Magelang (ANTARA) - Keseriusan Pemkot Magelang dalam mengatasi kawasan kumuh melalui inovasi Program Kampung Tematik Terpadu dan Hijau (Teduh) diganjar penghargaan sebagai juara kedua Lomba Habitat 2019 tingkat Provinsi Jawa Tengah. 

Kepala Dinas Perumahan dan Kawasan Pemukiman Kota Magelang Handini Rahayu melalui keterangan tertulis Humas Pemkot Magelang di Magelang, Senin, mengatakan kota itu juara kedua setelah Kota Surakarta sebagai juara pertama, sedangkan juara ketiga Kabupaten Pekalongan.

Ia menyatakan bersyukur atas apresiasi tinggi dari pemerintah provinsi itu. Prestasi tersebut dapat diraih berkat usaha dan perjuangan semua elemen, baik organisasi perangkat daerah (OPD) terkait maupun masyarakat.

“Ini bentuk kolaborasi yang harmonis. Saya harap, bentuk kolaborasi pemerintah beserta semua komponen masyarakat ini dapat diterapkan di kawasan-kawasan lain, khususnya dalam rangka penataan dan peningkatan kualitas permukiman di Kota Magelang,” katanya.

Baca juga: Kampung teduh Magelang wujudkan kawasan bersih

Dini, sapaan akrab Handini Rahayu, menyebutkan atas prestasi itu, Pemkot Magelang akan mendapatkan hadiah berupa program pembangunan infrastruktur senilai Rp 750 juta, sedangkan pelaksanaannya pada 2020 melalui anggaran Pemerintah Provinsi Jawa Tengah.

“Nanti, infrastruktur yang dibangun sesuai dengan rencana yang tertuang dalam proposal. Tentu ini makin membuat kita terpacu untuk menuntaskan kawasan kumuh hingga nol persen,” katanya.

Pada September lalu, inovasi Kampung Teduh yang digagas Pemkot Magelang masuk nomine Lomba Hari Habitat 2019 tingkat Jawa Tengah. Kelurahan Panjang menjadi proyek percontohan program itu dan sudah dinilai oleh tim penilai.

Wakil Wali Kota Magelang Windarti Agustina saat menerima kedatangan tim penilai lomba itu, mengaku optimistis Kampung Bogeman Wetan, Kelurahan Panjang dapat memberikan prestasi terbaiknya.

Kemandirian dan penerapan pola hidup bersih dan sehat (PHBS) masyarakat serta sentuhan pemkot dalam menata kawasan pemukiman itu, kata dia, sudah baik.

“Mengubah perilaku masyarakat untuk bersama-sama menjaga kebersihan lingkungannya adalah hasil sinergi masyarakat dengan pemerintah, termasuk dengan camat dan lurah, OPD, dan 'stakeholders' (pemangku kepentingan) terkait. Saya harap kampung ini menjadi barometer dan motivasi bagi kelurahan lain dalam menata masalah pemukiman,” katanya. (hms).

Baca juga: Disperkim Kota Magelang fokus penanganan kawasan kumuh empat kelurahan
Baca juga: Pemkot Magelang terus atasi kawasan kumuh
Baca juga: Kota Magelang Hadapi Tantangan Kawasan Kumuh
 

Pewarta : Hari
Editor : Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2024