Solo (ANTARA) - Politisi PDI Perjuangan Aria Bima mengajak warga meminimalisasi konflik sosial seiring dengan rujuknya Joko Widodo dan Prabowo Subianto pascapilpres 2019.

"Potensi-potensi konflik sosial makin hari jumlahnya makin banyak dengan kualitas cukup beragam. Ini keprihatinan kita bahwa konflik sosial mulai masif secara kuantitatif dan beragam," katanya pada acara Sosialisasi 4 Pilar Kebangsaan di Balai Rakyat, Telukan, Grogol, Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah, Minggu.

Ia mengatakan rujuknya Jokowi dan Prabowo memang cenderung menurunkan konflik secara drastis, termasuk lewat media sosial.

"Secara faktual ada harmonisasi kembali akibat perbedaan kemarin. Khususnya di wilayah saya, saya tahu persis wilayah Pak Jokowi mana, wilayah Pak Prabowo mana. Pascapertemuan itu menyatu kembali," katanya.

Ia menilai keteladanan para pemimpin menjadi satu cerminan dalam demokrasi Pancasila.

Baca juga: Sosialisasikan 4 pilar kebangsaan di Kudus, MPR sasar kalangan pelajar

Menurut dia, kesejukan dan keteduhan tidak bisa hanya disampaikan oleh para pemimpin tetapi juga harus memberi contoh dan menjadi contoh dalam proses sosial.

"Gaya paternalistik dalam sistem sosial ini sangat kuat. Keteladanan pemimpin penting jadi contoh. Percuma pemimpin hanya menyarankan kesejukan tanpa memberikan contoh," katanya.

Ia mengatakan konflik sosial di Papua dan yang terjadi di Malang beberapa waktu lalu, bahkan termasuk konflik rumah tangga menunjukkan bahwa Pancasila sebagai jiwa bangsa tidak diterapkan dalam hubungan rasional.

Terkait hal itu, ia juga menyinggung pada kegiatan yang melibatkan para warga tersebut.

"Tadi saya sempat dialog dengan perwakilan warga, beliau sambat sekarang orang makin susah diajak gotong-royong. Bagaimana sulitnya sekarang membuat gapura, sudah dikomersialkan dengan tukang sehingga tidak ada lagi semangat gotong rotong. Ini nilai yang saya singgung dalam bentuk yang kecil agar tidak terjadi pada lingkungan saya," katanya.

Termasuk di dalamnya dinamika konflik pascapilpres, dikatakannya, berpotensi akan kembali terjadi seiring dengan datangnya momentum pemilihan bupati.

"Di situ tentu ada perbedaan pilihan lagi sehingga harus ada proses sosial yang mulai mengendur," katanya.

Baca juga: MPR ajak masyarakat implementasikan empat pilar dalam kehidupan
Baca juga: Wayang Media Tepat Sosialisasikan Empat Pilar Kebangsaan
Baca juga: Presiden Jokowi Akan Bentuk Tim Empat Pilar Kebangsaan

Pewarta : Aris Wasita
Editor : Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2025