Purwokerto (ANTARA) - Universitas Muhammadiyah Purwokerto (UMP), Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, menargetkan empat guru besar baru, kata Wakil Rektor IV UMP Bidang Riset Inovasi dan Sumber Daya Manusia Dr. Anwar Ma’ruf, S.T., M.T.

"Kami terus memacu peningkatan SDM dosen di UMP, salah satunya melalui pengukuhan guru besar. Jumlah guru besar baru di UMP bertambah secara signifikan selama dua tahun terakhir dan dalam periode ini ditargetkan bisa menambah empat guru besar baru," katanya di Purwokerto, Rabu.

Terkait dengan hal itu, dia mengatakan program UMP di bidang riset dan inovasi yang pertama adalah penguatan research center untuk mendapatkan dana atau research grand, baik dari dalam maupun luar negeri.

"Kedua, meningkatkan kerja sama Penelitian Kerja Sama Luar Negeri (PKLN) atau research collaboration dengan berbagai negara, dan yang ketiga meningkatkan produk penelitian menjadi revenue generating (RG) products. Artinya, produk-produk penelitian dapat dijual kepada masyarakat sehingga dapat menghasilkan pendapatan baik bagi peneliti maupun instansi, tentu dengan persyaratan-persyaratan yang telah ditentukan," katanya.

Baca juga: Berkembang makin pesat, UMP menuju Islamic Entrepreneur University

Sementara program di bidang SDM dosen, kata dia, berupa peningkatan jabatan fungsional dosen (Jafa), baik untuk asisten ahli, lektor, lektor kepala, dan guru besar (profesor). 

Menurut dia, program di bidang SDM tenaga kependidikan adalah kemampuan profesional dan manajerial tenaga kependidikan, baik staf akademik, laboran, dan pustakawan.

"Belum cukup disitu, di bawah kepemimpinan Rektor UMP Dr. Anjar Nugroho, Wakil Rektor Bidang IV telah memiliki program unggulan dalam riset, inovasi, dan SDM dengan peningkatan produk-produk penelitian menjadi produk Revenue Generating (RG)," katanya.
 
Lebih lanjut, Anwar mengatakan hasil-hasil penelitian yang dilakukan dosen harus mampu menghasilkan suatu produk yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat untuk seluruh bidang keilmuan, baik eksak seperti kesehatan, pertanian dan keteknikan maupun sosial seperti kependidikan, psikologi, ekonomi, sastra, dan keagamaan.

Sebagai contoh, kata dia, bidang penelitian eksak yang sudah berjalan yang dapat dijadikan role model adalah penelitian tentang budi daya kelapa kopyor yang dilakukan  oleh Prof. Sisunandar dengan metode kultur jaringan yang sudah menghasilkan produk penelitian (bibit kelapa kopyor), publikasi ilmiah, dan paten.

Baca juga: Biro SDM UMP persiapkan pegawai baru melalui Darul Arqam

"Contoh di bidang sosial adalah kajian sejarah suatu tempat atau kabupaten yang dilakukan oleh Prof. Sugeng, yaitu Sejarah Kabupaten Banyumas yang hasil penelitiannnya sudah dapat dimanfaatkan oleh masyarakat Banyumas, selain itu juga dihasilkan beberapa buku dan HAKI," katanya. 

Ia mengatakan target ke depan untuk bidang Riset Inovasi dan SDM adalah Program One Man One Document (OMOD)

Dalam hal ini, kata dia, selama empat tahun ke depan setiap dosen harus mempunyai satu dokumen, yakni satu artikel scopus, satu HAKI/paten, satu buku, dan satu produk.
 
"Sebagai gambaran untuk saat ini, jumlah dokumen scopus UMP sebanyak 130 dokumen dengan jumlah dosen kurang lebih 400 orang. Kalau seandainya setiap dosen memiliki satu saja dokumen scopus, maka minimal akan ada 400 dokumen scopus. Demikian juga dengan produk-produk luaran penelitian yang lain," ungkapnya.

Baca juga: Tingkatkan kemampuan audit, dua lembaga internal UMP dilatih ISO 9001-2015

Menurut dia, Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) dan Lembaga Publikasi Ilmiah dan Penerbitan (LPIP) ke depan harus bersinergi untuk menyukseskan program OMOD tersebut. 

Dalam hal ini, kata dia, masing-masing lembaga harus bisa mengambil peran strategis melalui program-program yang terstruktur, baik jangka pendek, menengah, maupun jangka panjang.

"Program yang sudah berjalan adalah Penelitian Kerja Sama Luar Negeri. Program ini sudah dilaksanakan sejak tahun 2018 dengan Universiti Teknologi Petronas (UTP) Malaysia. Pada tahun 2019 ini dikembangkan kerja sama dengan Universiti Teknologi Malaysia (UTM), UPSI (Universiti Pendidikan Sultan Idris) Malaysia, dan University of Groningen Belanda. Kami harapkan pada tahun-tahun ke depan, PKLN ini dapat menjangkau negara-negara lain yang lebih luas," pungkasnya. (tgr)

Baca juga: UMP luncurkan Pusat Studi Dakwah Komunitas
Baca juga: UMP satu-satunya PTM yang dirikan Pusat Studi Cabang dan Ranting Muhammadiyah

Pewarta : KSM
Editor : Sumarwoto
Copyright © ANTARA 2024