Batang (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Batang, Jawa Tengah, mengusulkan kepada Kementerian Perhubungan untuk memindahkan Unit Pelayanan Penimbangan Kendaraan Bermotor (UPPKB) atau jembatan timbang di Subah ke lokasi yang lebih strategis agar berfungsi maksimal.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Permukiman Rakyat Kabupaten Batang Ketut Mariadji di Batang, Jumat, mengatakan bahwa selama ini truk bermuatan lebih dari batas kewajaran atau over tonase melenggang bebas melewati jalan nasional pantai utara (pantura) kemudian masuk jalan Tol Kandeman atau sebaliknya untuk menghindari jembatan timbang.
"Dampaknya jalan pantura cepat rusak. Saya kira ini tugas dan fungsi jembatan timbang yang kurang optimal karena truk bermuatan melebih batas tonase tetap melaju di jalur pantura," katanya.
Baca juga: Jalan tol dibuka, volume truk di Jembatan Timbang Subah anjlok
Ia mengatakan pemkab mendesak pada Kementerian Perhubungan agar permasalahan tersebut segera diselesaikan, baik di tingkat provinsi maupun pusat sehingga kondisi jalan pantura tetap dalam kondisi baik, dan bertahan lama.
"Entah permasalahan ini ada pada tahap mana, apakah dari jembatan timbangnya sendiri atau kenekalan sopir truk karena saya sering melihat banyak truk bermuatan melebihi batas tonase sengaja masuk pintu tol Weleri Kabupaten Kendal dan keluar dari exit Tol Kandeman atau exit Tol Grosir Setono Kota Pekalongan," katanya.
Ketut berpendapat lokasi jembatan timbang Subah perlu dipindah karena keberadaan tidak lagi stragtegis dan tidak lagi optimal sejak adanya jalur Tol Trans Jawa.
"Jika bisa dipindah setelah keluar dari pintu Exit Tol Kandeman. Di sekitar situ (exit Tol Kandeman) ada tanah milik Provinsi Jateng yang luasnya sekitar 5 hektare dan kondisi lebih cocok dibanding lokasi yang saat ini di Subah," katanya.
Baca juga: Jumlah truk melintasi jembatan timbang turun drastis
Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Permukiman Rakyat Kabupaten Batang Ketut Mariadji di Batang, Jumat, mengatakan bahwa selama ini truk bermuatan lebih dari batas kewajaran atau over tonase melenggang bebas melewati jalan nasional pantai utara (pantura) kemudian masuk jalan Tol Kandeman atau sebaliknya untuk menghindari jembatan timbang.
"Dampaknya jalan pantura cepat rusak. Saya kira ini tugas dan fungsi jembatan timbang yang kurang optimal karena truk bermuatan melebih batas tonase tetap melaju di jalur pantura," katanya.
Baca juga: Jalan tol dibuka, volume truk di Jembatan Timbang Subah anjlok
Ia mengatakan pemkab mendesak pada Kementerian Perhubungan agar permasalahan tersebut segera diselesaikan, baik di tingkat provinsi maupun pusat sehingga kondisi jalan pantura tetap dalam kondisi baik, dan bertahan lama.
"Entah permasalahan ini ada pada tahap mana, apakah dari jembatan timbangnya sendiri atau kenekalan sopir truk karena saya sering melihat banyak truk bermuatan melebihi batas tonase sengaja masuk pintu tol Weleri Kabupaten Kendal dan keluar dari exit Tol Kandeman atau exit Tol Grosir Setono Kota Pekalongan," katanya.
Ketut berpendapat lokasi jembatan timbang Subah perlu dipindah karena keberadaan tidak lagi stragtegis dan tidak lagi optimal sejak adanya jalur Tol Trans Jawa.
"Jika bisa dipindah setelah keluar dari pintu Exit Tol Kandeman. Di sekitar situ (exit Tol Kandeman) ada tanah milik Provinsi Jateng yang luasnya sekitar 5 hektare dan kondisi lebih cocok dibanding lokasi yang saat ini di Subah," katanya.
Baca juga: Jumlah truk melintasi jembatan timbang turun drastis