Solo (ANTARA) - Wali kota Surakarta F X Hadi Rudyatmo menyosialisasikan pola hidup sehat guna mencegah penyebaran COVID-19 dengan menunjukkan cara mencuci tangan dengan sabun kepada seratusan petugas pembersih sampah Dinas Lingkungan Hidup Kota Surakarta.

Menurut Rudyatmo di hadapan Kepala Dinas Kesehatan Surakarta Siti Wahyuningsih, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Surakarta Eko Prajudi, dan Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Surakarta Gatot Sutanto di halaman Kantor BPBD Surakarta, Selasa, kegiatan memberikan pelatihan pola hidup sehat kepada petugas kebersihan sampah DLH tersebut dilakukan setelah sebelumnya dilaksanakan pada dinas setempat. Petugas DLH rentan terkena bakteri, sehingga diutamakan dan dibekali dengan hand sanitizer.

"Jika tidak ada air cukup dengan sanitizer atau bahan alkohol 70 persen bisa membunuh virusnya. Hal ini dilakukan agar petugas tidak panik dan khawatir soal kasus COVID-19, serta tetap bekerja seperti biasa. Pemerintah bertanggung jawab segala sesuatunya," kata Rudyatmo.

Baca juga: Terkait COVID-19, RSUD Temanggung tambah delapan kamar isolasi

Oleh karena itu, kata dia, dengan latihan pola hidup sehat kepada petugas kebersihan sampah tersebut sebagai upaya pencegahan penyebaran COVID-19 di Kota Solo. Pola hidup sehat harus dibiasakan mulai dari diri sendiri dan keluarga, sehingga terjadi lingkungan yang bersih dan sehat.

"Cuci tangan dengan sabun sering diremehkan setiap orang. Padahal, cuci tangan ini, penting untuk membersihkan bakteri yang menempel setelah kegiatan," katanya.

Kendati demikian, lanjut Rudyatmo, yang paling utama bagaimana upaya melakukan pola hidup bersih dan sehat diawali dengan cuci tangan dengan sabun setiap kali habis kegiatan, pola makan sehat, istirahat cukup, jika perlu ditambah suplemen vitamin.

Menurut dia, penetapan Solo dalam status Kejadian Luar Biasa (KLB) COVID-19 hingga kini membuat kondisi masyarakat semakin nyaman, sehingga semua berupaya semaksimal mungkin menjaga agar tidak terjadi penyebaran virus corona tipe baru tersebut.

Anak-anak sekolah belajar di rumah selama 14 hari dan tidak keluar rumah dengan tujuan agar tidak membawa virus dari luar ke dalam rumah, ujar Rudyatmo. 

"Jika virus dibawa ke dalam rumah, sehingga dapat juga nanti dibawa ke sekolah lagi. Masyarakat semakin sadar status KLB ini, bukan hanya kita konsentrasi tentang COVID-19, tetapi juga dalam penanganan COVID-19," kata dia.

Pemerintah Kota Surakarta bersama masyarakat bekerja ekstra keras, misalnya membentuk Gugus Tugas Penanganan COVID-19 yang membersihkan fasilitas-fasilitas umum sekolah, gedung pertemuan, tempat pelayanan, kantor pemerintahan, dan tempat ibadah. Masyarakat tidak perlu merasa takut, tetapi dengan ditetapkan KLB  maka lebih memunculkan kewaspadaan sejak dini untuk pencegahan penyebaran virus secara bersama-sama.

Baca juga: Tempat ibadah dan sekolah di Kudus disemprot disinfektan (VIDEO)

"Oleh karena itu, petugas kebersihan sampah DLH tidak perlu resah dan panik lagi menghadapi kasus COVID-19, dan tolong disampaikan kepada masyarakat lainnya," ujar Rudyatmo.

Kepala Dinas Kesehatan Kota Surakarta Siti Wahyuningsih menambahkan tidak perlu takut dan panik menghadapi wabah virus corona tipe baru, yang perlu dilakukan memberantasnya bersama-sama. 

Para petugas kebersihan sampah DLH Surakarta yang setiap hari berhubungan langsung dengan sampah, maka harus rajin membersihkan diri dari kuman setelah bertugas, salah satunya dengan mencuci tangan dengan sabun pada air mengalir hingga bersih baru bisa makan atau melakukan kegiatan lainnya.

Menurut Siti, yang terpenting bukan perlindungan untuk petugas sampah sendiri, tetapi juga melindungi untuk keluarganya di rumah. Petugas sampah tetap menjaga kesehatan dan makan yang bergizi, dan minum vitamin. 

Baca juga: WHO: Pembatasan sosial saja tak cukup untuk atasi COVID-19
Baca juga: Terapkan "lockdown", Prancis kerahkan 100.000 polisi
 

Pewarta : Bambang Dwi Marwoto
Editor : Mahmudah
Copyright © ANTARA 2024