Tegal (ANTARA) - Doktor Dewi Aryani, M.Si. yang terpilih kembali sebagai anggota DPR RI dari PDI Perjuangan menyampaikan lima pesan kepada alumni Universitas Pancasakti (UPS) Tegal dalam orasi ilmiahnya.

Sebelum menyampaikan pesannya dalam berbahasa Inggris di hadapan wisudawan Program Pascasarjana UPS Tegal, Kamis, anggota Fraksi PDI Perjuangan DPR RI periode 2014 s.d. 2019 ini memaparkan mengenai Society 5.0.

Dewi Aryani menegaskan bahwa Masyarakat 5.0 adalah era baru dalam kehidupan sosial yang telah terintegrasi dengan sistem teknologi, seperti IoT (internet of things) dan artificial intelligence (AI) atau intelegensi artifisial yang dapat memproses data besar dan menganalisis data tersebut.

Sebelum Masyarakat 5.0, lanjut Dewi, ada versi sebelumnya, yaitu Masyarakat 1.0 (masyarakat berburu), Masyarakat 2.0 (masyarakat pertanian), Masyarakat 3.0 (masyarakat industri), dan Masyarakat 4.0 (masyarakat informasi).

Dewi menjelaskan bahwa pada Masyarakat 5.0 teknologi AI dan IoT berfungsi sebagai pemrosesan data dan analisis data yang bersumber dari manusia sendiri melalui sensor fisik atau dalam bentuk data pada manusia itu sendiri. Setelah itu, mengumpan balik data yang telah diproses oleh AI dan IoT kembali ke manusia dengan berbagai bentuk fisik.

Dalam orasi ilmiah berjudul "Penguatan Budaya Regiosentrik sebagai Pertahanan Bangsa Menuju Kehidupan Masyarakat 5.0", Dewi mencontohkan konsep Society 5.0 dalam berbagai aspek kehidupan. Misalnya, Masyarakat 5.0 tentang kesehatan medis (perawatan medis).

Di sektor kesehatan, teknologi AI membuatnya sangat mudah bagi masyarakat untuk mendapatkan informasi kesehatan tentang diri sendiri atau keluarga. Misalnya, dengan perangkat elektronik yang dapat memberikan informasi tentang detak jantung atau tekanan darah.

Sistem AI, lanjut dia, dapat memberikan informasi jika kesehatan dalam kondisi tidak normal. Dengan AI, setiap orang dapat menganalisis diri sendiri atau menyampaikan masalah kesehatannya kepada dokter pribadi secara langsung.

"Bahkan, dia memberikan saran kepada Anda, seperti obat apa yang harus Anda ambil, sarapan yang baik untuk Anda, atau merekomendasikan Anda berolahraga setiap akhir pekan," katanya.

Baca juga: Meningkat, keterwakilan perempuan kader PDIP di parlemen diperkirakan 20 persen

Baca juga: Dewi Aryani: Kegiatan dewan dan kampanye berbeda

Peran Almuni UPS

Pada kesempatan itu, wakil rakyat asal Daerah Pemilihan Jawa Tengah IX (Brebes, Tegal, dan Kota Tegal) berharap alumni UPS Tegal berperan dalam pembangunan nasional dan regional. Setidaknya, ada lima peran penting yang mereka jalankan, yaitu sebagai penggerak, katalisator, motivator, inovator, dan evaluator pembangunan.  

Karena alumni UPS intelektual muda, mereka akan selalu memiliki kemauan dan kemampuan. Ketika kemauan dan kemampuan disatukan, alumni menjadi penggerak pembangunan.

Menurut Dewi, perencanaan dan implementasi pembangunan terkadang masih ada celah (jarak). Kesenjangan ini dapat terjadi dalam bentuk ketidakcocokan antara perencanaan dan implementasi, juga bisa dalam bentuk lamanya waktu antara perencanaan dan implementasi.

Dalam konteks kesenjangan seperti ini, menurut Dewi, alumni UPS Tegal dengan semangat yang selalu kreatif dan inovatif dapat memosisikan dirinya sebagai katalis antara perencanaan dan kesesuaian implementasi dan ketepatan waktu antara perencanaan dan implementasi.

Ia menegaskan bahwa pembangunan adalah tanggung jawab semua elemen masyarakat, atau tidak boleh memaksakan implementasi pembangunan hanya pada pemerintah. Dalam konteks ini, alumni UPS Tegal harus menggambarkan diri mereka sebagai motivator bagi semua elemen masyarakat agar mau bekerja sama untuk melaksanakan pembangunan.

Wakil rakyat itu berharap alumni UPS Tegal memiliki karakteristik selalu berpikir rasional dan ideal yang akhirnya melahirkan semangat inovasi juga harus menembus ke sektor implementasi pembangunan.

"Alumni UPS dengan jiwa yang tidak pernah puas dengan satu kesuksesan akan selalu mencari yang kedua, ketiga, dan seterusnya," katanya.

Alumni UPS dengan semangat inovasi tidak akan merasa puas dan tetap diam dengan sistem yang telah mencapai tingkat keberhasilan 100 persen. Akan tetapi, mereka akan selalu berimprovisasi untuk menemukan sistem yang dapat memberikan keberhasilan hingga 1.000 persen.

Kemajuan pembangunan yang dilakukan oleh semua pihak, kata Dewi lagi, tentunya tidak dapat dipisahkan dari kontrol intelektual muda, termasuk alumni UPS Tegal yang lebih mampu mengetahui indikator penyimpangan, penyimpangan, kegagalan, dan manipulasi lain dalam kegiatan pembangunan.

Dewi menekankan bahwa bentuk kontrol sebagai bagian dari bentuk evaluasi harus dilakukan secara efektif, efisien dan tidak berdampak negatif pada laju pembangunan.

"Audiensi dan dialog adalah alternatif yang dapat dipilih oleh alumni UPS dalam mempresentasikan hasil evaluasi pembangunan," ucapnya.

Dewi berpendapat bahwa lima peran alumni akan efektif dan efektif dalam pembangunan ketika ada komitmen dan konsistensi mereka untuk selalu melakukan perubahan dan peningkatan kesejahteraan masyarakat.

Mereka tidak terjebak dalam ranah pragmatisme yang membatasi idealisme dan rasionalisme, tidak memprioritaskan kepentingan pribadi atau kelompok, juga tidak menjadi alat politik suatu kelompok.

"Hal ini perlu ditekankan mengingat praktik un-idealism dan makin banyak ketidakkonsistenan muncul," pungkas Dr. Dewi Aryani, M.Si.

Pewarta : Kliwon
Editor : D.Dj. Kliwantoro
Copyright © ANTARA 2024