Solo (ANTARA) - Lomba membatik bertajuk "Ndalem Gondosuli Batik Week 2" 2019 tingkat TK hingga SMA, dan mahasiswa/umum siap digelar pada tanggal 28-29 September mendatang di Kampung Batik Laweyan Solo.
Kegiatan yang digelar Perusahaan Ndalem Gondosuli Batik Gallery dan Education itu, menurut Ketua Panitia Penyelenggara, M. Rudyanto, di Laweyan, Solo, Jawa Tengah, Kamis, dikemas sebagai wujud kepedulian terhadap batik sekaligus dalam rangka peringatan 10 tahun batik yang ditetapkan oleh UNESCO, sebagai warisan dunia dari Bangsa Indonesia.
Menurut dia, lomba membatik yang merupakan agenda tahunan tersebut bakal diikuti sebanyak 483 peserta, terdiri atas 200 peserta tingkat TK, 200 peserta tingkat SD, 100 peserta tingkat SMP, 33 kelompok SMA, dan 50 peserta mahasiswa/umum.
"Kami menyelenggarakan lagi setelah sukses tahun 2018. Panitia pada tahun ke-2 ini mengemas tema The Culture for Future atau budaya untuk masa depan," katanya.
Baca juga: Paus Fransiskus dihadiahi batik truntum oleh Ketua Ansor Jateng
Hal tersebut, kata dia, menjadi langkah mewujudkan peran melestarikan budaya batik serta mengembangkan potensi bagi generasi muda dalam bentuk kegiatan membatik.
"Kami berharap dengan kegiatan ini, para peserta mampu menunjukkan kreativitas, dan mengembangkan potensi diri dalam bidang batik, serta berperan aktif dalam pelestarian kebudayaan khususnya batik," katanya.
Ndalem Gondosuli sebagai rumah galeri dan edukasi batik di Kampung Laweyan Soloi, kata dia, kegiatannya diawali dengan rangkaian pra event membatik di Solo Car Free Day dan mal seperti lokakarya dan pendidikan batik, batik performing art, pendafataran lomba, dan program dari mitra sponsor.
Ketua panitia pelaksana lomba Rajid Budiarto mengatakan pada lomba membatik untuk tingkat SMA dan mahasiswa/umum rancangan atau motifnya bebas, tetapi tidak meninggalkan corak lama.
Peserta diberi durasi waktu lima jam mulai dari menggambar pola dalam kertas kemudian diwujudkan membatik di atas kain ukuran 30 X 115 centimeter.
Lomba untuk tingkat TK dan SD durasi waktu 120 menit dengan memberikan warna yang sudah bermotif, sedangkan tingkat SMP mulai dari rancangan, proses mencanting atau memberikan batik hingga pewarnaan.
Pihaknya berharap dengan kegiatan tersebut menjadi wadah menuangkan kreativitas dan berkompetisi bagi para peserta di tengah berkurangnya minat generasi muda terhadap kebuyadaan batik.
Ndalem Gondosuli berkomitmen menjadi sarana edukasi dalam batik yang dapat dikemas menyenangkan baik bagi siswa sekolah, perusahaanmaupun instansi.
Baca juga: Warganet tertarik jersey sepeda bermotif batik dan beskap ala Ganjar
Baca juga: Limbah produksi batik Pekalongan dilarang dibuang ke sungai
Baca juga: Kota Pekalongan gelar lomba vlog dan membatik
Kegiatan yang digelar Perusahaan Ndalem Gondosuli Batik Gallery dan Education itu, menurut Ketua Panitia Penyelenggara, M. Rudyanto, di Laweyan, Solo, Jawa Tengah, Kamis, dikemas sebagai wujud kepedulian terhadap batik sekaligus dalam rangka peringatan 10 tahun batik yang ditetapkan oleh UNESCO, sebagai warisan dunia dari Bangsa Indonesia.
Menurut dia, lomba membatik yang merupakan agenda tahunan tersebut bakal diikuti sebanyak 483 peserta, terdiri atas 200 peserta tingkat TK, 200 peserta tingkat SD, 100 peserta tingkat SMP, 33 kelompok SMA, dan 50 peserta mahasiswa/umum.
"Kami menyelenggarakan lagi setelah sukses tahun 2018. Panitia pada tahun ke-2 ini mengemas tema The Culture for Future atau budaya untuk masa depan," katanya.
Baca juga: Paus Fransiskus dihadiahi batik truntum oleh Ketua Ansor Jateng
Hal tersebut, kata dia, menjadi langkah mewujudkan peran melestarikan budaya batik serta mengembangkan potensi bagi generasi muda dalam bentuk kegiatan membatik.
"Kami berharap dengan kegiatan ini, para peserta mampu menunjukkan kreativitas, dan mengembangkan potensi diri dalam bidang batik, serta berperan aktif dalam pelestarian kebudayaan khususnya batik," katanya.
Ndalem Gondosuli sebagai rumah galeri dan edukasi batik di Kampung Laweyan Soloi, kata dia, kegiatannya diawali dengan rangkaian pra event membatik di Solo Car Free Day dan mal seperti lokakarya dan pendidikan batik, batik performing art, pendafataran lomba, dan program dari mitra sponsor.
Ketua panitia pelaksana lomba Rajid Budiarto mengatakan pada lomba membatik untuk tingkat SMA dan mahasiswa/umum rancangan atau motifnya bebas, tetapi tidak meninggalkan corak lama.
Peserta diberi durasi waktu lima jam mulai dari menggambar pola dalam kertas kemudian diwujudkan membatik di atas kain ukuran 30 X 115 centimeter.
Lomba untuk tingkat TK dan SD durasi waktu 120 menit dengan memberikan warna yang sudah bermotif, sedangkan tingkat SMP mulai dari rancangan, proses mencanting atau memberikan batik hingga pewarnaan.
Pihaknya berharap dengan kegiatan tersebut menjadi wadah menuangkan kreativitas dan berkompetisi bagi para peserta di tengah berkurangnya minat generasi muda terhadap kebuyadaan batik.
Ndalem Gondosuli berkomitmen menjadi sarana edukasi dalam batik yang dapat dikemas menyenangkan baik bagi siswa sekolah, perusahaanmaupun instansi.
Baca juga: Warganet tertarik jersey sepeda bermotif batik dan beskap ala Ganjar
Baca juga: Limbah produksi batik Pekalongan dilarang dibuang ke sungai
Baca juga: Kota Pekalongan gelar lomba vlog dan membatik