Batang (Antaranews Jateng) - Volume truk pengangkut barang yang melalui alat penimbangan kendaraan bermotor Jembatan Timbang Subah Kabupaten Batang, Jawa Tengah, kini hanya mencapai sekitar 1.000 kendaraan atau turun hingga 50 persen dibanding sebelumnya yang mampu mencapai sekitar 2.000 kendaraan.
Kepala Unit Pelaksana Penimbangan Kendaraan Bermotor (UPPKB) Jembatan Timbang, Subah Kabupaten Batang, Arief Munandar di Batang, Kamis, mengatakan bahwa turunnya volume kendaraan pengangkut barang hingga sekitar 50 persen itu seiring dengan dioperasikannya jalan Tol Trans Jawa.
"Para oknum sopir truk yang membawa muatan barang dengan tonase berlebih ikut memanfaatkan keberadaan jalur Tol Trans Jawa untuk menghindari pemeriksaan petugas.
Menurut dia, saat ini banyak sopir truk pengangkut barang dari arah timur (Semarang) yang menghindari masuk ke Jembatan Timbang Subah dengan cara melalui gerbang tol Weleri dan keluar di pintu keluar tol Kandeman atau Setono Kota Pekalongan.
"Padahal, truk pengangkut barang bertujuan ke wilayah Jawa Barat atau Jakarta. Jika memang sopir truk itu konsisten mau melalui jalur tol maka mereka bisa lewat jalan bebas hambatan itu dari arah Semarang hingga ke arah barat (Jakarta)," katanya.
Ia berharap dengan adanya permasalahan itu, pemerintah bisa memberikan solusi dengan cara mendirikan jembatan timbang di dekat pintu masuk tol Weleri, Kabupaten Kendal agar truk dari arah timur bisa tetap terkontrol.
"Jika masalah itu terus dibiarkan maka truk pengangkut barang akan terus menggunakan jalur tol untuk menghindari Jembatan Timbang Subah dengan aman. Hal ini seperti yang sudah dipraktikan di dekat Jalan Raya Kaligawe, Semarang yang dipasang jembatan timbang sehingga truk tetap diperiksa," katanya.
Sopir truk Rohman mengatakan dirinya sengaja menghindari pengecekan penimbangan di JT Subah karena barang muatan yang ada pada truk cukup berat sehingga dari arah pintu masuk tol Weleri terpaksa keluar di pintu tol Kandeman.
"Muatannya berat namun jika terus lewat tol maka biayanya akan besar sehingga kami keluar tol Kandeman dan melanjutkan perjalanan di jalur pantura ke arah Barat tanpa harus masuk penimbangan di Jembatan Timbang Subah," kata Rohman, warga asal Sidoarjo, Jawa Timur itu.
Kepala Unit Pelaksana Penimbangan Kendaraan Bermotor (UPPKB) Jembatan Timbang, Subah Kabupaten Batang, Arief Munandar di Batang, Kamis, mengatakan bahwa turunnya volume kendaraan pengangkut barang hingga sekitar 50 persen itu seiring dengan dioperasikannya jalan Tol Trans Jawa.
"Para oknum sopir truk yang membawa muatan barang dengan tonase berlebih ikut memanfaatkan keberadaan jalur Tol Trans Jawa untuk menghindari pemeriksaan petugas.
Menurut dia, saat ini banyak sopir truk pengangkut barang dari arah timur (Semarang) yang menghindari masuk ke Jembatan Timbang Subah dengan cara melalui gerbang tol Weleri dan keluar di pintu keluar tol Kandeman atau Setono Kota Pekalongan.
"Padahal, truk pengangkut barang bertujuan ke wilayah Jawa Barat atau Jakarta. Jika memang sopir truk itu konsisten mau melalui jalur tol maka mereka bisa lewat jalan bebas hambatan itu dari arah Semarang hingga ke arah barat (Jakarta)," katanya.
Ia berharap dengan adanya permasalahan itu, pemerintah bisa memberikan solusi dengan cara mendirikan jembatan timbang di dekat pintu masuk tol Weleri, Kabupaten Kendal agar truk dari arah timur bisa tetap terkontrol.
"Jika masalah itu terus dibiarkan maka truk pengangkut barang akan terus menggunakan jalur tol untuk menghindari Jembatan Timbang Subah dengan aman. Hal ini seperti yang sudah dipraktikan di dekat Jalan Raya Kaligawe, Semarang yang dipasang jembatan timbang sehingga truk tetap diperiksa," katanya.
Sopir truk Rohman mengatakan dirinya sengaja menghindari pengecekan penimbangan di JT Subah karena barang muatan yang ada pada truk cukup berat sehingga dari arah pintu masuk tol Weleri terpaksa keluar di pintu tol Kandeman.
"Muatannya berat namun jika terus lewat tol maka biayanya akan besar sehingga kami keluar tol Kandeman dan melanjutkan perjalanan di jalur pantura ke arah Barat tanpa harus masuk penimbangan di Jembatan Timbang Subah," kata Rohman, warga asal Sidoarjo, Jawa Timur itu.