Banyumas (ANTARA) - Salah seorang prajurit TNI yang gugur dalam kecelakaan Helikopter Mi-17 di Pegunungan Mandala, Distrik Oksop, Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua, Sertu Anumerta Dita Ilham Primojati dimakamkan di kampung halamannya, Desa Kemutug Kidul, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah.
Almarhum dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Desa Kemutug Kidul, Kecamatan Baturraden, Banyumas, Selasa.
Upacara pemakaman yang dipimpin Kepala Bengkel Pusat (Kabengpus) Penerbangan Angkatan Darat (Penerbad) Kolonel Cpn Heri Kriswantoro tersebut diiringi isak tangis keluarga almarhum Sertu Anumerta Dita Ilham Primojati.
Baca juga: Empat jenazah korban kecelakaan Twin Otter dievakuasi
Bahkan kakak almarhum, Dita Ibnu Arianda terlihat pingsan usai mengumandangkan azan dan ikamah setelah jenazah adiknya diletakkan di dalam liang lahat.
Sementara saat memberi sambutan, Kolonel Cpn Heri Kriswantoro mengatakan upacara pemakaman jenazah Sertu Anumerta Dita Ilham Primojati untuk memberikan penghormatan terakhir kepada almarhum.
"Kepergian almarhum sungguh menyentuh perasaan haru kita semua, tetapi Tuhan Yang Maha Kuasa menghendaki demikian. Sebagai umat beragama, kita wajib menerimanya dengan ikhlas, tawakal, dan karena kita yakin apa yang dikehendaki oleh Allah adalah yang terbaik bagi umat-Nya," katanya.
Terkait dengan hal itu, dia menyampaikan bela sungkawa yang sedalam-dalamnya dan mengharapkan arwah almarhum diterima di sisi Tuhan Yang Maha Kuasa serta ditempatkan di tempat yang sebaik-baiknya.
Baca juga: KNKT selidiki penyebab kecelakaan pesawat di Cilacap
Saat ditemui wartawan usai upacara pemakaman, Kolonel Cpn Heri Kriswantoro mengatakan selama bertugas di Skadron 31/Serbu Semarang, almarhum Sertu Anumerta Dita Ilham Primojati selalu menjalankan tugasnya dengan baik.
"Di bidang kelistrikan pesawat, dia ya sesuai dengan tugasnya, enggak ada masalah, dia melaksanakan tugasnya dengan baik, kemudian di Skadron dia juga melaksanakan dengan baik. Kemudian dia memang gilirannya mendapat tugas ke daerah penugasan di Papua," katanya.
Dalam hal ini, kata dia, pesawat Helikopter Mi-17 yang mengalami kecelakaan di Pegunungan Bintang pada tanggal 28 Juni 2019 sedang melaksanakan misi pendorongan logistik untuk pasukan yang ada di daerah Oksibil dan membawa pasukan yang harus diganti.
Menurut dia, semua pesawat terutama yang mengalami kecelakaan tersebut dalam kondisi baik dan dalam kondisi siap terbang, sehingga kecelakaan terjadi karena cuaca.
Baca juga: KSAU Janji Wujudkan Tanpa Kecelakaan Pesawat Terbang di Jajarannya
"Memang cuaca di Papua, terutama di Pegunungan Bintang betul-betul ekstrem, susah diprediksi, perjalanan dari Oksibil ke Sentani yang mungkin di tengah perjalanan dengan cuaca yang perubahannya begitu cepat sehingga dia harus loncat Pegunungan Bintang namun demikian Tuhan berkehendak lain, kemudian mengalami kecelakaan," katanya.
Menurut dia, puing Helikopter Mi-17 ditemukan pada ketinggian 12.000 kaki (3.657,6 meter di atas permukaan laut, red.) yang selalu tertutup oleh awan sehingga kemungkinan tim SAR tidak menyentuh daerah tersebut meskipun operasi pencarian terus-menerus dilakukan hingga akhirnya dapat ditemukan pada tanggal 10 Februari 2020.
Sementara itu, ayahanda almarhum, Subandi mengaku senang karena jenazah anaknya dapat ditemukan setelah lama menunggu meskipun keluarga mengharapkan Dita Ilham Primojati dapat ditemukan dalam kondisi selamat.
"Kami merasa senang karena telah berapa bulan kami menunggu, akhirnya dapat ditemukan meskipun saya berharap anak saya masih selamat. Tapi Allah menakdirkan anak saya dipanggil lebih dulu," katanya.
Ia mengharapkan almarhum Dita Ilham Primojati diterima di sisi Allah SWT dan ditempatkan di tempat yang lebih baik.
Dalam kesempatan terpisah, kakak almarhum, Dita Ibnu Arianda mengatakan pihak keluarga sengaja memilih TPU Kemutug Kidul sebagai tempat peristirahatan terakhir bagi Dita Ilham Primojati agar lebih dekat dengan keluarganya.
"Kalau di Taman Makam Pahlawan, kita butuh waktu ke sana, kalau mau menengok setiap harinya butuh protokoler tertentu. Sebetulnya kedua-duanya baik, di pemakaman umum maupun Taman Makam Pahlawan, tapi kita data antara kebaikan lebih banyak mana, kita memilih banyak kebaikan di tempat sendiri, yang namanya pahlawan tidak harus ditempatkan di Taman Makam Pahlawan, tapi di manapun kita menganggap dia pahlawan," katanya.
