Purwokerto (ANTARA) - Afra Bryges Tamia (24) membagikan kiat sukses menjadi lulusan terbaik di Fakultas Kedokteran, Universitas Muhammadiyah Purwokerto (UMP), Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, dengan meraih indeks prestasi kumulatif (IPK) 3,97.

"Kalau kiat khusus sih jujur saja tidak ada. Tapi saya berprinsip karena sekolah di Fakultas Kedokteran membutuhkan perjuangan yang besar untuk saya dan keluarga, baik mental maupun material," katanya di Purwokerto, Kamis.

Oleh karena itu, dia selalu berusaha untuk melakukan yang terbaik di setiap stase atau bagian yang dilewati selama pendidikan klinis. 

Ia mengaku jika awalnya tidak percaya atas predikat lulusan terbaik yang diraihnya karena selama menjalani perkuliahan tidak kiat khusus untuk meraih prestasi tersebut.

Baca juga: Rektor UMP berikan kuliah umum di UM Sorong

"Konsisten saja sih kuncinya. Konsisten buat tetap belajar tanpa membedakan itu stase mayor atau stase minor," kata putri pasangan H. Supriyono dan Hj. Eni Endah Wati, Amd.Keb. itu.

Kendati kuliah di Fakultas Kedokteran, hal itu tidak menghambat Afra untuk mengikuti berbagai kegiatan di kampus maupun kejuaraan nasional.

Dalam hal ini, dia aktif di Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) UMP dan Center for Indonesian Medical Student Activities (CIMSA). 

Dia juga pernah mengikuti berbagai lomba seperti Indonesian International Medical Olympiad (IMO) dan Gadjah Mada Indonesian Medical Science Olympiad (GIMSCO).

"Selain banyak ilmu dan pengalaman yang diperoleh dari organisasi kemahasiswaan, seperti bagaimana mengelola organisasi dan cara menghadapi banyak orang. Saya juga ikut kegiatan Bahasa Inggris pada saat kuliah preklinik dulu. Saya sempat mewakili UMP di lomba debat tingkat Jawa Tengah lalu menang bersama teman sejawat saya dr. Cita Zealand akhirnya bisa lanjut ke nasional," tuturnya.

Baca juga: Anak penjual jamu disumpah jadi dokter di UMP

Meskipun demikian, dia memiliki trik untuk belajar secara efektif, yakni berdiskusi bersama teman.

"Awalnya saya lebih suka belajar sendiri tapi ternyata kuliah di Fakultas Kedokteran terutama saat coas dan UKMPPD membuat saya jadi nyaman belajar kelompok. Karena lebih bisa saling melengkapi kekurangan masing-masing, jadi infonya lebih banyak," jelasnya. 

Di balik capaian prestasi yang ditorehkannya, dia mengaku banyak rintangan dan kerja keras yang harus dilewatinya.

"Jujur saya tidak bisa naik sepeda motor dan nyetir mobil, sedangkan untuk pendidikan coas itu tempatnya jauh, jadi merepotkan banyak pihak seperti keluarga terutama bapak saya, dan teman-teman dekat saya yang selalu ada buat bantu saya kapan pun saya butuh. Tanpa keluarga dan teman-teman yang care saya tidak bakal bisa sampai di titik ini," katanya. (tgr)

Baca juga: Prodi Teknologi Laboratorium Medik UMP raih akreditasi B
Baca juga: Universitas Muhammadiyah Purwokerto berkomitmen ciptakan dokter yang unggul

Pewarta : KSM
Editor : Sumarwoto
Copyright © ANTARA 2024