Solo (ANTARA) - Panitia "Solo Great Sale" (SGS) masih terus mengedukasi masyarakat untuk menggunakan aplikasi yang baru meskipun pelaksanaannya hampir usai.
"Sebetulnya secara keseluruhan pelaksanaannya lancar, memang masih ada transisi untuk tahun ini. Mau tidak mau harus berubah dari sistem lama ke yang baru," kata Sekretaris SGS David R Wijaya di Solo, Kamis.
Sebagaimana diketahui, perubahan tersebut yaitu dari penggunaan kartu Solo Great Sale, yaitu kartu elektronik yang selama ini dipakai untuk menyimpan data konsumen, data transaksi, dan jumlah poin yang telah dikumpulkan menjadi aplikasi dengan nama "Solo Sale".
"Aplikasi ini mempermudah konsumen maupun merchant untuk memasukkan data transaksi, mengecek poin, hingga melihat beragam promo, dan diskon selama penyelenggaraan SGS," katanya.
Ia mengatakan meskipun sosialisasi penggunaan aplikasi tersebut sudah dilakukan jauh sebelum dimulainya SGS 2020, ternyata proses edukasi membutuhkan waktu yang lama.
"Bahkan tahun ini kami masih mengakomodasi masyarakat yang mungkin belum melek teknologi terutama yang belanja di pasar tradisional namun tidak punya HP atau punya HP tetapi tidak mendukung aplikasi ini, kami sediakan menu 'customer service'," katanya.
Oleh karena itu, dalam tahun ini pihaknya lebih mendorong masyarakat agar proaktif dan lebih melek teknologi.
"Dalam hal ini yang lebih diharapkan proaktif adalah 'user' (pengguna), bagaimana mereka bisa melakukan scan dan input nominal transaksi. Ini yang kami sampaikan ke masyarakat," katanya.
Sementara itu, dikatakannya, dari sisi partisipasi pelaku usaha untuk menjadi peserta SGS sendiri sudah sangat bagus. Hal tersebut ditunjukkan dari realisasi jumlah peserta SGS 2020 yang jauh melebihi target.
"Target kami untuk jumlah tenant pada pelaksanaan kali ini sebanyak 7.000 tenant, tetapi realisasinya mencapai 19.000. Harapannya partisipasi yang baik ini diikuti dengan partisipasi yang baik juga dari masyarakat untuk memanfaatkan aplikasi 'Solo Sale'," katanya.
"Sebetulnya secara keseluruhan pelaksanaannya lancar, memang masih ada transisi untuk tahun ini. Mau tidak mau harus berubah dari sistem lama ke yang baru," kata Sekretaris SGS David R Wijaya di Solo, Kamis.
Sebagaimana diketahui, perubahan tersebut yaitu dari penggunaan kartu Solo Great Sale, yaitu kartu elektronik yang selama ini dipakai untuk menyimpan data konsumen, data transaksi, dan jumlah poin yang telah dikumpulkan menjadi aplikasi dengan nama "Solo Sale".
"Aplikasi ini mempermudah konsumen maupun merchant untuk memasukkan data transaksi, mengecek poin, hingga melihat beragam promo, dan diskon selama penyelenggaraan SGS," katanya.
Ia mengatakan meskipun sosialisasi penggunaan aplikasi tersebut sudah dilakukan jauh sebelum dimulainya SGS 2020, ternyata proses edukasi membutuhkan waktu yang lama.
"Bahkan tahun ini kami masih mengakomodasi masyarakat yang mungkin belum melek teknologi terutama yang belanja di pasar tradisional namun tidak punya HP atau punya HP tetapi tidak mendukung aplikasi ini, kami sediakan menu 'customer service'," katanya.
Oleh karena itu, dalam tahun ini pihaknya lebih mendorong masyarakat agar proaktif dan lebih melek teknologi.
"Dalam hal ini yang lebih diharapkan proaktif adalah 'user' (pengguna), bagaimana mereka bisa melakukan scan dan input nominal transaksi. Ini yang kami sampaikan ke masyarakat," katanya.
Sementara itu, dikatakannya, dari sisi partisipasi pelaku usaha untuk menjadi peserta SGS sendiri sudah sangat bagus. Hal tersebut ditunjukkan dari realisasi jumlah peserta SGS 2020 yang jauh melebihi target.
"Target kami untuk jumlah tenant pada pelaksanaan kali ini sebanyak 7.000 tenant, tetapi realisasinya mencapai 19.000. Harapannya partisipasi yang baik ini diikuti dengan partisipasi yang baik juga dari masyarakat untuk memanfaatkan aplikasi 'Solo Sale'," katanya.