Purbalingga (ANTARA) - Bupati Purbalingga, Dyah Hayuning Pratiwi mengatakan seluruh kegiatan massal yang melibatkan masyarakat banyak harus ditunda pelaksanaannya guna mencegah penyebaran COVID-19.
"Berdasarkan keputusan rapat terbatas bersama Forkompimda dan seluruh ormas keagamaan di Purbalingga maka seluruh kegiatan yang melibatkan orang banyak harus ditunda pelaksanaannya," katanya di Purbalingga, Jawa Tengah, Kamis.
Untuk itu, kata bupati, pelaksanaan Sholat Jumat pada tanggal 27 Maret 2020 diharapkan dapat diganti dengan menjadi Sholat Dzuhur di rumah masing-masing.
Baca juga: Dua pasien dalam pengawasan di RST Kota Magelang positif COVID-19
Baca juga: Temanggung akan geser anggaran Rp6,2 miliar untuk dimanfaatkan penanganan COVID-19
"Akan tetapi bagi mereka yang akan tetap melaksanakan Sholat Jumat berjamaah diimbau untuk mempedomani beberapa hal penting serta melaksanakan protokol kesehatan," katanya.
Protokol kesehatan tersebut, kata bupati, yakni menyemprotkan disinfektan di masjid atau mushola sebelum pelaksanaan sholat.
"Selain itu menyediakan cairan pembersih tangan dan meminta jamaah untuk mengenakan masker dan melarang orang yang sakit untuk melaksanakan sholat berjamaah," katanya.
Selain itu, kata bupati, pelaksanaan Sholat Jumat juga diimbau untuk dipersingkat dan menjaga jarak antarjamaah.
Sementara itu bupati juga mengatakan bahwa pada saat ini ada empat warga di Purbalingga yang dinyatakan positif terjangkit COVID-19.
Hal tersebut diketahui berdasarkan hasil tes swab sejumlah pasien dalam pengawasan (PDP) di Purbalingga oleh Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit (BBTKLPP) Yogyakarta.
"Empat orang positif COVID-19 semuanya memiliki riwayat mobilisasi dari Jakarta. Untuk itu saya mengimbau warga perantauan asal Purbalingga untuk tidak mudik dulu ke Purbalingga. Mobilisasi saudara-saudara sekalian dikhawatirkan akan meningkatkan potensi penyebaran COVID-19 kepada masyarakat yang lain,” katanya.
Baca juga: Dua pasien dalam pengawasan RSMS Purwokerto meninggal
Baca juga: Dinkes: Seorang PDP di RSUD Dr Moewardi Surakarta meninggal