Cilacap (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah meminta masyarakat setempat untuk mewaspadai kemungkinan terjadinya bencana hidrologi karena saat ini telah memasuki musim hujan.
"Berdasarkan prakiraan cuaca yang dikeluarkan oleh BMKG, puncak musim hujan di Cilacap diprakirakan akan berlangsung pada bulan Desember-Januari, sehingga masyarakat diimbau waspada terhadap kemungkinan terjadinya bencana hidrologi," kata Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Cilacap Tri Komara Sidhy di Cilacap, Rabu.
Di Kabupaten Cilacap terdapat 94 desa rawan bencana hidrologi yang terdiri atas 30 desa rawan banjir dan 64 desa rawan longsor.
Baca juga: Daerah rawan bencana, waspadai bencana hidrometeorologi saat musim peralihan
Ia mengatakan wilayah yang rawan bencana hidrologi tersebut diketahui berdasarkan pengalaman atau kejadian tahun sebelumnya.
Wilayah rawan banjir di Kabupaten Cilacap, antara lain Kecamatan Sidareja, Kedungreja, Gandrungmangu, Kroya, dan Nusawungu, sedangkan wilayah rawan longsor di antaranya Kecamatan Dayeuhluhur, Wanareja, Majenang, Cimanggu, Karangpucung, dan Jeruklegi.
Terkait dengan hal itu, Tri Komara mengimbau masyarakat untuk memastikan saluran air bebas dari sumbatan sampah maupun benda lain yang dapat menghambat aliran saluran air.
"Warga yang bermukim di daerah bertebing atau perbukitan, kami imbau untuk mengecek kondisi tanah di sekelilingnya. Kalau ada rekahan-rekahan tanah akibat kekeringan, segeralah ditutup agar tidak kemasukan air hujan," katanya.
Kepala Kelompok Teknisi BMKG Stasiun Meteorologi Tunggul Wulung Cilacap Teguh Wardoyo mengimbau masyarakat untuk memaspadai peningkatan curah hujan yang diperkirakan terjadi pada November.
"Berdasarkan prakiraan cuaca yang dikeluarkan BMKG Stasiun Klimatologi Semarang, wilayah Jawa Tengah secara umum akan memasuki musim hujan. Pada awal-awal bulan November, intensitas hujannya diprakirakan masih ringan hingga sedang, namun mulai pertengahan bulan diprakirakan mulai meningkat," katanya.
Menurut dia, curah hujan di wilayah Jateng bagian selatan seperti sebagian besar Cilacap, sebagian besar Banyumas, termasuk sekitar Gunung Slamet, Purbalingga bagian selatan, Banjarnegara bagian barat, sebagian besar Kebumen, serta Purworejo bagian utara diprakirakan berkisar 301-400 milimeter dan masih masuk kategori tinggi.
Di beberapa wilayah Jateng selatan lainnya, seperti Cilacap bagian barat daya, Kebumen bagian tenggara, dan Purworejo bagian selatan diprakirakan masuk kategori menengah dengan curah berkisar 201-300 milimeter.
Baca juga: Rawan longsor, warga Cilacap diimbau cek kondisi tanah sekelilingnya
"Berdasarkan prakiraan cuaca yang dikeluarkan oleh BMKG, puncak musim hujan di Cilacap diprakirakan akan berlangsung pada bulan Desember-Januari, sehingga masyarakat diimbau waspada terhadap kemungkinan terjadinya bencana hidrologi," kata Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Cilacap Tri Komara Sidhy di Cilacap, Rabu.
Di Kabupaten Cilacap terdapat 94 desa rawan bencana hidrologi yang terdiri atas 30 desa rawan banjir dan 64 desa rawan longsor.
Baca juga: Daerah rawan bencana, waspadai bencana hidrometeorologi saat musim peralihan
Ia mengatakan wilayah yang rawan bencana hidrologi tersebut diketahui berdasarkan pengalaman atau kejadian tahun sebelumnya.
Wilayah rawan banjir di Kabupaten Cilacap, antara lain Kecamatan Sidareja, Kedungreja, Gandrungmangu, Kroya, dan Nusawungu, sedangkan wilayah rawan longsor di antaranya Kecamatan Dayeuhluhur, Wanareja, Majenang, Cimanggu, Karangpucung, dan Jeruklegi.
Terkait dengan hal itu, Tri Komara mengimbau masyarakat untuk memastikan saluran air bebas dari sumbatan sampah maupun benda lain yang dapat menghambat aliran saluran air.
"Warga yang bermukim di daerah bertebing atau perbukitan, kami imbau untuk mengecek kondisi tanah di sekelilingnya. Kalau ada rekahan-rekahan tanah akibat kekeringan, segeralah ditutup agar tidak kemasukan air hujan," katanya.
Kepala Kelompok Teknisi BMKG Stasiun Meteorologi Tunggul Wulung Cilacap Teguh Wardoyo mengimbau masyarakat untuk memaspadai peningkatan curah hujan yang diperkirakan terjadi pada November.
"Berdasarkan prakiraan cuaca yang dikeluarkan BMKG Stasiun Klimatologi Semarang, wilayah Jawa Tengah secara umum akan memasuki musim hujan. Pada awal-awal bulan November, intensitas hujannya diprakirakan masih ringan hingga sedang, namun mulai pertengahan bulan diprakirakan mulai meningkat," katanya.
Menurut dia, curah hujan di wilayah Jateng bagian selatan seperti sebagian besar Cilacap, sebagian besar Banyumas, termasuk sekitar Gunung Slamet, Purbalingga bagian selatan, Banjarnegara bagian barat, sebagian besar Kebumen, serta Purworejo bagian utara diprakirakan berkisar 301-400 milimeter dan masih masuk kategori tinggi.
Di beberapa wilayah Jateng selatan lainnya, seperti Cilacap bagian barat daya, Kebumen bagian tenggara, dan Purworejo bagian selatan diprakirakan masuk kategori menengah dengan curah berkisar 201-300 milimeter.
Baca juga: Rawan longsor, warga Cilacap diimbau cek kondisi tanah sekelilingnya