Boyolali (ANTARA) - Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) Republik Indonesia melalui Direktorat Informasi, Komunikasi, Perekonomian, dan Maritim (IKPM) mendorong para petani memanfaatkan perkembangan teknologi secara maksimal guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

"Pada era teknologi seperti sekarang ini, tidak ada alasan untuk tidak maju, dan segala sesuatunya bisa dikerjakan lebih mudah, cepat, dan efisien termasuk sektor pertanian," kata Direktur IKPM Kemenkominfo, Septriana Tangkary, disela acara Pojok Literasi bertema Pemanfaatan Teknologi Informasi untuk Peningkatan Kesejahteraan Petani, yang digelar di Gedung Putih Kantor Bupati Boyolali, Selasa.

Pada acara Pojok Literasi tersebut dihadiri sebanyak 200 petani melenial di wilayah Boyolali, dan dibuka Sekretaris Daerah Pemkab Boyolali Masruri serta menghadirkan narasumber Staf Ahli Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Bidang Sosial Budaya dan Masyarakat.

"Peran teknologi dalam pengembangan pertanian sangat penting. Hal ini, dapat mempermudah pekerjaan petani dalam proses produksi pertanian," kata Septriana Tangkary.

Septriana Tangkary mencontohkan teknologi yang mempercepat proses memanen, sehingga tidak lagi manual, tidak memakan waktu lama, tidak membutuhkan tenaga kerja yang sangat banyak, serta bisa lebih efisien.

Kemajuan teknologi, lanjut dia,  menjadikan proses memanen hasil pertanian cukup dilakukan satu atau dua orang dan waktunya sangat singkat dengan contoh satu hamparan padi hanya butuh waktu beberapa jam untuk menyelesaikan panen, serta proses pengangkutannya juga lebih cepat.

Bahkan, lanjut dia, di beberapa daerah di Indonesia juga sudah dikembangkan proses pengeringan dengan alat pengering, sehingga petani tidak perlu lagi banyak membuang tenaga menjemur gabah agar dapat digiling menjadi beras.

"Proses produksi saja sudah menggunakan teknologi. Masyarakat juga dapat meningkatkan pendapatan hasil pertanian dengan menjualnya langsung melalui berbagai aplikasi 'marketplace' yang sudah banyak tersedia," katanya.

Baca juga: Mahasiswa ITTP rancang aplikasi kematangan pepaya

Menurut dia, keuntungan memanfaatkan marketplace pertanian, yakni mendekatkan pasar dengan cepat melalui bantuan teknologi digital, meningkatkan produktivitas di sektor pertanian, dan memberikan peluang pertumbuhan ekonomi.

"Produk terbaik dari petani yang khas tinggal dijual saja melalui aplikasi marketplace ini. Pasti untungnya lebih besar, tetapi tetap kualitas barang yang dijual harus yang terbaik. Petani yang penting punya brand sendiri untuk menjual hasil pertaniannya," katanya.

Staf Ahli Menteri PUPR Bidang Sosial Budaya dan Masyarakat Sudirman mengatakan pembangunan infrastruktur untuk mendukung sektor pertanian salah satunya ketersediaan air untuk irigasi ini, sangat penting.

Pemerintah pada tahun ini, kata Sudirman, telah menganggarkan dana yang besar untuk mencapai target prioritas dalam bidang sumber daya air. Anggaran itu, sebesar Rp18,52 triliun, yang bakal digelontorkan untuk pembangunan salah satunya bendungan dan embung, serta saluran irigasi dan rawa juga mendapatkan porsi anggaran yang cukup fantastis.

Pemerintah telah menyiapkan anggaran sebesar Rp8 triliun untuk pembangunan irigasi agar dapat mengairi 20 ribu hektare lahan pertanian, serta rehabilitasi irigasi 89.000 hektare lahan.

"Pemerintah berharap dengan upaya itu, produksi pangan petani meningkat dan kesejahteran juga semakin bertambah. Karena, ketersediaan infrastruktur yang memadahi. Pemerintah juga terus melakukan pembangunan infrastruktur jalan guna meningkatkan mobilitas masyarakat, barang, dan jasa," katanya. 

Baca juga: Melalui penarapan teknologi, kesejahteraan petani bisa meningkat
Baca juga: Sudarto: Petani Garam Perlu Lakukan Alih Teknologi

Pewarta : Bambang Dwi Marwoto
Editor : Nur Istibsaroh
Copyright © ANTARA 2024