Magelang (ANTARA) - Para siswa Sekolah Luar Biasa (SLB) Kota Magelang, Jawa Tengah, mengunjungi Perpustakaan Kota Magelang dalam kegiatan wisata edukasi dengan memanfaatkan sarana dan prasarana khusus bagi kalangan penyandang disabilitas yang disiapkan instansi itu.
"Kami sediakan komputer yang dikhususkan untuk teman-teman disabilitas, seperti tunanetra, tunarungu, dan tunawicara. Kita juga sediakan huruf braille khusus di ruang baca komputer," kata Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Pemerintah Kota Magelang Isa Ashari melalui keterangan tertulis Humas Pemkot Magelang, di Magelang, Rabu.
Pihaknya senantiasa memberikan tambahan sarana dan prasarana literasi, serta kenyamanan pengunjung, termasuk untuk mereka yang berkebutuhan khusus.
Melalui guru pembimbingnya, sekitar 15 anak berkebutuhan khusus, tuna rungu dari SLB itu, melakukan wisata edukasi di Perpustakaan Kota Magelang di Jalan Kartini Kecamatan Magelang Tengah, Kota Magelang.
"Pustakawan kami menjelaskan kepada guru pembimbingnya, lalu diteruskan oleh guru pembimbing itu dengan bahasa isyarat kepada siswa untuk mempelajari aneka layanan yang disediakan," katanya.
Baca juga: Ganjar kenakan batik karya SLB Pemalang dukung anak berkebutuhan khusus
Selain siswa SLB, kata pustakawan Perpustakaan Kota Magelang Mungki Mulianti, pihaknya juga mendapat kunjungan ratusan siswa Madrasah Ibtidaiah Muhammadiyah Terpadu Harapan.
"Bikin terkagum sebenarnya, terutama anak-anak SLB yang ternyata mereka sangat antusias mendengarkan penjelasan dari pustakawan yang diteruskan guru pembimbing mereka. Bahkan, sesekali mereka mencatat dan tak segan bertanya maupun diskusi," ujarnya.
Ia mengatakan tanggapan yang baik dari siswa SLB itu, tidak lepas dari peranan Perpustakaan Kota Magelang.
Perpustakaan Kota Magelang, kata dia, terus melakukan inovasi dan menerapkan gagasan baru untuk peningkatan layanan kepada masyarakat agar terjadi peningkatan kunjungan dari berbagai kalangan.
Pihaknya tak hanya menyediakan sumber-sumber ilmu pengetahuan dan literasi.
"Tapi juga menerapkan teknologi, toleransi, interaksi, komunikasi, dan lainnya. Perpustakaan menjadi media pembelajaran di dunia nyata, termasuk menjadi perpustakaan yang ramah bagi penyandang kebutuhan khusus," demikian Mungki Mulianti. (hms).
Baca juga: Batik karya siswa SLB Ungaran diminati sukarelawan mancanegara
"Kami sediakan komputer yang dikhususkan untuk teman-teman disabilitas, seperti tunanetra, tunarungu, dan tunawicara. Kita juga sediakan huruf braille khusus di ruang baca komputer," kata Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Pemerintah Kota Magelang Isa Ashari melalui keterangan tertulis Humas Pemkot Magelang, di Magelang, Rabu.
Pihaknya senantiasa memberikan tambahan sarana dan prasarana literasi, serta kenyamanan pengunjung, termasuk untuk mereka yang berkebutuhan khusus.
Melalui guru pembimbingnya, sekitar 15 anak berkebutuhan khusus, tuna rungu dari SLB itu, melakukan wisata edukasi di Perpustakaan Kota Magelang di Jalan Kartini Kecamatan Magelang Tengah, Kota Magelang.
"Pustakawan kami menjelaskan kepada guru pembimbingnya, lalu diteruskan oleh guru pembimbing itu dengan bahasa isyarat kepada siswa untuk mempelajari aneka layanan yang disediakan," katanya.
Baca juga: Ganjar kenakan batik karya SLB Pemalang dukung anak berkebutuhan khusus
Selain siswa SLB, kata pustakawan Perpustakaan Kota Magelang Mungki Mulianti, pihaknya juga mendapat kunjungan ratusan siswa Madrasah Ibtidaiah Muhammadiyah Terpadu Harapan.
"Bikin terkagum sebenarnya, terutama anak-anak SLB yang ternyata mereka sangat antusias mendengarkan penjelasan dari pustakawan yang diteruskan guru pembimbing mereka. Bahkan, sesekali mereka mencatat dan tak segan bertanya maupun diskusi," ujarnya.
Ia mengatakan tanggapan yang baik dari siswa SLB itu, tidak lepas dari peranan Perpustakaan Kota Magelang.
Perpustakaan Kota Magelang, kata dia, terus melakukan inovasi dan menerapkan gagasan baru untuk peningkatan layanan kepada masyarakat agar terjadi peningkatan kunjungan dari berbagai kalangan.
Pihaknya tak hanya menyediakan sumber-sumber ilmu pengetahuan dan literasi.
"Tapi juga menerapkan teknologi, toleransi, interaksi, komunikasi, dan lainnya. Perpustakaan menjadi media pembelajaran di dunia nyata, termasuk menjadi perpustakaan yang ramah bagi penyandang kebutuhan khusus," demikian Mungki Mulianti. (hms).
Baca juga: Batik karya siswa SLB Ungaran diminati sukarelawan mancanegara