikan semangat kepada para pedagang untuk kembali beraktivitas secara optimal pada normal baru di tengah pandemi, salah satunya bekerja sesuai dengan protokol kesehatan.
"Ini memberikan kesadaran bahwa seluruh pedagang harus kembali bangkit untuk ikut memulihkan ekonomi," katanya.
Ia mengatakan dipilihnya angka 30 sebagai jumlah tumpeng nasi bancaan yang digunakan untuk kegiatan bertema "Corona Obong" tersebut karena mewakili jumlah hari dalam satu bulan.
"Harapannya setiap hari kami selalu diberikan keselamatan dan kesehatan sehingga bisa berjualan seperti biasanya," katanya.
Ia mengatakan sejauh ini para pedagang juga aktif mengikuti tes cepat yang dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan Kota (DKK) Surakarta.
Menurut dia, sejauh ini seluruh pedagang yang mengikuti tes tersebut hasilnya nonreaktif.
Terkait tes cepat tersebut, Kepala Dinas Perdagangan Kota Surakarta Heru Sunardi mengatakan sejauh ini dari tes cepat yang dilaksanakan di pasar-pasar tradisional di Kota Solo hasilnya nonreaktif.
Menurut dia, hal itu tidak lepas dari kedisiplinan para pedagang untuk mengikuti aturan sesuai protokol kesehatan.
"Termasuk jaga jarak, penggunaan masker, dan aktif cuci tangan. Kami juga masih melakukan penyemprotan desinfektan secara terjadwal," katanya.
Selain itu, pihaknya terus mengimbau kepada pedagang untuk mengikuti aturan yang berlaku mengingat pemerintah memberikan sanksi tegas kepada pedagang yang kedapatan melanggar aturan tersebut, salah satunya bagi pedagang yang tidak menggunakan masker terkena sanksi dilarang berjualan selama tiga hari.
"Kami juga mengingatkan, kalau sampai ada kasus positif kan yang rugi juga pedagang sendiri karena pasar terpaksa harus tutup untuk sementara waktu," katanya.