Boyolali (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Boyolali mengimbau masyarakat di daerah rawan untuk waspadai terjadinya bencana alam banjir, tanah longsor, dan angin ribut pada musim hujan Desember 2019 hingga Januari 2020.
Kepala pelaksana harian (Kalakhar) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Boyolali, Jawa Tengah Bambang Sinungharjo, di Boyolali, Senin, mengatakan, pihaknya bersama stakeholder, baik dari kecamatan maupun organisasi perangkat daerah (OPD) Kabupaten Boyolali sudah menggelar rapat koordinasi untuk antisipasi bencana banjir, tanah longsor, dan angin ribut.
Menurut Bambang Sinungharjo, dari hasil rakor tersebut sudah dipetakan daerah rawan bencana memasuki musim hujan saat ini. Untuk daerah rawan bencana banjir di Kecamatan Banyudono, Sawit, Sambi, Ngemplak, Nogosari, Juwangi, Wonosegoro, dan Wonosamodro.
Baca juga: Lima kecamatan rawan longsor di Banjarnegara terus dipantau
Daerah yang dianggap rawan bencana angin ribut antara lain di Kecamatan Selo, Juwangi, Kemusu, Wonosamodro, Wonosegoro, Klego, dan Cepogo, sedangkan tanah longsor di Musuk, Cepogo, Selo, dan Tamansari.
"Kami mengimbau agar masyarakat siap sedia dan berhati-hati dalam pananganan ancaman bencana. Jika terjadi hujan deras untuk masyarakat di daerah hilir harus waspada adanya kiriman air dari daerah hulu.
Bencana angin ribut, kata dia, setiap kecamatan sudah diantisipasi dengan diberikan bantuan peralatan mesin gergaji tangan. Jika ada bencana angin ribut, misalnya pohon tumbang bisa langsung ditangani pihak kecamatan. Namun, jika bencana cukup signifikan seperti di Sawit beberapa waktu lalu langsung ditangani BPBD Boyolali ke lokasi.
Dia mengatakan untuk antisipasi bencana tanah longsor warga masyarakat sudah dilakukan imbauan kewaspadaan terutama di daerah rawan. BPBD juga sudah mengajukan anggaran 2020 untuk mengadakan alat berat beko untuk mengatasi jika ada material longsoran yang mengarah di jalan raya.
Selain itu, BPBD Boyolali juga sudah memberikan Surat Edaran imbauan ke-22 camat untuk disampaikan desa dan masyarakatnya untuk waspada dan setiap kecamatan didirikan posko kesiapsiagaan dalam rangka antisipasi musim hujan yang dapat mengakibatkan banjir, tanah longsor dan angin ribut.
"Pemkab Boyolali melalui BPBD juga sudah melaporkan kepada Bupati, beberapa korban rumah roboh akibat bencana angin ribut dengan memberikan bantuan untuk korban rumah roboh atau rusak berat mendapatkan Rp7,5 juta, rusak sedang Rp5 Juta, dan ringan Rp2,5 juta," katanya.
Pemerintah telah memberikan bantuan kepada para korban bencana angin ribut antara lain di Kecamatan Selo ada tiga korban, Juwangi (11) dan Kemusu (1). Untuk bantuan logistik jatah hidup mereka diberikan bantuan untuk tiga hari ke depan.
Baca juga: 94 desa di Cilacap rawan bencana hidrologi, masyarakat diminta waspada
Kepala pelaksana harian (Kalakhar) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Boyolali, Jawa Tengah Bambang Sinungharjo, di Boyolali, Senin, mengatakan, pihaknya bersama stakeholder, baik dari kecamatan maupun organisasi perangkat daerah (OPD) Kabupaten Boyolali sudah menggelar rapat koordinasi untuk antisipasi bencana banjir, tanah longsor, dan angin ribut.
Menurut Bambang Sinungharjo, dari hasil rakor tersebut sudah dipetakan daerah rawan bencana memasuki musim hujan saat ini. Untuk daerah rawan bencana banjir di Kecamatan Banyudono, Sawit, Sambi, Ngemplak, Nogosari, Juwangi, Wonosegoro, dan Wonosamodro.
Baca juga: Lima kecamatan rawan longsor di Banjarnegara terus dipantau
Daerah yang dianggap rawan bencana angin ribut antara lain di Kecamatan Selo, Juwangi, Kemusu, Wonosamodro, Wonosegoro, Klego, dan Cepogo, sedangkan tanah longsor di Musuk, Cepogo, Selo, dan Tamansari.
"Kami mengimbau agar masyarakat siap sedia dan berhati-hati dalam pananganan ancaman bencana. Jika terjadi hujan deras untuk masyarakat di daerah hilir harus waspada adanya kiriman air dari daerah hulu.
Bencana angin ribut, kata dia, setiap kecamatan sudah diantisipasi dengan diberikan bantuan peralatan mesin gergaji tangan. Jika ada bencana angin ribut, misalnya pohon tumbang bisa langsung ditangani pihak kecamatan. Namun, jika bencana cukup signifikan seperti di Sawit beberapa waktu lalu langsung ditangani BPBD Boyolali ke lokasi.
Dia mengatakan untuk antisipasi bencana tanah longsor warga masyarakat sudah dilakukan imbauan kewaspadaan terutama di daerah rawan. BPBD juga sudah mengajukan anggaran 2020 untuk mengadakan alat berat beko untuk mengatasi jika ada material longsoran yang mengarah di jalan raya.
Selain itu, BPBD Boyolali juga sudah memberikan Surat Edaran imbauan ke-22 camat untuk disampaikan desa dan masyarakatnya untuk waspada dan setiap kecamatan didirikan posko kesiapsiagaan dalam rangka antisipasi musim hujan yang dapat mengakibatkan banjir, tanah longsor dan angin ribut.
"Pemkab Boyolali melalui BPBD juga sudah melaporkan kepada Bupati, beberapa korban rumah roboh akibat bencana angin ribut dengan memberikan bantuan untuk korban rumah roboh atau rusak berat mendapatkan Rp7,5 juta, rusak sedang Rp5 Juta, dan ringan Rp2,5 juta," katanya.
Pemerintah telah memberikan bantuan kepada para korban bencana angin ribut antara lain di Kecamatan Selo ada tiga korban, Juwangi (11) dan Kemusu (1). Untuk bantuan logistik jatah hidup mereka diberikan bantuan untuk tiga hari ke depan.
Baca juga: 94 desa di Cilacap rawan bencana hidrologi, masyarakat diminta waspada