Purwokerto (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, mengalokasikan anggaran sebesar Rp30 miliar untuk jaring pengaman sosial bagi warga yang terkena dampak pandemi virus corona (COVID-19).

"Kami siapkan Rp30 miliar dengan sistem selektif berjenjang," kata Bupati Banyumas Achmad Husein di Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Jumat.

Ia mengatakan selektif berjenjang artinya tidak semua mendapatkan jaring pengaman sosial tersebut.

Dalam hal ini, kata dia, penerima jaring pengaman sosial adalah mereka yang betul-betul membutuhkan dan diberikan dalam jangka waktu tiga bulan. "Bantuan tidak sama tapi berjenjang," kata dia menambahkan.

Baca juga: Purbalingga siapkan skema jaring pengaman sosial

Dalam kesempatan terpisah, Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Banyumas Titik Puji Astuti mengatakan pihaknya sejak ditetapkannya status siaga darurat COVID-19 secara bertahap telah menyalurkan bantuan sembako untuk keluarga pasien dalam pengawasan (PDP) selama 14 hari.

Akan tetapi, kata dia, kebutuhan makan untuk PDP yang menjalani perawatan di rumah sakit (RS) masuk dalam anggaran RS tersebut.

Sementara bagi PDP yang kondisinya sudah membaik dan menjalani karantina di tempat yang disediakan Pemkab Banyumas, kata dia, mendapat bantuan makanan dari pemerintah daerah melalui BPBD Kabupaten Banyumas.

"Kami memberikan makan tiga kali sehari dan snack dua kali sehari untuk PDP yang berada di karantina," jelasnya.

Menurut dia, bantuan sembako juga diberikan untuk keluarga dari seorang PDP yang meninggal dunia di Jakarta dan jenazahnya dibawa ke Desa Karangnangka, Kecamatan Kedungbanteng, Banyumas, untuk dimakamkan di kampung halamannya itu.

Bahkan, kata dia, ada 10 keluarga di Desa Karangnangka yang mendapat bantuan sembako dari BPBD Kabupaten Banyumas karena kepala keluarga mereka ikut terlibat dalam iring-iringan dan menurunkan peti jenazah PDP tersebut.

"Jadi tidak hanya (keluarga) PDP, keluarga yang pernah berhubungan dengan PDP juga menjalani isolasi mandiri. Itu juga mendapat bantuan sembako," katanya.

Titik mengatakan program terbaru dari Bupati Banyumas adalah bantuan sembako untuk orang dalam pantauan (ODP).

"Itu sudah dianggarkan, tapi di BTT (Biaya Tidak Terduga) yang kedua karena BTT pertama memang masih terbatas. Nanti di BTT kedua ini dianggarkan," katanya.

Bahkan, kata dia, penerima bantuan sembako yang dianggarkan melalui BTT itu tidak pandang bulu, kaya maupun miskin tetap menerima bantuan karena pandemi COVID-19 merupakan bencana nonalam.

Ia mengatakan keluarga kaya pun jika sedang menjalani karantina atau isolasi mandiri tetap mendapatkan bantuan karena mereka tidak boleh keluar untuk mencari makan. 

Baca juga: Presiden minta pengaman sosial secepatnya diterapkan, lindungi pekerja informal

Pewarta : Sumarwoto
Editor : Mahmudah
Copyright © ANTARA 2024