Semarang (ANTARA) - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengajak semua instansi kesehatan seperti rumah sakit, puskesmas, dan klinik di berbagai tingkatan untuk memprioritaskan penggunaan berbagai alat kesehatan produksi dalam negeri sebagai bentuk efisiensi.
"Saya mengajak untuk menggunakan produk kesehatan dalam negeri, kita prioritaskan. Kalau sudah pengadaan, jangan dikorupsi. Kita optimalisasi pelayanan kesehatan untuk efisiensi tindakan mahal, mulai dari obat dan alat kesehatan produk dalam negeri," kata Ganjar saat menjadi Inspektur Upacara Peringatan Hari Kesehatan Nasional Ke-55 tingkat Provinsi Jawa Tengah di Semarang, Selasa.
Menurut Ganjar, ajakan tersebut sesuai permintaan Menteri Kesehatan RI Terawan Agus Putranto pada Peringatan Hari Kesehatan ke-55 hari ini, di mana alat kesehatan produksi dalam negeri bisa memangkas biaya operasional rumah sakit sampai 30 persen.
Baca juga: Dinkes Pati pameran inovasi kesehatan
Selain itu, juga sudah memenuhi syarat dari Kementerian Kesehatan dan Standar Nasional Indonesia (SNI).
Dalam kesempatan tersebut, selain masalah efisiensi, Ganjar juga meminta kasus kekerdilan (stunting), kematian ibu hamil dan bayi yang baru dilahirkan terus ditekan dengan upaya paling mendasar yang dapat dilakukan dengan menjaga kebersihan diri mulai dari cuci tangan sebelum makan.
Program Jateng Gayeng Nginceng Wong Meteng (5Ng) tidak hanya fokus pada ibu hamil, tapi mulai dari perencanaan kehamilan agar generasi yang dilahirkan menjadi bibit unggul dan sumber daya manusia maju dengan pelayanan kesehatan yang harus merata.
"Menjadi komitmen bersama untuk melayani kesehatan yang baik, 'manage' rumah sakit dengan baik. Haram tolak pasien, biarkan BPJS yang belum cair jadi tanggung jawab gubernur," ujarnya.
Pada upacara Peringatan Hari Kesehatan Nasional kali ini, Gubernur Ganjar menyerahkan penghargaan kepada tenaga kesehatan teladan kategori bidan, dokter gigi, perawat, dokter umum, duta lingkungan sehat, klinik, puskesmas, gizi, balita sehat, farmasi hingga ahli medik.
Selain mendapatkan piala, mereka juga mendapatkan laptop dan uang Rp10 juta.(LHP)
Baca juga: Menkes: perlu data benar untuk subsidi BPJS
"Saya mengajak untuk menggunakan produk kesehatan dalam negeri, kita prioritaskan. Kalau sudah pengadaan, jangan dikorupsi. Kita optimalisasi pelayanan kesehatan untuk efisiensi tindakan mahal, mulai dari obat dan alat kesehatan produk dalam negeri," kata Ganjar saat menjadi Inspektur Upacara Peringatan Hari Kesehatan Nasional Ke-55 tingkat Provinsi Jawa Tengah di Semarang, Selasa.
Menurut Ganjar, ajakan tersebut sesuai permintaan Menteri Kesehatan RI Terawan Agus Putranto pada Peringatan Hari Kesehatan ke-55 hari ini, di mana alat kesehatan produksi dalam negeri bisa memangkas biaya operasional rumah sakit sampai 30 persen.
Baca juga: Dinkes Pati pameran inovasi kesehatan
Selain itu, juga sudah memenuhi syarat dari Kementerian Kesehatan dan Standar Nasional Indonesia (SNI).
Dalam kesempatan tersebut, selain masalah efisiensi, Ganjar juga meminta kasus kekerdilan (stunting), kematian ibu hamil dan bayi yang baru dilahirkan terus ditekan dengan upaya paling mendasar yang dapat dilakukan dengan menjaga kebersihan diri mulai dari cuci tangan sebelum makan.
Program Jateng Gayeng Nginceng Wong Meteng (5Ng) tidak hanya fokus pada ibu hamil, tapi mulai dari perencanaan kehamilan agar generasi yang dilahirkan menjadi bibit unggul dan sumber daya manusia maju dengan pelayanan kesehatan yang harus merata.
"Menjadi komitmen bersama untuk melayani kesehatan yang baik, 'manage' rumah sakit dengan baik. Haram tolak pasien, biarkan BPJS yang belum cair jadi tanggung jawab gubernur," ujarnya.
Pada upacara Peringatan Hari Kesehatan Nasional kali ini, Gubernur Ganjar menyerahkan penghargaan kepada tenaga kesehatan teladan kategori bidan, dokter gigi, perawat, dokter umum, duta lingkungan sehat, klinik, puskesmas, gizi, balita sehat, farmasi hingga ahli medik.
Selain mendapatkan piala, mereka juga mendapatkan laptop dan uang Rp10 juta.(LHP)
Baca juga: Menkes: perlu data benar untuk subsidi BPJS