Batang (ANTARA) - Dewan Pimpinan Cabang Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Kabupaten Batang, Jawa Tengah, mengingatkan pada para nelayan tidak terprovokasi masalah proyek pembangunan pembangkit listrik tenaga uap di wilayah ini.

Ketua HNSI Kabupaten Batang Teguh Tarmujo di Batang, Rabu mengatakan bahwa untuk mengantisipasi provokasi, HNSI bersama PT Bhimasena Power Indonesia (BPI) selaku pengembang pembangunan PLTU melakukan kunjungan ke lokasi proyek ketenagalistrikan terbesar di Asia Tenggara itu.

"Selain mendapatkan informasi dan dialog langsung dengan para ahlinya, para nelayan dan pengurus HNSI bisa berkeliling melihat langsung proses pembangunannya. Ini merupakan bekal pengetahuan bagi para nelayan dan pengurus HNSI agar tidak lagi tersesat dengan informasi yang tidak bisa dipertanggungjawabkan," katanya

Ia berharap kegiatan yang dikemas dalam tanggung jawab perusahaan ini dapat menambah pengetahuan dan menepis informasi yang tidak akurat tentang PLTU berkapasitas 2 x 1.000 megawatt itu.

Kedatangan para nelayan dan pengurus HNSI ke lokasi pembangunan PLTU, kata dia, sebagai bentuk kepedulian dan keterbukaan terkait informasi yang sebenarnya karena selama ini masih ada masyarakat yang menerima kesimpangsiuaran informasi pembangunan PLTU.

Penasehat DPC HNSI Kabupaten Batang Karbukti mengatakan para nelayan maupun dari PT BPI perlu saling membuka diri untuk berkomunikasi karena pada prinsipnya keberadaan PLTU sudah menjadi tetangga para nelayan.

Baca juga: Polisi selidiki kematian pekerja PLTU Batang

"Kami berharap ada saling mengerti keberadaan masing masing, baik nelayan maupun dari PT BPI. Semuanya akan berjalan berdampingan dengan baik ketika semuanya saling terbuka untuk berkomunikasi dan duduk bersama," katanya.

General Manager External Relation PT BPI Ary Wibowo mengatakan kunjungan pengurus HNSI dan para nelayan ke lokasi PLTU ini dapat diinformasikan pada nelayan lain yang tidak sempat kegiatan tersebut.

"Semoga apa yang telah diinformasikan kepada para nelayan dan pengurus HNSI bisa disampaikan pula pada nelayan lain," katanya.

Baca juga: Ahli Jepang kenalkan budaya pada warga terdampak PLTU
 

Pewarta : Kutnadi
Editor : Nur Istibsaroh
Copyright © ANTARA 2024