Magelang (ANTARA) - Sebanyak 12,276 orang menari soreng dalam memeriahkan Hari Sumpah Pemuda 2019 di Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, berhasil masuk Museum Rekor-Dunia Indonesia (Muri)
Menari soreng secara kolosal tersebut diselenggarakan di Lapangan drh. Soepardi dan Jalan Soekarno-Hatta Mungkid, Kabupaten Magelang, Senin.
Senior Manajer Muri Sri Wudayati mengatakan dalam kegiatan ini Muri mencatat dua rekor sekaligus, yakni pembacaan ikrar Sumpah Pemuda dengan peserta penari terbanyak, yakni 12.276 pemari dan pergelaran tari soreng dengan jumlah penari terbanyak 12.276 penari.
Baca juga: Penari Soreng di Kabupaten Magelang bakal pecahkan rekor Muri
"Kegiatan ini resmi kami catat sebagai rekor Muri dengan nomor urut 9.263 dan 9.264 kami anugerahkan penghargaannya kepada Pemkab Magelang dan kepada Bupati Magelang Zaenal Arifin dan Wakil Bupati Magelang Edi Tjahyana selaku pemrakarsa," katanya.
Bupati Magelang Zaenal Arifin mengatakan pergelaran tari soreng kolosal ini selain untuk melestarikan budaya juga untuk menggelorakan semangat persatuan dan kesatuan dalam menjaga dan mengelola Negara Kesatiuan Republik Indonesia.
"Kita berdayakan seluruh potensi di Kabupaten Magelang termasuk seni soreng ini. Jadi dengan seluruh potensi yang ada maka kami mengajak seluruh elemen yang ada di Kabupaten Magelang, mari kita bergerak ke arah yang lebih positif dengan bidangnya masing-masing," katanya.
Ia menuturkan dipilih tari soreng dalam kegiatan ini, kebetulan tari soreng ini pernah tampil di Istana Negara pada perayaan 17 Agustus 2019, dengan momentum itu dicoba untuk menggali, mengeksplor seni soreng ini secara lebih dalam lagi dan tentunya juga akan mengangkat seni-seni yang lain, tetapi kebetulan saat ini seni soreng dikembangkan lebih dulu.
Baca juga: Mahasiswa Australia-Komunitas Lima Gunung Menari Soreng
"Tentunya semua seni akan kita kembangkan," katanya.
Ketua Harian Komite Seni Budaya Nusantara (KSBN) Kabupoaten Magelang Mul Budi Santoso mengatakan tari soreng merupakan latihan keprajuritan, kesenian ini sebenarnya bukan dari Magelang, tetapi dari Demak.
"Kesenian ini lebih banyak tumbuh dan berkembanmg di Kabupaten Magelang, terutama di lereng Merapi dan Merbabu, dari momentum ini kita diberi kesempatan main di Istana Negara dalam rangka 17 Agustus 2019," katanya.
Ia mengatakan sebenarnya semua kesenian digemari dan disenangi masyarakat Kabupaten Magelang, tetapi ada satu kesenian yang memang dari musiknya, gerakan-gerakannya kemudian semangat mulai dari penarinya dan sebagainya pada kesempatan ini baru kesenian soreng yang diangkat, tetapi ke depan akan diangkat semua kesenian di Kabupaten Magelang.
Baca juga: Siswa Korsel-Petani Merbabu Pentaskan Tari Soreng
Menari soreng secara kolosal tersebut diselenggarakan di Lapangan drh. Soepardi dan Jalan Soekarno-Hatta Mungkid, Kabupaten Magelang, Senin.
Senior Manajer Muri Sri Wudayati mengatakan dalam kegiatan ini Muri mencatat dua rekor sekaligus, yakni pembacaan ikrar Sumpah Pemuda dengan peserta penari terbanyak, yakni 12.276 pemari dan pergelaran tari soreng dengan jumlah penari terbanyak 12.276 penari.
Baca juga: Penari Soreng di Kabupaten Magelang bakal pecahkan rekor Muri
"Kegiatan ini resmi kami catat sebagai rekor Muri dengan nomor urut 9.263 dan 9.264 kami anugerahkan penghargaannya kepada Pemkab Magelang dan kepada Bupati Magelang Zaenal Arifin dan Wakil Bupati Magelang Edi Tjahyana selaku pemrakarsa," katanya.
Bupati Magelang Zaenal Arifin mengatakan pergelaran tari soreng kolosal ini selain untuk melestarikan budaya juga untuk menggelorakan semangat persatuan dan kesatuan dalam menjaga dan mengelola Negara Kesatiuan Republik Indonesia.
"Kita berdayakan seluruh potensi di Kabupaten Magelang termasuk seni soreng ini. Jadi dengan seluruh potensi yang ada maka kami mengajak seluruh elemen yang ada di Kabupaten Magelang, mari kita bergerak ke arah yang lebih positif dengan bidangnya masing-masing," katanya.
Ia menuturkan dipilih tari soreng dalam kegiatan ini, kebetulan tari soreng ini pernah tampil di Istana Negara pada perayaan 17 Agustus 2019, dengan momentum itu dicoba untuk menggali, mengeksplor seni soreng ini secara lebih dalam lagi dan tentunya juga akan mengangkat seni-seni yang lain, tetapi kebetulan saat ini seni soreng dikembangkan lebih dulu.
Baca juga: Mahasiswa Australia-Komunitas Lima Gunung Menari Soreng
"Tentunya semua seni akan kita kembangkan," katanya.
Ketua Harian Komite Seni Budaya Nusantara (KSBN) Kabupoaten Magelang Mul Budi Santoso mengatakan tari soreng merupakan latihan keprajuritan, kesenian ini sebenarnya bukan dari Magelang, tetapi dari Demak.
"Kesenian ini lebih banyak tumbuh dan berkembanmg di Kabupaten Magelang, terutama di lereng Merapi dan Merbabu, dari momentum ini kita diberi kesempatan main di Istana Negara dalam rangka 17 Agustus 2019," katanya.
Ia mengatakan sebenarnya semua kesenian digemari dan disenangi masyarakat Kabupaten Magelang, tetapi ada satu kesenian yang memang dari musiknya, gerakan-gerakannya kemudian semangat mulai dari penarinya dan sebagainya pada kesempatan ini baru kesenian soreng yang diangkat, tetapi ke depan akan diangkat semua kesenian di Kabupaten Magelang.
Baca juga: Siswa Korsel-Petani Merbabu Pentaskan Tari Soreng