Almarhum dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Desa Kemutug Kidul, Kecamatan Baturraden, Banyumas, Selasa.
Upacara pemakaman yang dipimpin Kepala Bengkel Pusat (Kabengpus) Penerbangan Angkatan Darat (Penerbad) Kolonel Cpn Heri Kriswantoro tersebut diiringi isak tangis keluarga almarhum Sertu Anumerta Dita Ilham Primojati.
Baca juga: Empat jenazah korban kecelakaan Twin Otter dievakuasi
Bahkan kakak almarhum, Dita Ibnu Arianda terlihat pingsan usai mengumandangkan azan dan ikamah setelah jenazah adiknya diletakkan di dalam liang lahat.
Sementara saat memberi sambutan, Kolonel Cpn Heri Kriswantoro mengatakan upacara pemakaman jenazah Sertu Anumerta Dita Ilham Primojati untuk memberikan penghormatan terakhir kepada almarhum.
"Kepergian almarhum sungguh menyentuh perasaan haru kita semua, tetapi Tuhan Yang Maha Kuasa menghendaki demikian. Sebagai umat beragama, kita wajib menerimanya dengan ikhlas, tawakal, dan karena kita yakin apa yang dikehendaki oleh Allah adalah yang terbaik bagi umat-Nya," katanya.
Terkait dengan hal itu, dia menyampaikan bela sungkawa yang sedalam-dalamnya dan mengharapkan arwah almarhum diterima di sisi Tuhan Yang Maha Kuasa serta ditempatkan di tempat yang sebaik-baiknya.
Baca juga: KNKT selidiki penyebab kecelakaan pesawat di Cilacap
Saat ditemui wartawan usai upacara pemakaman, Kolonel Cpn Heri Kriswantoro mengatakan selama bertugas di Skadron 31/Serbu Semarang, almarhum Sertu Anumerta Dita Ilham Primojati selalu menjalankan tugasnya dengan baik.
"Di bidang kelistrikan pesawat, dia ya sesuai dengan tugasnya, enggak ada masalah, dia melaksanakan tugasnya dengan baik, kemudian di Skadron dia juga melaksanakan dengan baik. Kemudian dia memang gilirannya mendapat tugas ke daerah penugasan di Papua," katanya.
Dalam hal ini, kata dia, pesawat Helikopter Mi-17 yang mengalami kecelakaan di Pegunungan Bintang pada tanggal 28 Juni 2019 sedang melaksanakan misi pendorongan logistik untuk pasukan yang ada di daerah Oksibil dan membawa pasukan yang harus diganti.
Menurut dia, semua pesawat terutama yang mengalami kecelakaan tersebut dalam kondisi baik dan dalam kondisi siap terbang, sehingga kecelakaan terjadi karena cuaca.
Baca juga: KSAU Janji Wujudkan Tanpa Kecelakaan Pesawat Terbang di Jajarannya
"Memang cuaca di Papua, terutama di Pegunungan Bintang betul-betul ekstrem, susah diprediksi, perjalanan dari Oksibil ke Sentani yang mungkin di tengah perjalanan dengan cuaca yang perubahannya begitu cepat sehingga dia harus loncat Pegunungan Bintang namun demikian Tuhan berkehendak lain, kemudian mengalami kecelakaan," katanya.
Menurut dia, puing Helikopter Mi-17 ditemukan pada ketinggian 12.000 kaki (3.657,6 meter di atas permukaan laut, red.) yang selalu tertutup oleh awan sehingga kemungkinan tim SAR tidak menyentuh daerah tersebut meskipun operasi pencarian terus-menerus dilakukan hingga akhirnya dapat ditemukan pada tanggal 10 Februari 2020.
Sementara itu, ayahanda almarhum, Subandi mengaku senang karena jenazah anaknya dapat ditemukan setelah lama menunggu meskipun keluarga mengharapkan Dita Ilham Primojati dapat ditemukan dalam kondisi selamat.
"Kami merasa senang karena telah berapa bulan kami menunggu, akhirnya dapat ditemukan meskipun saya berharap anak saya masih selamat. Tapi Allah menakdirkan anak saya dipanggil lebih dulu," katanya.
Ia mengharapkan almarhum Dita Ilham Primojati diterima di sisi Allah SWT dan ditempatkan di tempat yang lebih baik.
Dalam kesempatan terpisah, kakak almarhum, Dita Ibnu Arianda mengatakan pihak keluarga sengaja memilih TPU Kemutug Kidul sebagai tempat peristirahatan terakhir bagi Dita Ilham Primojati agar lebih dekat dengan keluarganya.
"Kalau di Taman Makam Pahlawan, kita butuh waktu ke sana, kalau mau menengok setiap harinya butuh protokoler tertentu. Sebetulnya kedua-duanya baik, di pemakaman umum maupun Taman Makam Pahlawan, tapi kita data antara kebaikan lebih banyak mana, kita memilih banyak kebaikan di tempat sendiri, yang namanya pahlawan tidak harus ditempatkan di Taman Makam Pahlawan, tapi di manapun kita menganggap dia pahlawan," katanya.