Semarang (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Jawa Tengah menganggarkan dana Rp289,9 miliar untuk memperbaiki sebanyak 1.647 ruang kelas sekolah tingkat SMA, SMK, dan SLB negeri yang rusak.
"Dari pengecekan yang kami lakukan ruang kelas yang mengalami kerusakan baik rusak berat, rusak sedang, maupun rusak ringan cukup besar di sejumlah sekolah. Dari total 634 SMA/SMK/SLB negeri di Jateng, total ruang kelas yang mengalami kerusakan berat sebanyak 1.647 ruangan," kata Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Jawa Tengah Jumeri di Semarang, Rabu.
Ia memerinci, SMK negeri di Jateng tercatat sebanyak 235 sekolah dengan ruang kelas yang mengalami kerusakan berat sebanyak 1.432 ruangan.
Baca juga: Legislator minta Disdikbud Jateng cek bangunan sekolah
Sementara itu untuk SMA negeri, dari total sekolah 360 buah, terdapat ruangan yang rusak berat sebanyak 177 ruang, dan SLB negeri dengan total sekolah 39, sebanyak 38 ruangan mengalami rusak berat.
Ia menyebutkan dana yang telah dianggarkan pada tahun depan itu akan diprioritaskan untuk memperbaiki ruangan-ruangan sekolah yang mengalami rusak berat.
Lebih lanjut ia menyebutkan, kondisi sekolah yang mengalami kerusakan sedang di SMK Negeri terdapat 136 ruangan, SMA negeri 284 ruangan, dan SLB negeri 61 ruangan.
"Sementara ruang kelas yang kondisinya baik dari SMA/SMK dan SLB Negeri di Jateng berjumlah 8.780 ruangan," ujarnya.
Baca juga: Bangunan eks sekolah rakyat di Kudus bakal dijadikan mal pelayanan
Menurut dia, banyaknya ruang kelas yang rusak dikarenakan beberapa faktor yakni usia bangunan sekolah di Jateng sehingga mengalami kerusakan.
"Selain itu, banyak sekolah di Jateng yang belum dalam konstruksi tahan gempa, berada di daerah rawan bencana dan juga salah perencanaan konstruksi saat pembangunan. Persoalan-persoalan itu akan kami jadikan bahan evaluasi dalam perencanaan pembangunan sarana prasarana pendidikan ke depan," katanya.
Pada 2019, lanjut Jumeri, Pemprov Jateng sudah menganggarkan untuk perbaikan sarana prasarana sekolah itu, bamun karena kondisi tersebut dan keinginan meningkatkan mutu dan kualitas sarana prasarana pendidikan, anggaran untuk 2020 akan ditingkatkan.
"Pada 2019u, anggaran untuk sarpras pendidikan di Jawa Tengah sebesar Rp181,2 miliar, tahun depan anggaran sarpras di Jateng akan meningkat menjadi Rp289,9 miliar," ujarnya.
Total anggaran itu akan digunakan untuk pembangunan sarpras di SMA/SMK/SLB negeri Jateng dengan rincian untuk sarpras SMK negeri dianggarkan Rp257,4 miliar, sarpras SMA negeri sebesar Rp29,7 miliar dan SLB negeri Rp2,7 miliar.
Baca juga: Bekas Sekolah Rakyat jadi pusat informasi publik
Baca juga: Atap SDN 1 Wonosegoro Boyolali roboh
"Dari pengecekan yang kami lakukan ruang kelas yang mengalami kerusakan baik rusak berat, rusak sedang, maupun rusak ringan cukup besar di sejumlah sekolah. Dari total 634 SMA/SMK/SLB negeri di Jateng, total ruang kelas yang mengalami kerusakan berat sebanyak 1.647 ruangan," kata Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Jawa Tengah Jumeri di Semarang, Rabu.
Ia memerinci, SMK negeri di Jateng tercatat sebanyak 235 sekolah dengan ruang kelas yang mengalami kerusakan berat sebanyak 1.432 ruangan.
Baca juga: Legislator minta Disdikbud Jateng cek bangunan sekolah
Sementara itu untuk SMA negeri, dari total sekolah 360 buah, terdapat ruangan yang rusak berat sebanyak 177 ruang, dan SLB negeri dengan total sekolah 39, sebanyak 38 ruangan mengalami rusak berat.
Ia menyebutkan dana yang telah dianggarkan pada tahun depan itu akan diprioritaskan untuk memperbaiki ruangan-ruangan sekolah yang mengalami rusak berat.
Lebih lanjut ia menyebutkan, kondisi sekolah yang mengalami kerusakan sedang di SMK Negeri terdapat 136 ruangan, SMA negeri 284 ruangan, dan SLB negeri 61 ruangan.
Sementara itu, untuk kondisi ruangan rusak ringan di SMK negeri sebanyak 1.397 ruangan, SMA negeri 3.881 ruangan, dan SLB negeri ada sebanyak 403 ruangan.
"Sementara ruang kelas yang kondisinya baik dari SMA/SMK dan SLB Negeri di Jateng berjumlah 8.780 ruangan," ujarnya.
Baca juga: Bangunan eks sekolah rakyat di Kudus bakal dijadikan mal pelayanan
Menurut dia, banyaknya ruang kelas yang rusak dikarenakan beberapa faktor yakni usia bangunan sekolah di Jateng sehingga mengalami kerusakan.
"Selain itu, banyak sekolah di Jateng yang belum dalam konstruksi tahan gempa, berada di daerah rawan bencana dan juga salah perencanaan konstruksi saat pembangunan. Persoalan-persoalan itu akan kami jadikan bahan evaluasi dalam perencanaan pembangunan sarana prasarana pendidikan ke depan," katanya.
Pada 2019, lanjut Jumeri, Pemprov Jateng sudah menganggarkan untuk perbaikan sarana prasarana sekolah itu, bamun karena kondisi tersebut dan keinginan meningkatkan mutu dan kualitas sarana prasarana pendidikan, anggaran untuk 2020 akan ditingkatkan.
"Pada 2019u, anggaran untuk sarpras pendidikan di Jawa Tengah sebesar Rp181,2 miliar, tahun depan anggaran sarpras di Jateng akan meningkat menjadi Rp289,9 miliar," ujarnya.
Total anggaran itu akan digunakan untuk pembangunan sarpras di SMA/SMK/SLB negeri Jateng dengan rincian untuk sarpras SMK negeri dianggarkan Rp257,4 miliar, sarpras SMA negeri sebesar Rp29,7 miliar dan SLB negeri Rp2,7 miliar.
Baca juga: Bekas Sekolah Rakyat jadi pusat informasi publik
Baca juga: Atap SDN 1 Wonosegoro Boyolali roboh