Temanggung (ANTARA) - Produksi buah durian di Desa Ngropoh, Kranggan, Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah, pada masa panen 2020 turun drastis dibanding panen tahun 2019.
Ketua Kelompok Tani Biso Mukti Desa Ngropoh, Kecamatan Kranggan, Waluyo di Temanggung, Rabu, mengatakan produksi durian tahun ini turun hingga 70 persen dari tahun lalu.
Menurut dia, turunnya produksi durian tersebut karena banyak bunga durian yang rontok.
"Saat berbunga pada September-Oktober 2019 belum turun hujan sehingga mengakibatkan banyak bunga mengering dan rontok tidak menjadi bakal buah," katanya.
Ia mengatakan dengan menurunnya produksi durian maka penghasilan petani berkurang, tidak sebanyak pada masa panen tahun lalu.
Ia menyebutkan jika tahun 2019 pohon besar bisa berbuah hingga 1.000 biji, tahun ini paling cuma sekitar 200-300 biji, bahkan ada yang lebih sedikit dan tidak sedikit yang sama sekali tidak berbuah.
Sekretaris Desa Ngropoh Ismanto menuturkan populasi tanaman buah durian di desanya sekitar 8.000 pohon.
Manurut dia, tanaman durian menjadi andalan penghasilan warga Ngropoh karena setiap kali panen bisa mendapatkan penghasilan lumayan karena durian lokal Ngropoh laku keras di pasaran, selain daging buahnya tebal juga bercita rasa khas.
Namun, katanya, pada panen tahun ini produksi buah turun karena saat berbunga sama sekali tidak ada hujan sehingga bunga rontok.
Ismanto menuturkan buah durian sudah menjadi ikon Desa Ngropoh, oleh karena itu pihaknya terus berupaya untuk mempertahankan dan mengembangkanya agar durian khas Ngropoh tetap lestari.
Baca juga: Ayo ke Desa Limbangan Pekalongan mumpung ada festival durian
Baca juga: Gara-gara bawa durian, Nilwan ikut diseret KPK
Ketua Kelompok Tani Biso Mukti Desa Ngropoh, Kecamatan Kranggan, Waluyo di Temanggung, Rabu, mengatakan produksi durian tahun ini turun hingga 70 persen dari tahun lalu.
Menurut dia, turunnya produksi durian tersebut karena banyak bunga durian yang rontok.
"Saat berbunga pada September-Oktober 2019 belum turun hujan sehingga mengakibatkan banyak bunga mengering dan rontok tidak menjadi bakal buah," katanya.
Ia mengatakan dengan menurunnya produksi durian maka penghasilan petani berkurang, tidak sebanyak pada masa panen tahun lalu.
Ia menyebutkan jika tahun 2019 pohon besar bisa berbuah hingga 1.000 biji, tahun ini paling cuma sekitar 200-300 biji, bahkan ada yang lebih sedikit dan tidak sedikit yang sama sekali tidak berbuah.
Sekretaris Desa Ngropoh Ismanto menuturkan populasi tanaman buah durian di desanya sekitar 8.000 pohon.
Manurut dia, tanaman durian menjadi andalan penghasilan warga Ngropoh karena setiap kali panen bisa mendapatkan penghasilan lumayan karena durian lokal Ngropoh laku keras di pasaran, selain daging buahnya tebal juga bercita rasa khas.
Namun, katanya, pada panen tahun ini produksi buah turun karena saat berbunga sama sekali tidak ada hujan sehingga bunga rontok.
Ismanto menuturkan buah durian sudah menjadi ikon Desa Ngropoh, oleh karena itu pihaknya terus berupaya untuk mempertahankan dan mengembangkanya agar durian khas Ngropoh tetap lestari.
Baca juga: Ayo ke Desa Limbangan Pekalongan mumpung ada festival durian
Baca juga: Gara-gara bawa durian, Nilwan ikut diseret KPK